Rumah tipe seratus dengan konsep klasik itu tampak lengang. Tampak seorang tukang kebun menyiram tanaman di sekelilingnya. Ada juga seorang asisten rumah tangga yang menyapu halaman. Semua sedang sibuk karena ini masih pagi. Sementara itu, di dalam ruang make up, Wanita berambut panjang bergelombang menatap dirinya di depan cermin. Asistennya memoleskan lipstik sebagai sentuhan terakhir. Monnie, wanita tiga puluh tiga tahun itu tersenyum puas.
"Terima kasih, Bi."
"Sama-sama, say."
Pria yang memiliki hormon wanita berlebih itu menatap Monnie."Rasanya, kamu itu bisa jadi artis deh. Cantik banget loh."
Monnie tersenyum. Pujian itu sudah biasa ia terima. Ia akui wajahnya sekarang cantik dan sempurna sebagai wanita. Tetapi, ini adalah hasil operasi plastik karena wajahnya rusak, lima tahun lalu. Monnie tetap merindukan wajahnya yang dulu, merindukan segalanya.
"Udah, nggak usah langsung ingat masa lalu." Pria yang bernama Bibi itu mencolek pundak Monnie.
"Itu sangat menyakitkan, Bi. Aku sangat merindukan Ilona." Ilona Cassandra, nama yang ia miliki. Namun, semua orang menganggap dirinya sudah tewas.
"Bukankah dia sudah mati bersama kenangan? Yang ada di hadapanku sekarang adalah Monica." Bibi, sebagai saksi hidup apa yang terjadi pada Ilona, tidak akan membiarkan wanita itu sedih lagi.
Monnie tersenyum kecut."Ya. Kudengar~namanya melambung dengan karyaku." Monnie baru kembali ke Kota ini lagi sebulan lalu. Lalu, ia pernah melihat Wyne tampak sangat bahagia dengan ketenaran, kekayaan, dan kebahagiaannya dengan suami yang tampan dan kaya raya.
"Ya, baru-baru ini dia melaunching karya terbarunya. Lalu, ada yang bertanya mengenai Buku ketiga setelah Luciform. Kudengar, dia tidak bisa menjawab." Bibi tertawa cantik. Rasanya sangat puas mendengar wanita itu gelagapan saat menjawab pertanyaan penggemar.
"Tentu saja dia bingung, dia bahkan tidak tahu kalau itu adalah Trilogi." Monnie kembali mengingat pembicaraannya dengan Wyne beberapa tahun silam. Ketika ia memberi tahu Monnie perihal karyanya yang akan ia tulis. Tapi, ia tidak menyangka kalau Wyne akan merebut dan menggunakan cara yang kotor. Pertemanan yang begitu erat membuat Monnie kehilangan segalanya. Padahal mereka berjanji akan bersama-sama menggapai impian mereka sebagai Penulis terkenal.
"Kamu udah berniat balas dendam?" Bibi menatap air muka Monnie yang tampak dingin.
Monnie merapikan rambutnya."Tentu saja. Aku tidak akan diam begitu saja setelah apa yang dia lakukan. Dia benar-benar iblis. Mengenyahkan keluargaku."
"Hewan bahkan jauh lebih terhormat dibandingkan wanita itu,"geram Bibi.
"Dia harus mempertanggung jawabkan semuanya." Monnie memegang rambutnya yangs udah rapi,"aku tidak akan membalas jika dia hanya menyakitiku. Tapi, dia sudah merenggut nyawa keluargaku. Aku tidak akan pernah hidup tenang jika belum membalasnya."
Bibi mengangguk setuju."Balas dendam, tanpa harus menyentuhnya."
"Itu sudah pasti. Itu tujuanku kembali."
Bibi mengangguk lagi,lalu, ponselnya berbunyi karena ada email yang masuk. Pria itu terdiam sejenak, membacanya dengan teliti."Mon~"
"Kenapa?" Monnie menoleh.
Bibi cepat-cepat memperlihatkan isi emailnya."Tawaran kerja sama dengan Penerbit Xinerva."
Sebelah alis Monnie terangkat."Tawaran kerja sama seperti apa? Itu penerbitan milik Wyne, kan?"
"Iya. Mereka meminta kita datang ke kantor mereka. Di sana akan dijelaskan bentuk kerja samanya. Mereka hanya mengundang orang-oeang terpilih saja." Bibi menjelaskan dengan detail sesuai dengan isi undangan email.
Monnie berpikir sejenak,"aku penasaran denga kerjasama apa yang akan mereka tawarkan."
"Kau bisa bekerja di Penerbit itu sebagai penulis. Saat ini kau adalah Penulis nomor satu di Platform Mahakarya. Mereka pasti langsung menerimamu. Penjualan bukumu akan melebihi penjualan buku karya Wyne. Itu sudah pasti,"kata Bibi.
"Selain itu yang terpenting adalah, aku bisa bertemu dengan Wyne, bukan?" Monnie tertawa. Ia tak sabar bisa melihat wajah wanita itu lagi.
"Tentu saja. Aku akan membalas email ini dan mengatakan bahwa kau akan datang?" Bibi akan membalas email dengan senang hati.
Monnie menopang dagunya."Menarik sekali. Aku penasaran dengan tujuan dan maksud dia mengundangku. Kalau begitu, katakan aku akan datang. Suatu kehormatan bukan, kalau penulis platform sepertiku, diundang penulis terkenal."
Bibi tertawa jahat."Baiklah, nanti akan kubalas. Terlalu cepat untuk membalasnya sekarang. Aku akan membuat mereka menunggu zedikit. Oh, ya, William mengirimi uang lagi." Bibi baru saja menerima pemberitahuan ada uang yang masuk ke rekening pribadi Monnie.
Monnie memutar bola matanya."Apa dia tidak bisa melihat wanita lain? Berapa jumlah uang yang ia habiskan untukku?"
Bibi terkekeh."Ya dia hanya melihatmu. Kaulah satu-satunya wanita di dunia ini."
Monnie menghela napas berat."Apa dia tidak tahu kalau aku akan melakukan kejahatan setelah ini. Lalu, mungkin dia akan membenciku."
"Dia sudah tahu rencanamu. Tapi, dia tidak peduli. " Bibi mengendikkan bahunya. Ia justru tidak habis pikir dengan cara berpikir Monnie. Harusnya wanita itu menikah saja dengan Willy dan melupakan masa lalunya. Bukan kembali ke Kota ini dan melawan Wyne.
"Kita lihat saja nanti. Jika permainan ini berakhir, lalu dia masih mencintaiku. Aku akan menerimanya." Monnie memakai anting, kemudian bangkit."Ayo kita jalan."
Bibi mengambil tas Monnie,lalu mengikuti Bosnya itu.
💌
![](https://img.wattpad.com/cover/262280691-288-k384186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MUST BE A HAPPY ENDING
Roman d'amour⚠️ 21+ Cerita berisi banyak adegan yang membuat tidak nyaman. Bagi, Wyne Xynerva, ada dua cara untuk mendapat posisi tertinggi. Pertama, bekerja keras. Kedua, dengan menjatuhkan pesaingnya. Obsesinya membuat ia memilih jalan kedua. Ia menyingkirkan...