Satu

6.6K 372 31
                                    

Sudah terbit di karyakarsa dan google play book

Link cek di profile

🥰

Ballroom itu begitu ramai. Antrean begitu panjang demi mendapatkan tanda tangan seorang Wyne Xynerva, Penulis yang sedang naik daun. Dua novelnya yang berjudul Blueth dan Luciform mampu menarik para pembaca. Empat tahun belakangan penggemarnya terus meningkat. Dua karyanya itu terus dicetak ulang dan tersebar di seluruh toko buku di Indonesia.

Wyne tersenyum ramah pada setiap penggemarnya yang minta foto dan tanda tangan. Parasnya cantik dan memiliki postur tubuh yang ideal. Ia begitu dicintai banyak orang. Wyne juga punya suami yang sangat ia cintai dan mencintainya. Seorang Pengusaha Batu Bara bernama Hideki Yogaswara. Hidup Wyne sangat sempurna. Ia sudah memenuhi obsesinya sebagai Penulis Best Seller.

"Hai,Kak Wyne~" Seorang wanita dewasa tiba di hadapan Wyne. Ia menyerahkan Buku Luciform untuk ditanda tangani Wyne.

"Hai~" wyne segera membubuhkan coretan tangannya yang sangat berharga itu."Siapa nama kamu?"

"Chery. Oh, ya  kapan Luciform di lanjutkan?"

"Ya?" Gerakan Wyne terhenti lalu menatap Chery serius.

"Di dalam Luciform, dikatakan kalau Ethan akan membebaskan saudaranya yang disekap sang Paman, ketika ia berhasil menikah dengan Lucy. Lalu, ending Luciform sampai pada pernikahan keduanya. Lalu, pada bagian epilog, Ethan masih memikirkan saudaranya itu dan akan segera menyelamatkannya. Bukan kah itu bersambung?"

"Tentu saja ada lanjutannya. Bukankah di Buku Blueth Kak Wyne juga sudah mengatakan kalau ini adalah Trilogi?"sahut orang di belakang Chery.

"Iya, kah? Aku nggak baca detail." Chery merasa dirinya sudah melewatkan sesuatu."Ah, maafkan aku kalau begitu, Kak Wyne. Aku sangat suka dengan karya-karya Kakak. Aku sangat menantikan buku ketiganya."

Wyne gelagapan."Ah~itu~" Wyne menelan salivanya."Aku sedang mengerjakannya. Ya, butuh waktu yang tidak singkat. Karena aku harus melakukan riset yang panjang."

"Wah, senangnya. Semoga segera rampung. Kami menunggu dengan sabar. Terima kasih."

Wyne termenung setelah Chery berlalu. Tiba-tiba saja ia merasa lelah. Tapi, antrean masih panjang. Ia tidak boleh mengabaikan mereka yang sudah menanti dengan sabar. Wanita itu melaksanakan tugasnya sampai antrean habis.

Setelah selesai, Wyne langsung kembali ke kamarnya. Bukannya senang setelah peluncuran buku barunya. Wanita itu justru dirundung keresahan. Pintu kamar terbuka, Hide, sang suami datang membawa bucket bunga mawar merah. Seperti biasa, pria itu datang dengan tatapan penuh cinta.

Kekesalan Wyne hilang seketika. Ia menyambut sang suami, memeluk dan menciumnya mesra."Aku pikir kamu tidak datang."

"Bagaimana aku tidak datang, jika istriku baru saja launching karya terbarunya." Hide mengecup bibir Wyne."Bagaimana acara hari ini? Kamu capek?"

"Lumayan. Ayo duduk." Wyne membawa suaminya duduk."Bagaimana rapat kamu hari ini?"

"Berjalan dengan lancar. Ini semua karena doa istriku tersayang." Hide menyentuh pipi sang istri.

Wajah Wyne merona. Suaminya tidak pernah berhenti memberikan pujian. Perlakuan menyenangkan itu ia terima sejak awal menikah tiga tahun lalu. Semakin hari,hubungan ini semakin mesra. Belum adanya anak di antara mereka tidak mempengaruhi apa pun. Wyne dan Hide saling mencintai. Keduanya adalah pasangan yang selalu mesra dan romantis.

"Tapi, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu? Kamu terlihat sedang berpikir keras, sayang?"

Wyne mengangguk."Sebenarnya hari ini sangat lancar. Aku bahagia."

MUST BE A HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang