Part 16

623 89 16
                                    

Sudah update sampai part 23 di karyakarsa.

💜

Hide benar-benar membantu Monnie berjalan. Monnie memastikan tidak ada siapa pun yang melihat ia dan Hide berdua. Monnie dan Hide sampai di kamar Monnie. Wanita itu duduk di ranjang dan tersenyum."Terima kasih, Pak, maaf sudah merepotkan."

"Bagaimana pun~aku harus~menolongmu." Hide tampak bingung dengan kalimatnya sendiri. Ia melihat ke sekeliling kamar Monnie.

"Maaf sedikit berantakan,"kata Monnie.

"Kenapa lampumu begitu gelap?"

"Aku lebih suka lampu berwarna kuning. Aku juga tidak suka menyalakan lampu saat tidur,"balas Monni sembari menyilangkan kaki dan mengusap kakinya yang sakit.

Pandangan Hide kini tertuju ke luar jendela. Lalu ia terkejut bisa melihat kamarnya dengan jelas dari sini. Ia sedikit menghindar, mungkin saja Wyne ada di kamar dan bisa melihatnya.

"Di sini sangat gelap, siapa pun tidak bisa melihat orang di dalam sini."

"Tapi, aku pernah tidak sengaja melihatmu,"balas Hide sembari menutup tirai."Tapi, sungguh hanya satu kali. Sisanya~aku tidak pernah menyadari. Mungkin benar~karen itu gelap."

"Setiap malam aku ada di tepi jendela ini. Terkadang aku juga melihat Anda dan istri Anda."

"Setiap malam?"

Monnie mengangguk."Iya."

Hide menutup mulutnya."Apakah saat itu kami sedang..."

Monnie tertawa kecil."Ah, aku tidak membahas itu. Bukankah suami istri memang melakukannya. Aku sudah dewasa, itu bukanlah hal yang tabu untukku."

Hide mengusap tengkuk lehernya."Iya. Kalau begitu, aku pergi sekarang. Selamat istirahat "

Monnie berdiri ingin mengantar Hide sampai ke pintu. Ia melupakan kakinya yang sakit.

"Hati-hati kakimu!" Hide memperingatkan.

Karena terkejut, Monnie tersandung kakinya sendiri hingga kakinya sakit sungguhan. Wanita itu meringis kesakitan. Ia merutuki dirinya sendiri yang ceroboh. Kepura-puraan ini menjadi sakit sungguhan.

Hide berjongkok mengusap kaki Monnie."Sakitnya semakin parah?"

"Sakitnya sudah berpindah. Tap-tapi, ini tidak apa-apa. Terima kasih." Monnie kembali duduk di sisi ranjang dibantu oleh Hide.

Hide meniup kaki Monnie yang sakit. Wanita itu mengigit bibirnya."Itu geli~"

Hide mengusap kaki Monnie, lalu, entah kenapa usapannya menjalar hingga ke betis wanita itu. Monnie membiarkannya. Ia pura-pura meringis dan mengeluarkan sedikit rintihan yang menggoda. Usapan tangan Hide semakin jauh menjangkau area lutut dan paha.  Monnie melenguh merasakan sentuhannya. Lama kelamaan, rintihan itu berubah menjadi desahan.

Tangan Hide sudah masuk ke dalam gaun, kemudian menyentuh milik Monnie yang lembab. Miliknya menegang seketika. Pria itu berdiri menatap Monnie. Monnie membalas tatapan Hide dengan tatapan yang mengundangnya untuk masuk lebih dalam lagi. Monnie terbaring, matanya tak lepas dari lelaki itu. Bibir mereka perlahan bersentuhan, saling mengecup, lalu saling melumat.

Napas Hide memburu, ia memperdalam ciumannya. Ia menekan miliknya pada milik Monnie. Ia menurunkan gaun Monnie bagian atas dan ia bisa menikmati payudara yang sempat ia pegang tadi. Gundukan kenyal itu kini dalam genggamannya. Siapa sangka ia bisa mendapatakannya secepat ini. Dalam sekejap, cintanya pada Wyne memudar.

Monnie tidak bisa melalukan hal ini. Ia tidak bisa bergairah pada pria yang telah menyakitinya dahulu. Bahkan ia masih sangat membenci Hide. Namun, ia harus melawan perasaan itu semua agar ia berhasil menjalankan misinya. Ia berpura-pura menikmatinya dengan mengeluarkan desahan yang seksi. Meskipun tidak dapat ia pungkiri, sesekali ia dapat merasakan gairah di dalamnya. Hide menyingkap dress Monnie, kemudian menurunkan celana dalamnya. Ia memasukkan jarinya ke dalam milik Monnie. Terasa hangat.

Hide menelan ludahnya. Jantungnya berdebar kencang. Ia tidak menyangka akan melakukan ini pada wanita selain Wyne. Namun, ia tidak bisa mengabaikan pesona Monnie. Wanita itu benar-benar merasuki hati dan pikirannya. Ia benar-benar nyaman saat bicara dan bersama Monnie. Seakan-akan mereka sudah kenal begitu lama.

Monnie sedikit lemas karena cairannya telah keluar. Ia merasakan kenikmatan saat Hide memasukkan jemarinya di bawah sana. Monnie bangkit dan mendorong Hide. Ia membuka kancing kemeja lelaki itu dan menciumi dadanya.

"Oh, Monnie." Hide mendesah. Bibir lembut wanita itu menyentuh putingnya.

Monnie menyeringai, lalu membuka ikat pinggang lelaki itu. Di saat bersamaan ponsel Hide berbunyi. Pria itu ingin mengabaikannya, tapi, Monnie meraih ponsel Hide dan menjawabnya.

Pria itu terbelalak dengan apa yang Monnie  lakukan. Mau tak mau ia bicara pada Wyne. Sementara itu Monnie memperhatikannya dengan tatapan menggoda.

"Kau ada di mana? Aku mencarimu tapi tidak ada. Jadi, aku kembali ke kolam,"tanya Wyne dari sana.

"A-aku~" Hide terlihat bingung mencari jawaban."Aku keluar sebentar mencari kopi. Aku juga mencarimu tapi tidak ketemu."

"Ah, maafkan aku, sayang. Aku sangat sibuk tadi."

"Apa acaranya sudah selesai?"tanya Hide sembari melihat Monnie yang sedang menggenggam miliknya. Pria itu mengigit bibirnya karena sentuhan lembut itu.

"Sudah selesai. Tapi, aku masih ngobrol dengan beberapa temanku. Tidurlah duluan, nanti aku akan membangunkanmu,"kata Wyne dari seberang sana.

"Baik sayang. Aku tidur duluan,"balas Hide sembari menahan diri untuk tidak mendesah. Sebab saat ini Monnie tengah menghisap miliknya. Tubuhnya terasa melayang dan otaknya sudah tidak sanggup untuk berpikir bagaimana istrinya di sana.

"Bye." Wyne menutup telepon.

Hide melemparkan ponselnya ke atas ranjang dan memegang kepala Monnie. Ia meremas-remas rambut wanita itu."Oh~Monica~aku menyukainya."

Monnie mengulum milik Hide dengan erat dan berusaha mengeluarkan cairan lelaki itu dengan cepat. Dengan begitu, Hide tidak perlu memasukinya. Setidaknya apa yang terjadi malam ini sudah merasuki pikiran lelaki itu. Dan itu akan membayanginya setiap malam.

"Monnie~sudah~aku seperti ingin keluar,"kata Hide panik. Ia belum memasuki wanita itu,tapi, sudah ingin menyembur saja. Entah karena ia belum berhubungan dengan sang istri, atau karena Monnie yang sangat pintar membuatnya merasa puas.

Monnie semakin bersemangat mengulum milik Hide. Pria itu menjauh dan menggenggam miliknya sendiri, cairannya tumpah ke dalam tangannya.

Monnie mengusap bibirnya sembari tersenyum menatap Hide."Maaf, aku terlalu bersemangat."

"Tidak apa-apa."

Monnie bangkit dan mengambil tisu. Ia menghampiri Hide dan membantu membersihkan miliknya. Pria itu menatap Monnie dengan takjub.

"Sebaiknya Anda segera kembali,"kata Monnie sembati membuang tisu ke tempat sampah.

Hide memeluk Monnie dengan erat."Maafkan aku."

"Ini terjadi karena kita menginginkannya,"bisik Monnie lembut. Lantas ia merapikan dress yang ia kenakan.

"Terima kasih, Monnie."

"Segera kembali ke kamar sebelum istri Anda kembali,"kata Monnie mengingatkan.

Hide mengangguk."Aku tidak akan melupakan malam ini. Sampai ketemu lain kali." Hide mencium kening Monnie lalu pergi.

Monnie masuk ke dalam toilet, membasuh bibir dan mulutnya berkali-kali. Ia berkumur dengan obat kumur sampai merasa cukup. Setelah itu ia merendam tubuh yang disentuh Hide di dalam bathup. Wanita itu menengadah, merasa dirinya sangat kotor.

💜💜💜

MUST BE A HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang