Baca lebih cepat di karyakarsa
💜
Wyne mengambil keputusan dengan segera setelah satu jam berpikir. Ia pikir, tidak akan apa-apa ia melakukan ini, sebab, apa yang ia dapatkan lebih dari pengorbanan yang ia lakukan saat ini. Wanita itu mengambil kunci kamar yang diberikan Vinz, lalu mengemudi menuju hotel yang dimaksud.
Wanita itu masuk ke dalam lift dan menekan tombol. Ia memeriksa ponselnya, Hide mengirimnya pesan menanyakan kapan ia pulang. Wyne menyuruh suaminya itu tidur lebih dulu, ia akan segera pulang. Setelah membalas pesan, ia menonaktifkan ponselnya.
Pintu lift terbuka, ia berjalan menuju kamar dengan jantung berdebar. Ia menempekan kartu dan membuka pintu. Di sana Vinz sedang duduk meneguk segelas alkohol. Pria itu tersenyum penuh kemenangan.
"Selamat datang, Wyne~"
Wyne menelan ludahnya. Ia meletakkan tas di atas meja dan duduk di sisi ranjang. Wajahnya terlihat tegang karena ia sedang berada dalam situasi pengkhianatan terhadap suaminya.
Vinz menyesap minumannya, kemudian menghampiri Wyne."Jika kau datang, itu artinya kau setuju untuk semua yang akan terjadi, kan?"
Wyne kembali menelan ludah, tangannya mengepal. Ia harus berbesar hati melakukan ini. Hanya sebentar dan setelah itu semua akan berakhir."Hanya hari ini saja. Setelah kita berpisah, anggap tidak pernah terjadi apa pun dan kembali bekerja secara profesional."
"Aku mengerti,"balas Vinz. "Aku senang kau membuat keputusan yang benar." Vinz memainkan rambut Wyne. Ia mendekatkan wajahnya mencium aroma yang keluar dari tubuh Wyne.
Vinz menarik Wyne agar berdiri, kemudian memeluk wanita itu. Apa yang ia dambakan selama ini kini ada di depan mata. Vinz melepas pelukan, menatap Wyne dengan penuh hasrat. Ia mengegecup bibir Wyne kemudian melumatnya.
Awalnya Wyne hanya terdiam karena ia merasa terpaksa melakukan ini. Namun, ciuman Vinz sangat lembut dan membuatnya terbuai dan terbawa suasana. Perlahan matanya terpejam, membalas ciuman Vinz. Kedua tangannya melingkar di leher Vinz.
Vinz meremas bokong Wynne, menarik dressnya ke atas hingga ia bisa menyentuh kulit wanita itu secara langsung. Lembut dan kenyal, tepat seperti yang pernah ia bayangkan. Pria itu membuka pakaian Wyne, menampakkan lekukan tubuh yang putih, bersih, dan seksi. Ia sudah menduga kalau bentuk tibuh Wyne seperti ini. Ia sudah mendambakannya sejak lama.
"Kau memang sangat cantik,"puji Vinz. Lantas ia membuka pakaiannya sendiri. Wyne merasa takjub melihat dada Vinz yang keras dan membentuk otot yang bagus. Tangannya bergerak menyentuh dada itu secara perlahan.
Vinz melepaskan bra Wyne, meremas keduanya dan menghisap puncak dadanya. Wyne menggelinjang, hasrat dan gairahnya semakin membara. Ia sering bercinta dengan Hide, tapi, bercinta dengan pria lain ternyata memiliki rasa yang berbeda.
Vinz menggendong Wyne dan meletakkan di atas ranjang secara perlahan. Ia menindih tubuh Wyne, dan menciumi setiap inchi tubuhnya. Wyne merasa nikmat mendapat sentuhan tersebut. Bukankah itu sangat lembut dan menyenangkan. Sementara Hide kerap memperlakukannya dengan liar di atas ranjang.
"Hmm~" Wyne melenguh. Vinz merasa senang ketika sadar bahwa wanita itu menikmati sentuhannya.
Wyne menggesekkan pahanya, sepertinya ia ingin Vinz segera memasukinya."Lakukan sekarang, Vinz~"
Vinz tersenyum, kemudian melumat bibir Wyne lagi. Secara perlahan, ia mengarahkan miliknya pada daging lembut Wyne. Saat ia merasakan sesuatu yang lembut dan basah, ia menekan miliknya ke dalam sana. Miliknya merasakan kehangatan dalam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUST BE A HAPPY ENDING
Romance⚠️ 21+ Cerita berisi banyak adegan yang membuat tidak nyaman. Bagi, Wyne Xynerva, ada dua cara untuk mendapat posisi tertinggi. Pertama, bekerja keras. Kedua, dengan menjatuhkan pesaingnya. Obsesinya membuat ia memilih jalan kedua. Ia menyingkirkan...