Part 19

816 89 14
                                    

Hari ini kepulangan Hide dari kunjungan keluar kota. Ia membawa barang permintaan istrinya. Selain itu,ia membawakan hadiah untuk Monnie. Sepanjang ia berada di luar Kota, ia terus memikirkan gadis itu. Hatinya terasa hangat dan merasakan ketulusan Monnie. Seakan-akan mereka hidup bersama di waktu yang lama. Mungkin di masa lalu mereka adalah sepasang kekasih atau suami istri, lalu reinkarnasi menjadi orang lain.

Hide tiba di rumah malam hari. Ia meletakkan paper bag kecil di sela-sela tanaman. Sebelumnya ia sudah mengirim pesan pada Monnie tentang hadiah tersebut.

Saat masuk ke kamar, Wyne baru saja mandi dan menyisir rambutnya yang basah. Ia bangkit dan memeluk suaminya."Sayang~"

"Kau harum sekali~" Hide mengecup pipi Wyne. Sepertinya sang istri sudah siap untuk

mengajaknya bercinta.

Wyne menatapnya curiga."Jangan macam-macam, aku sedang menstruasi."

"Arhhgh~ kenapa seperti itu." Hide tampak frustrasi. Padahal ia sudah tidak melakukannya beberapa hari.

Wyne tertawa,"bersabarlah ini hanya beberapa hari saja. Oh ya dimana permintaanku?"

"Ini." Hide menyerahkan paper bagnya.

Wyne mengintip isinya dan terheran-heran."Kenapa berbeda?" Wanita itu tersenyum penuh arti."Terima kasih, padahal kita tidak sedang merayakan apa-apa."

Hide menoleh dan terbelalak. Hadiah itu bukanlah untuk istrinya melainkan untuk Monnie. Sebenarnya tidak masalah tapi bagaimana dengan tanggapan Monnie dengan hadiah yang seharusnya untuk Wyne.

Mungkinkah wanita itu terkejut atau bahkan bisa sampai marah. Selain lingerie yang seksi, Hide juga membelikan istrinya sejenis baju yang digunakan para maid tapi versi seksi dan pendek sekali. Ia berpikir bisa bercinta saat tiba di rumah, lalu menyuruh Wyne mengenakannya.

"Maaf, aku malu membelinya. Jadi, kuganti dengan kalung,"kata Hide dengan gugup.

Wyne mengenakan kalung berlian tersebut."Kau memang pria yang manis. Aku meminta lingerie, kau membelikanku kalung."

Hide menghampiri Wyne membantu mengaitkan kalungnya. Ia menatap sang istri di cermin."Kau sangat cantik memakainya."

Wyne setuju. Dibandingkan dengan lingerie, ini jauh lebih baik walaupun ia bisa membelinya sendiri."Terima kasih, suamiku. Istirahatlah, aku akan lanjut menulis."

"Ke kantor?"

Wyne menggeleng,"di meja kerjaku."

Hide melihat ke sekeliling."Dimana meja kerjamu? Kau tidak punya, kan?"

Wyne tertawa."Aku sudah membelinya dan meletakkan di perpusatakaan. Aku mengubahnya menjadi ruang kerja. Sepertinya aku akan kerja di rumah saja."

Wyne menghindari Vinz. Pria itu selalu mengambil kesempatan saat mereka sedang berdua saja.

"Semangat ya, kau pasti bisa." Hide memberi semangat pada sang istri.

"Kalau begitu aku ke ruang kerjaku, ya?"

"Iya, sayang."

Hide segera mandi dan mengenakan piyama. Kemudian ia naik ke atas ranjang. Dengan hati-

hati-hati ia mengambil ponsel keduanya untuk mencuri waktu menghubungi Monnie.

"Kau sudah menerima hadiahnya?"

Monnie yang sedang mengetik membuka pesan dari Hide.  Lalu ia bergerak mengambil ke tempat yang dimaksud lelaki itu. Setelah itu ia kembali ke kamar. Monnie membuka paper bag yang ia ambil dari tanaman tinggi. Ia terbelalak melihat isinya. Ia mengangkatnya tinggi dan bergidik ngeri. Wanita itu mencoba keduanya dan tak lupa memotretnya. Lalu mengirimkan pada Hide. Hide sudah menghubunginya dengan kontak yang tidak diketahui Wyne kemarin. Jadi, ia pikir ini akan aman. Monnie mengirimkan pesan beserta fotonya.

MUST BE A HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang