15

17.5K 1.3K 79
                                    

Maaf banyak typo:(
.
.
.

Pagi ini sekolah Haechan di kejutkan karena Koeun di keluarkan dari sekolah, padahal ia salah satu donatur terbesar. Semua siswa-siswi berbisik bisik tentang kabar tersebut.

"Chan, lo udah tahu?" Lami bertanya.

"Emm soal Koeun?"

"Bener, lo tahu nggak dia di D.O" Lami menghela nafas lega.

Haechan hanya terdiam tak berminat untuk membahasnya.

Di sisi lain Mark sedang tersenyum remeh. Siapa pun yang menyentuh miliknya maka akan berakhir menderita, dan itu sudah menjadi doktrinnya.

Tok.. Tok.. Tokk

"Masuk" Mark mengangkat satu alisnya setelah melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya.

"Mina?"

"Iya tuan, saya mau bilang sesuatu"

"Cepatlah" Mark mengamati Mina atas hingga bawah, ia melihat gelagat Mina yang aneh.

"Saya menyukai anda tuan" Mark tertawa renyah mendengar pengakuan dari salah satu mantan budaknya.

"Pintu keluar sudah tahu kan?" Mina tercengang mendengar ucapan Mark.

"Tapi_"

"Saya sudah memiliki kekasih dan saya mencintainya, jangan harap mengusik kehidupan saya walau se ujung kuku pun" Mina keluar ruangan Mark dengan suasana hati yang tidak baik.

.
.
.

Haechan menunggu pangeran ksatria nya di depan gerbang sekolah, ia sudah menunggu 30 menit tapi Mark belum menampakkan batang hidup.

"Pudung ah pudung" Haechan mencebikkan bibirnya karena kesal dengan Mark.

Mobil warna putih dari kejauhan mendekati Haechan yang masih asik mencebikkan bibirnya. Orang di dalam mobil itu membuka jendela mobilnya dan melihat jelas Haechan yang sedang kesal ke arahnya.

"Baby, ayok masuk"

"Daddy telat, bodo Chanie pudung pudung" Haechan menghentak hentakan kakinya kesal.

"Maaf baby, tadi ada pertemuan" Mark turun dan membukakan pintu untuk kekasih cantik nya.

Haechan segera masuk, tak lupa tangannya di silangkan di dada tanda sedang merajuk.  Mark hanya terkekeh melihat kekasih cantik nya itu merajuk.

"Baby, jangan diem aja dong" Bujuknya.

"Males, sana kencan dengan berkas berkas" Haechan melihat ke arah luar jendela.

"Kalau tidak ada berkas itu, kita tidak makan baby"

"Ya ya ya, sekarang aku minta sesuatu" Mark terkekeh lagi, ia tahu kenapa kekasih cantik nya ini sampai merajuk karena ia ingin meminta sesuatu tapi malu.

"Minta apa hmm?"

"Jungwoo hyung mengajak ku jalan jalan, tapi aku tidak punya uang" Mark tertawa lepas mendengar penuturan kekasihnya.

"Mau minta berapa hmm?"

"Emm tidak tahu, pokoknya minta dad. Aku ingin jalan jalan dengan Jungwoo hyung bolehkan?"

"Iya pergilah, asal pulang dengan selamat"

Haechan memeluk Mark sangat erat karena bahagia, dan sang dominan menikmati pelukan hangat dari kekasihnya.

.
.
.

Hari ini Jungwoo menjemput Haechan untuk jalan jalan. Ia sangat menyukai Haechan, andai saja ia bertemu Haechan dulu pasti ia siap menjadi semenya Haechan, itu pikirnya.

"Jungwoo hyung" Haechan berlari ke arah mobil mewah milik Jungwoo.

"Ayok masuk, lalu kita bersenang senang" Haechan memasuki mobil Jungwoo dengan sangat ceria, ia sangat senang memiliki teman seperti Jungwoo.

Di perjalanan Jungwoo hanya diam begitupun Haechan, mereka lebih asik dengan pikiran masing-masing.

Mobil Jungwoo memasuki area Mall milik Lee Coprn, iya mall milik perusahaan Mark. Mall itu sangat luas, dan berisi berbagai macam produk ternama.

"Ayok, kita berburu barang dengan uang Mark" Jungwoo menggandeng tangan Haechan dengan erat.

Mereka memasuki salah satu toko baju yang cukup ramai, Haechan melepaskan pegangan tangannya ke Jungwoo untuk melihat melihat baju yang ia inginkan.

"Hyung aku ingin ke kesana" Jungwoo pun menangguk.

Haechan berjalan ke arah baju baju yang berwarna Pink.

"Ada yang bisa saya bantu" Suara pengawai di samping Haechan.

"Ah saya ingin baju ini" Haechan menunjuk ke arah baju berwarna pink cerah.

Sang pengawai pun mengambil baju itu dan memberikannya ke tangan Haechan, untuk ia coba di ruang ganti. Pengawai itu menunjukkan arah ruang ganti, dengan senang hati Haechan memasuki ruangan itu, dan mencoba baju di tangannya.

"Wow, ini sangat bangus" Haechan menyukai Baju itu sangat, tapi Haechan tak menyukai harganya. Bagaimana bisa harga satu baju itu seharga 10 juta? Hah Haechan rasanya ingin kabur saja melihat bandrol harganya.

"Bagaimana baju nya?" Haechan menekuk wajahnya lesu saat keluar dari ruang ganti.

"Ah Jungwoo hyung, bajunya bagus cuma harganya tidak" Jungwo menahan tawa akan kepolosan Haechan.

"Ambillah sesukamu, dan sekarang telpon Mark"

"Telpon? Untuk apa hemm?"

"Telpon saja dan bilang kau ada di salah satu mall milik Lee Corn" Haechan mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.

Orang yang jauh di sana sedang berkutat dengan berkas berkas, namun ia mendapat telpon dari sang kekasih cantik nya.

"Ada apa baby?"

"Dad, aku di suruh Jungwoo hyung untuk menelponmu, dan bilang bahwa aku di mall milik Lee Coprn"

Jungwoo yang mendengar sudah Haechan mengadu, ingin rasanya ia mengutuk diri nya karena lupa akan kepolosan seorang Haechan.

Mark mengerti bahwa Jungwoo meminta agar di gratiskan, dan Mark peka.

"Ah iya? Hmm pilihlah sesukamu. Kau dan Jungwoo hyung tak perlu membayar"

"Tapi dad, ini sangat mahal. Kau tahu harga kaus disini saja sampai 10 juta?"

Mark terkekeh mendengar suara sang kekasihnya yang polos.

"Ambilah baby, tak usah memikirkan harga"

"Ah baiklah jika daddy memaksa"

"Iya baby, sekarang daddy kerja dulu"

Mark mematikan sambungan telepon nya dan kembali berkencan dengan berkas berkas menyebalkan.

.
.
.

TBC

Posesif Daddy || MARKCHAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang