30

13.1K 894 113
                                    

Maaf banyak typo:(
.
.
.

Haechan akhirnya merawat Jisung kecil yang nampak mungil. Ia sudah mengklaim Jisung sebagai anaknya, dan itu sudah doktrin nya.

Jisung kecil tumbuh besar tanpa tahu apapun terkait orang tua kandung nya.

Flashback end.

Jisung menangis saat mendengar cerita Haechan, ia cukup bersyukur karena orang yang mau merawat sejak kecil tidak pernah membedakan nya dengan Chenle walau ia bukan anak kandung nya.

"Jiji sudah jangan nangis, daddy janji nggak bedain kamu sama Lele" Mark mengelus punggung lebar milik Jisung.

"Terimakasih hikss daddy, setidaknya Jiji hikkss punya Papa dan hikkss daddy yang mau hikmss menerima Jisung yang asal hikss usulnya tidak jelas"

Mark memeluk Jisung, dan mencium pucuk kepala Haechan dan Jisung secara bergantian.

"Huhu Jisung senang"

"Senang kenapa Jiji?" Tanya Mark.

"Setidaknya aku tidak incest, karena aku menyukai Lele" Ucapnya lirih tapi masih mampu di dengar Haechan dan Mark.

Mark dan Haechan saling bertatapan lalu tertawa bersama, ah mereka lama tidak sebahagia ini.

"Heh kalian, sudah romantis romantis nya. Chenle nyari Papanya" Yuta berteriak dari luar kamar Mark

Jisung segera mengelap ingusnya yang berlomba untuk berjatuhan, sedangkan Haechan dan Mark langsung ke kamar Chenle.

"Haechan- ah" Haechan menengok kebelakang dan menemukan Winwin berjalan membawa nampan makanan.

"Hyung, eoh makanan untuk siapa?" Tanyanya.

"Untuk anakku Chenle" Ujarnya.

Winwin terseyum dan melenggang pergi meninggalkan Haechan dan Mark yang nampak kebingungan, semua mengaku sebagai orang tua Chenle. Itu mungkin efek karena mereka laki laki yang tak di beri anugrah rahim seperti Haechan.

Haechan melangkah kan kakinya memasuki kamar Chenle, dan menemukan kamar anaknya yang ramai.

"Papa, daddy. Sini, Lele makan.  Papa Winwin buatin bubur Lele" Ujarnya sembari menerima suapan dari Winwin.

"Itu harusnya aku ya membuatkan bubur untuk Chenle, bukan kau Winwin hyung" Timpal Jungwoo tidak terima karena kalah main, dan yang menang bisa membuat kan bubur Chenle sekaligus menyuapi nya.

"Iri saja kau Jungwoo, lihat Lele saja senang bersama ku"

"Lele"

"Jiisungie"

"Wah itu cucu ku anakku satunya" Jungwoo menunjuk ke wajah Jisung yang nampak masih bingung.

"Dad, mereka semua kenapa?" Tanyanya pada Mark.

"Mereka semua teman daddy"

"Aku dan Jungwoo Papa nya, bukan teman mu Mark pabbo, yang karena takut kekasih mati melahirkan ,malah menyuruhnya mengugurkan" Ujar Winwin.

"Itu dulu hyung, sudah masa lalu. Sekarang aku akan memperbaiki nya"

"Sudah baby, Mark otaknya sudah tidak bergeser sekarang" Ujar Yuta menenangkan suaminya.

"Aigoo, ramai nya kamar cucu ku" Taeyong baru datang.

"Benar nek, Jiji lihatnya sesak apalagi Lele yang baru operasi"

Semua menatap ke arah Chenle. Benar kata Jisung, pasti Chenle sesak.

"Ah baiklah, aku keluar dulu" Ujar Jungwoo menarik tangan Lucas.

"Yuta, kau pergi sana. Aku ingin menyuapi Lele" Yuta hanya pasrah daripada kena amuk suaminya.

"Jiji disini saja temani Lele, sama Papa Winwin"

Jisung segera mendekati Chenle dan duduk di sampingnya.

Para orang dewasa saat ini sedang berkumpul di sofa depan. Mereka berbincang ria membahas hal hal tidak berguna.

"Ah, Mark kau kapan akan menikahi Haechan?" Tanya Jungwoo, yang seketika membuat Mark dan Haechan terdiam.

"Secepatnya hyung"

"Secepatnya kapan Mark? Mama tidak sabar menjadikan Haechan menantu Mama" Taeyong memeluk Haechan yang nampak canggung dengan pembahasan nya.

"Tanya dulu Haechan mau tidak menikah dengan mu, kalau tidak mau aku siap menjadikan Haechan suami kedua" Yuta menampakkan senyum menjengkelkan itu sukses membuat Mark menerikan nama Winwin.

"Winwin hyung, Yuta hyung mau_"

"Mau apa Mark?" Teriak Winwin.

"Mau minum jus alpukat, boleh kan sayang?" Sela Yuta yang masih membekap mulut licin Mark .

"Ah iya hyung, minum lah itu sehat untuk tubuhmu yang mulai renta itu"

Ucapan Winwin mampu mengundang gelak tawa semua orang di dewasa yang mendengarkannya.

.
.
.

"Semua permainan akan di mulai Mark Lee" Ujar seorang wanita yang masih asik menyesapi wine nya.

"Aku sudah lelah Mom, aku ingin berhenti saja"

"Lia sayang, jangan pesimis. Mark tidak akan menyakiti mu, percaya saja pada mommy"

.
.
.

Mark hari ini kembali ke kantor, ia harus profesional saat bekerja. Ia sudah tidak ke kantor beberapa hari karena Chenle yang di rumah sakit, dan sekarang pekerjaan nya menumpuk bagai dosa dosanya.

"Menyebalkan, berkas berkas ini tidak lebih baik dari ciuman panas Haechan dengan ku" Gumamnya.

Ia harus melamar Haechan bukan,apalagi saat ini waktu yang tepat. Mark menelpon seseorang untuk membeli cincin berlian berwarna hijau yang ada ukiran namanya dan Haechan.

Membayangkan nya saja bisa membuat Mark senang apalagi menjadi kenyataan. Ah seperti nya Mark ingin segera pulang, dan menerjang tubuh sintal calon istrinya itu.

.
.
.

TBC

Posesif Daddy || MARKCHAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang