10

19.9K 1.4K 25
                                    

Banyak typo maaf:(
.
.
.

Walau dengan langkah tertatih namun seperti nya Haechan tetap sekolah, walau Mark sudah bilang untuk tinggal di apartemen tapi ia tetap ingin bertemu teman temannya.

Haechan berjalan menahan sakit pada pantatnya, walau sudah di beri salep pereda nyeri namun seperti enggan mengurangi sakitnya, bagaimana bisa berkurang saat Mark mengoleskan obat itu, satu jarinya ikut masuk kedalam lubang anal Haechan.

"Haechan, lu gapapa?" Lami berteriak saat Haechan muncul dari balik pintu kelasnya.

"Gapapa kok Lam, maaf udah bikin kamu khawatir ya" Ujarnya.

"Hey, yang khawatir bukan Lami doang, aku dan Mingyu juga tahu" Ini Hyunjin baru datang setelah Haechan.

"Eh iya maaf Hyunjin, hehehe lain kali enggak kabur lagi aku" Janjinya.

Kini mereka bertiga duduk berhadapan menunggu kedatangan Mingyu.

Setelah beberapa menit akhirnya Mingyu menunjukkan batang hidungnya.

"Woah Chanie sudah masuk" Girangnya.

"Hehe iya Gyu, maafin Chanie sudah bikin kalian khawatir"

"Gapapa kok Chan, yang kelewatan itu emang Koeun, tapi susah untuk mengeluarkan dia dari sekolah ini karena keluarga nya salah satu donatur terbesar di sekolah ini"

Keempat orang itu hanya menghembuskan nafas pasrah, walau mereka juga salah satu donatur terbesar namun tetap sulit menjatuhkan Koeun .

"Ah iya Chan, aku suka matamu hehe" Mingyu benar-benar suka menatap mata Haechan yang berwarna ungu itu.

"Benar, matamu indah Chan" timpal Lami.

"Terimakasih"

Guru kelas mereka pun datang untuk memulai pelajaran hari ini.

.
.
.

Mark berkutip dengan berkas berkasnya lagi, dan lagi. Anggaknya iya ingin meminta sesuatu setelah teringat tentang Haechan.

"..."

"Aku ingin pelacak"

"... "

"Terserah"

"..."

"Iya Yuta, berapapun ku beri asal barang itu jadi"

"... "

"Kau memang mata duitan Yuta-ssi"

Pip

Mark segera mengirim nominal yang di minta Yuta. Ahh memang sahabat nya satu mata duitan, dan ia teringat janjinya pada mama nya.

.
.
.

Haechan sudah kantin, namun tidak ada air yang akan mengguyur nya lagi tapi air itu di ganti dengan jatuh nya ia karena di dorong oleh pelaku yang sama yaitu Koeun.

"Haha, dasar laki-laki murahan" Koeun memancing masalah lagi.

"Koeun, masalah lo apa sih sama Haechan?" Hyunjin tidak terima.

Haechan hanya meringis menahan luka pada dengkul cantik nya.

"Heh lo anak baru, lo apain Hyunjin sampek marah kaya gini sama gue"

"Aku enggak apa apa in kok Koeun"ujar Haechan lirih.

"Jangan manggil nama gue pakai mulut busukmu"

Hyunjin dan Lami segera menemui Haechan yang berdiri bersama Mingyu.

"Gapapa kan Chan?"

"Gapapa kok Gyu, udah gausah khawatir oke"

"Tapi_"

"Udah gapapa kok Gyu" Haechan memberikan senyum termanisnya.

Haechan dan ketiga temannya kini sudah di UKS untuk membersihkan luka Haechan yang nampak membiru.

.
.
.

"Chan, pulang bareng gue yuk?" Ajak Lami yang tangannya masih sibuk membereskan buku bukunya.

"Lain kali aja ya, hehe ga enak sama Hyung ku"

"Ah baiklah kalau begitu"
Haechan hanya tersenyum simpul karena tidak enak menolak tawaran Lami.

Mark sudah menunggu Haechan sejak 15 menit di luar gerbang sekolah nya. Akhirnya yang di tunggu pun datang beriringan dengan seorang perempuan cantik, tapi bagi Mark Haechan lebih cantik.

"Itu hyungku" Ujarnya sembari menunjuk ke arah Mark.

"Mark Lee?" Lami kaget saat Haechan menunjuk arah Mark Lee.

"Ah iya, aku duluan"  Haechan melangkah menuju ke arah Mark meninggal Lami dengan tatapan tidak percaya.

Haechan berjalan ke arah Mark cukup sulit karena kakinya masih sakit serta jangan lupa pantatnya.

"Eoh, baby kaki mu kenapa?" Tanya Mark yang menyadari jalan Haechan terpincang-pincang.

"Ah ini hyung, aku terjatuh hehe" Bohongnya.

"Lain kali hati-hati baby"

Mark dan Haechan kini sudah memasuki mobil mewah milik Mark. Nampaknya jalanan cukup ramai oleh para pelajar berlalu lalang.

"Dad" Panggil Haechan.

"Iya baby?"

"Pengen boba dad, boleh ya?" Pintanya dengan aegyo andalan nya.

Tolong kuatkan Mark untuk menghadapi makhluk manis di depannya.

"Oke baby"

Mark melajukan mobil ke arah kedai boba yang cukup terkenal di daerah apartemen nya.

"Baby tunggu disini, biar daddy yang beli" Haechan mengangguk patuh pada titah Mark.

Mark turun dan membeli semua varian rasa boba di kedai tersebut. Haechan yang lama menunggu akhirnya memilih untuk memejamkan matanya.

Mark yang selesai membeli boba melihat seoongok daging yang kini tertidur dengan damainya.

Cantik, batinnya.

Mark menaruh semua bobanya di jok belakang dan menancap gas nya menuju apartemen mewah miliknya.

.
.
.

Haechan tebangun sudah berada di kasus king size milik Mark. Ia melihat keluar apartemen dan menemukan Mark yang asik berkencan dengan berkas sialannya.

"Daddy"

"Baby, kau sudah bangun?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari berkas dan laptop miliknya.

"Iya dad. Eum mana boba yang ku minta?"

"Di kulkas baby, kau ambil saja"

Setelah mendengar penuturan Mark ia langsung menuju ke arah dapur, dan melihat beragam jenis boba dengan jelas.

"Woah dad, ini semua untuk chanie?"

"Iya baby, minum lah"

"Terimakasih daddy, sayang daddy"

Mark kembali merasakan jantungnya tidak normal.

.
.
.

TBC

Posesif Daddy || MARKCHAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang