28

12.1K 998 41
                                    

Maaf banyak typo:(
.
.
.

Taeyong melihat Haechan yang kini nampak seperti mayit hidup. Ia tahu pasti hatinya sangat hancur.

"Chanie~"

"Ah, mama"

"Kau tidak ingin menjelaskan sesuatu?"

"Baiklah. Chenle itu anakku dan Mark_"

"Kenapa kau tidak bilang Chan?" Sela Mark.

"Mark, biarkan Haechan menjelaskan dulu"

"Aku ketakutan saat itu, usiaku masih belasan tahun. Saat itu Mark hyung bilang akan mengugurkan anakku jika aku hamil, ibu mana yang akan tega melihat anaknya di bunuh" Haechan kembali menangis.

"Seharusnya kau bicara dengan mama, pasti mama akan membantu, tapi setidaknya semua jelas tidak ada salah paham"

Haechan memeluk Taeyong sangat erut. Ia sangat merindukan sosok ibu saat ini.

"Papa, Chenle bagaimana?" Tanya Jisung yang tiba-tiba datang.

"Kau tidak sekolah Jisung?" Jisung hanya menundukkan kepalanya dalam dalam.

"Duduk lah dengan nenek, jangan dengarkan Papa mu" Taeyong menarik tangan Jisung.

"Mama, jangan di biasakan seperti itu"

"Dia masih anak anak Chanie" Mark menasehati.

"Mark hyung, jangan menbelanya"

Mark bisa apa saat Haechan seperti ini, ia itu bucin akut jika masih lupa.

"Aku jadi ingin tahu kenapa Chenle bisa seperti ini" Celetuk Mark.

"Anakmu itu" Ujar Jisung.

"Iya memang Chenle anakku"

"Bukan itu Ahjusi, tapi anakmu itu dan sahabat nya kim Yeji"

"Lia?"

"Nah dia yang mendorong Chenle"

"Lia tidak akan seperti itu Jisungie" Bela Taeyong.

"Tidak percaya ya sudah. Aku hanya bilang jujur, kalian bisa melihat rekaman CCTV pasti Lias dan Yeji yang salah" Jisung nampak pergi mendekati jendela ruang ICU.

Jisung melihat kaka nya masih terbaring lemah nampak enggan membuka matanya. Jisung terus melihat ke dalam hingga ia memusatkan perhatian nya saat Chenle mulai sadar.

"Papa. Lele sadar Pa"

Mark langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Chenle saat ini.

Ruangan itu di penuhi oleh Mark, Taeyong, Haechan, dan Jisung.

"Masa kritis pasien sudah lewat, satu minggu lagi pasien mungkin boleh pulang" Ujar dokter yang menangani Chenle.

"Papa" Panggil Chenle lirih.

"Iya sayang?"

"Apa Chenle akan kehilangan kepintaran Chenle karena kecelakaan ini?" Pertanyaan Chenle sukses membuat semua ingin tertawa tapi di tahan.

"Aigoo cucu nenek, kau mirip sekali dengan Mark" Taeyong mencubit pelan  pipi Chenle yang tidak ada luka.

"Cucu? Apa setelah kecelakaan aku hidup di dunia lain?"

"Kau masih di bumi Lele, jangan suka ngada ngada dengan otakmu yang kecil itu" Sarkas Jisung.

"Wah daddy, kenapa daddy memegang tangan Papa? Ayo lepas Lele tidak mau berbagi Papa" Ujar sembari menunjuk tautan tangan Haechan dan Mark.

"Kau baru sadar, dan kau sudah tengil seperti Mark" Ujar Lucas yang tiba-tiba masuk.

"Wah ada ahjussi tukang tuduh" Ini suara Jisung.

"Heh bocah, aku bukan tukang tuduh"

"Haechan-ah"

"Jungwoo hyung"

Haechan memeluk Jungwoo yang baru datang bersama Lucas.

"Dia anak mu Haechan-ah?" Jungwoo menunjuk ke arah Chenle.

"Apa aku tidak terlihat mirip dengan Papa?" Jawab Chenle yang terkesan seperti pertanyaan.

"Kau nampak seperti Mark saat muda, sangat tengil" Sahut Lucas.

"Lucas, diam berhenti mengolok ku di depan anak anakku"

"Woah jiwa daddy mu sudah kembali sejak 16 thn Mark?"

"Berhenti becanda, mana rekaman CCTV yang ku minta"

"Kuharap kau tak akan menyesal setelah melihat rekaman ini" Lucas menyerah kan sebuah Flashdisk kepada Mark.

"Papa, jelaskan pada Lele sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa om Lucas, dan daddy disini? Apa aku sekarang hidup di dunia lain seperti dunia parallel seperti cerita cerita dalam wattpad itu?"

"Bukan sayang, ini kehidupan nyata. Mark daddy kandung mu" Ujarnya.

"Sejak kapan, Pa?"

"Heh bocah, kau bisa lahir karena pergulatan panas Papa dan Daddy mu"

Plakk.

"Aw, Mark sakit tau"

"Makanya kalau ngomong di filter"

Sepertinya otak Chenle yang baru selamat dari kematian harus berpikir tiga kali lipat saat ini.

.
.
.

Mark pulang ke masion nya bersama Haechan untuk mempersiapkan kamar Chenle dan Jisung. Mark berencana memboyong keluarga nya ke mansion Lee untuk tinggal bersama layaknya keluarga.

Mark memasukki ruang kerjanya, dan memasukkan flashdisk pemberian Lucas ke dalam laptopnya. Ia berharap yang di katakan Jisung itu salah, tapi jika yang dikatakan Jisung itu kenyataan maka hancurlah Mark.

Mark melihat adegan demi adegan yang menampilkan dua remaja mendorong tubuh Chenle, ia mengepal kan tangannya saat mengenali pelaku tersebut yaitu anak nya sendiri Lia dan sahabat anaknya Yeji.

"Hyung, ayo makan" Haechan tiba-tiba datang dan membuka pintu ruang kerja Mark.

"Iya Chanie, sebentar lagi kamu tunggu di meja" Mark merapikan beberapa berkas yang ia kerjakan sebelum melihat rekaman kejadian kecelakaan Chenle.

Mark menuju ke meja makan, dan sudah di suguhi beberapa masakan buatan Haechan yang ia rindukan.

"Kau yang memasak baby?"

"Iya hyung, ayo makan"

Haechan mengambilkan lauk pauk ke dalam piring Mark, seperti beberapa belas tahun lalu.

Mark menikmati suapan demi suapan yang memasuki rongga mulutnya.

.
.
.

TBC

Posesif Daddy || MARKCHAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang