23

12.4K 952 45
                                    

Maaf banyak typo:(
.
.
.

Chenle yang sedang asik bermain dengan Lee Taeyong melihat ke arah ponselnya dan melihat Jisung yang mengirimnya pesan.

Jiji💚

Le, kamu dimana?

Send location.

Chenle memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tas dan kembali bermain squishy dengan Taeyong. Kelihatan sekali Chenle sangat nyaman di kediaman Lee.

"Lele tidak ikut kelas tambahan?" Tanya Taeyong.

"Buat apa, Lele malas mengulang hal itu lagi" Ujarnya.

"Kau mirip sekali dengan Mark" Ucapnya tanpa sengaja.

"Apa yang nenek bilang? Aku putrinya daddy, bukan dia. harusnya aku yang mirip" Lia yang tidak terima
menunjuk ke arah Chenle.

"Mungkin kau anak pungut"  Ujar singkat Chenle, yang pas mengenai sasaran.

"Apa kau bilang?" Lia ingin memukul Chenle saat ini juga.

"Jiji, ngapain kesini?" Chenle melihat ke arah pintu depan, disana sudah ada Mark dan Jisung yang mendekat.

"Wah wah Lee Chenle, ku pastikan kau akan di kirim ke Jepang lagi oleh Papa esok hari" Jisung menakuti Chenle yang masih asik dengan squishy nya.

"Yakk!! Jahatnya, kau ingin kehilangan kaka mu yang tampan ini eoh?" Chenle matanya sudah berkaca kaca, ia sangat tidak mampu di jika di pisah kan oleh Papanya.

"Kau tahu Papa sudah membombardir diriku dengan pesan pesan agar kita segera pulang, kau malah makan makanan cepat saji, ku pastikan besok kau akan jatuh sakit" Chenle mendelik tak suka atas ucapan Jisung.

"Jiji!!" Runtuh sudah pertahanan Chenle.

Mark dengan sigap memeluk Chenle, dan Taeyong sibuk mengelus suarai rambut Chenle.

"Jiji hikss jangan bilang papa hikss, nanti lele di kirim ke Jepang, jiji tidak ada teman main"

"Ayo pulang, aku tidak mau berurusan dengan orang asing" Jisung akan menarik tangan Chenle namun Mark menahannya.

"Jisung biarkan Chenle menginap disini, kau tidak lihat dia nyaman disni" Ujarnya lembut.

"Ahjussi pergi, aku tidak butuh saran darimu"

Lele melepaskan pelukan nya dari Taeyong dan Mark.

"Biar Lele pulang, hikss nanti Papa kalau marah Lele tidak boleh memeluk nya, jika Lele tidak memeluk Papa Lele tidak bisa tidur hikss" Chenle menggandeng tangan Jisung keluar masion Lee.

.
.
.

Pagi ini Chenle berangkat sekolah dengan di gandeng Jisung secara posesif. Ia cukup beruntung karena tadi malam Jisung bisa berasalan saat pulang terlambat, dan Jisung tidak bilang bahwa Chenle ke kediaman keluarga Lee. "Ini terakhir, aku tidak mau berbohong lagi kepada Papa" Ucapan Jisung yang terngiang di kepala kecilnya. Ia tahu Jisung bukan seorang pembual, apalagi Jisung sangat menyayangi dirinya dan juga tentu Papa mereka.

"Kau masuk ke kelas mu, jangan pernah bertemu orang kemarin atau ku adukan pada Papa"

"Huh, dasar pengadu" Chenle memasuki kelasnya, dan meninggalkan Jisung yang tersenyum ke arahnya.

Chenle mendudukkan pantatnya di kursi kebesaran nya, tapi kelihatan nya ia tak kan pernah nyaman setelag ini, bagaimana bisa nyaman semua yeoja maupun subnitive bertanya siapa Jisung?

Jisung itu tampan, tinggi, dan sedikit cerdas tapi lebih cerdas Chenle. Jisung itu dulu waktu di Jepang menjabat jadi Ketua team Basket, dan ia slalu memang. Papa mereka juga mendukung bakat dari kedua putranya.

"Siapa pemuda tampan tadi, Le?" Tanya Dong Pyo.

"Adikku, dia adikku" Chenle menekan kata adikku di akhir ucapannya.

"Adik? Terlihat seperti kekasih yang mengkhawatirkan pacarnya" Ucapnya di balas anggukan okeh Haruto.

Chenle mendegus kasar mendengar ucapan Dong Pyo, padahal ia berkata jujur kalau Jisung itu adiknya. Walau Jisung lebih tinggi tapi tetap Chenle kaka nya.

Chenle mengikuti pelajaran biologi kesukaan nya, ia ingin menjadi dokter. Agar bisa mengobati Jisung saat cidera, eh kok Jisung? Ah rasanya pipi Chenle memanas mengigat kata kata Dong Pyo.

"Le, lo gapapa kan?" Tanya Haruto yang melihat pipi Chenle bersemu merah.

"Aa, tidak papa kok cuma gerah iya gerah" Chenle ber alibi, padahal AC di kelasnya tidak mati.

Haruto hanya menganggukan kepala tanda mengiyakan.

"Anak anak, siapa yang ingin ikut Olimpiade?" Guru di depan mengintruksi.

Siapa pula yang ingin ikut? Haruto? Ia saja sedang asik dengan tidur nya. Dong Pyo? Lihatlah dia yang malas malasan menatap papan tulis? Atau teman sekalas Chenle? Ah seperti tidak ada yang tertarik.

Chenle sendiri? Menurut nya hanya melelahkan, lebih baik dia tidur.

"Jika mampu masuk sepuluh besar, bisa membantu masuk universitas terbaik di Seoul" Lanjut guru di depan.

Chenle langsung berbinar saat mendengar kata universitas, ah seperti Chenle harus ikut. Iyakan?

Chenle mengangkat tangannya, dan segera mendaftarkan namanya.

"Saya Bu, ikut Olimpiade biologi. Kalau yang lain saya gamau" Ujarnya.

"Baiklah Chenle, nanti istirahat ke ruangan saya untuk tes" Guru itu berucap dan di balas anggukan kecil oleh Chenle.

.
.
.

TBC

Posesif Daddy || MARKCHAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang