38

10.2K 720 55
                                    

Maaf bnyak typo:(
.
.
.

Mark kesetanan berjalan kesana kemari di depan pintu operasi yang lampunya nampak enggan untuk redup sebentar saja. Sudah dua jam namun dokter belum keluar juga.

Saat yang di tunggu akhirnya tiba. Dokter keluar dari pintu operasi.

"Dok bagaimana keadaan istri saya?"

"Istri anda keadaan nya stabil, namun  saya minta karena tidak bisa menyelamatkan janinnya yang masih berusia dua minggu"

Chenle kembali menangis di pelukan Jisung, dan Taeyong dengan sigap mengelus pundak sempit cucunya.

Tidak jauh lebih baik, Mark juga nampaknya sama terpukulnya namun ia enggan menunjukkan nya. Tak terasa sebulir liquid bening itu dengan lancang turun ke pipi tirus.

Kingkong nya raja kingkong

Cas.
Rawat Yeri, jangan di bunuh.

Baiklah.

Mark tersenyum miris karena memikirkan anaknya yang belum lahir namun sudah mati.

Haechan di pindahkan di ruang VIP, dan menurut dokter ia akan sadar esok hari, atau beberapa hari lagi.

Chenle duduk di tepi ranjang Papa nya, tatapannya kosong tak lupa air mata terus membanjiri pipi gembilnya.

"Le, ayo makan" Chenle melihat ke arah daddy nya.

"Tidak dad, aku makan nanti saja" Tolaknya.

"Lele, ayo makan. Kalau Lele tidak makan maka Jiji juga" Ujar Jisung.

"Tapi Ji_"

"Makanya ayo makan dulu, Le" Ajak Jisung sekali lagi.

Chenle hanya mampu menganggukan kepalanya.

Mark mendekati ranjang Haechan dan menggenggam tanganya Istrinya yang tak terdapat infus.

"By, ayo bangun. Hyung kangen" Mark menangis sebentar lalu tersenyum.

.
.
.

Keesokkan hari nya Haechan sudah sadar kan diri. Semua tersenyum bersyukur.

"By, ada yang sakit?" Mark khawatir saat Haechan hanya diam.

"Tidak hyung, ah seperti aku kehilangan sesuatu tapi apa" Ujarnya.

Mark hanya diam lalu tersenyum teduh ke arah istrinya. Ia memang sengaja tidak memberi tahu perihal janinnya, karena takut menambah beban istrinya.

"Tidak ada by, ayo makan" Mark menyodorkan sendok yang berisikan bubur hambar.

Haechan langsung menggelengkan kepalanya. Ia tak suka makanan hambar, apalagi bubur.

"Eww ~ bubur hambar. Mending hyung saja yang makan" Ujarnya sembari menutup mulutnya.

"Papa, Lele kangen" Teriak Chenle yang baru memasuki ruangannya.

"Lele, kecil kan suaramu" Jisung menasehati.

"Kan Lele seneng Ji" Chenle merengut tak suka.

Chenle mendekati Haechan dan menangis lagi.

"Hikss, Lele takut hikks nanti hikss" Rancaunya.

Haechan hanya mengelus pundak anak pertama nya penuh cinta.

Lucas, Yuta, dan para istri mereka memasuki ruangan Haechan untuk menjeguk.

Kalau para uke berkumpul hanya akan ada pembicaraan tentang barang-barang branded dan lain lainnya terkait hal hal lucu tak berguna.

Yuta, Mark, dan Lucas memutuskan untuk pergi menuju taman rumah sakit.

"Jadi, kenapa kau selamatkan Yeri?" Tanya Yuta.

"Tidak ada. Kalian jaga, jangan sampai ia kabur" Ujarnya.

Mark tersenyum aneh, bahkan kedua sahabat nya tidak mengerti akan jalan pikiran Mark.

.
.
.

Di sisi lain Lia memutuskan untuk melanjutkan sekolah nya di Australia, itupun juga sudah ijin pada Mark. Ia sadar bahwa ia sangat salah, namun ia belum berani untuk menunjukkan dirinya dan memilih pergi dari Korea.

.
.
.

Yeri tersadar dan menemukan dirinya di kasur king size, jangan lupakan ada beberapa perawat serta dokter.

"Kau sudah sadar" Ujar dokter itu.

Yeri hanya mengeryit heran kenapa ia masih hidup tapi seperti nya ia harus bersyukur.

"Tuan Mark yang memerintah kan kami untuk merawat mu" Ujar salah satu perawat.

Mark? Sudah jelas saat ini Yeri tersenyum senang. Ia berpikir bahwa Mark pasti menyukai nya. Seperti ia tidak perlu bermain kotor lagi untuk melengserkan tahta Haechan di hati Mark.

Yeri tersenyum misterius lalu memejamkan matanya.

.
.
.

Deru nafas lelaki itu tepat mengenai telinga istri cantiknya. Sang istri hanya menatap lamat lamat lalu meneteskan air mata.

Flashback.

"Jangan beri tahu Haechan jika ia kehilangan janinnya" Ujar Mark pada kedua anaknya dan mamanya.

Tanpa Mark tahu, Haechan sudah sadar dari tidurnya.

"Hyung"

"By, kamu sudah bangun?" Tanyanya.

Haechan hanya menganggukan kepalanya lemah.

Flashback off.

Ia mengetahui kenapa suaminya menyembunyikan hal itu, dan ia mengerti. Ia berjanji akan melupakan semua kenangan pahit itu, seperti suaminya yang berjuang dengan nya.

Tangannya mengelus rahang tegas suaminya, lalu tersenyum kecut.

"Hmm, by kamu sudah bagun?"

"Iya hyung, kemana anak anak kita hyung?"

"Anak anak di masion bersama mama, aku menyuruhnya pulang agar mereka tidak kecapekan"

Cup..

Sang suami menciun kening sang istrinya. Tak lupa satu tangannya menjadi bantalan untuk pujaan hatinya.

"Hyung, aku ingin pulang" Rengeknya.

"Sabar by, beberapa hari lagi kita pulang" Haechan mencebikkan bibir nya tanda tak suka.

Walau ia habis operasi namun rumah sakit tak lebih baik dari dari kandang Daegal, anjing kesayangan Chenle saat ini yang menetap di apartemen nya beberapa hari lalu.

.
.
.

TBC

Jangan lupa saran serta kritik nya >//<

Jangan pelit saran dan kritik ya kawan kawan:(

Posesif Daddy || MARKCHAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang