Pip-pip-pip
Ketika aku membuka mata, hal pertama yang terdengar ditelinga ku adalah bunyi EKG yang berbunyi keras.
Aku mencoba menggerakkan tanganku, namun sekujur badanku terasa kaku seperti tidak pernah digerakan.
Tap-tap-tap
Bunyi derap langkah memasuki Indra pendengaran ku. Pandangan ku yang buram menangkap segerombolan orang dengan jas putih berjalan tergesa-gesa menghampiriku, sebelum semua pengelihatan ku menjadi gelap.
Aku kehilangan kesadaran.
Sayup-sayup aku mendengar percakapan dari orang-orang itu.
"....-san"
"......-pernafasan-"
Ah? Apa kata mereka?
Pernafasan?
Aku merasakan ada sesuatu yang menempel di mulut dan hidungku. Oh, mungkin itu maksud mereka, 'alat bantu pernafasan'.
"Percepat-..."
Dadaku terasa sesak.
Namun orang-orang itu melakukan sesuatu padaku. Aku tidak tahu apa spesifiknya. Apa yang mereka lakukan padaku? Oh, apa mereka sedang menyelamatkan ku?.
Ah, aku ingat, pesawat yang aku tumpangi mengalami kecelakaan. Sayap kirinya tiba-tiba terbakar, dan pilot melakukan pendaratan darurat di atas laut.
Yang aku ingat saat itu adalah teriakan histeris orang-orang, para pramugari yang mencoba menenangkan penumpang dengan menyuruh kami memakai alat-alat perlindungan diri yang sudah tersedia, rasa panas yang disebabkan oleh api yang cepat merambat, dan yang terakhir, suara dentuman keras yang diiringi dengan rasa sakit di sekujur tubuhku.
Percobaan pendaratan itu gagal. Semua penumpang, pramugari dan pilot seharusnya mati ditempat, termasuk diriku.
Seharusnya, aku sudah mati. Mengubur mimpiku ke Korea, meninggalkan orang-orang yang kucintai, meninggalkan ketiga temanku yang bodoh itu, guru, sekolah, ayah... Ibu... Indonesia..
Aku tidak akan bertemu mereka lagi.
Tidak akan.
Tanpa sadar aku menangis, dalam kondisi itu para dokter tercengang dan buru-buru melakukan sesuatu.
"N-nona Bae merespons!"
Teriak spontan seorang perawat."Diam! Lakukan tugasmu!"
Dokter itu berbicara.Dia terlihat marah melihat bawahannya sedikit melamun dan membuang-buang waktu, karena, setiap satu detik dari sekarang akan sangat mempengaruhi proses penyelamatan [Name] dari keadaan koma.
Dokter itu menggertakkan giginya,
Tidak boleh, tidak boleh gagal. Setelah koma selama dua tahun, dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas yang diberikan Tuhan padanya. Dia harus menyelamatkan [Name] apapun resikonya. Atau kalau tidak, dia yang akan mati.
Karena kondisinya sekarang seperti orang yang berjalan diatas hamparan es tipis, bisa pecah dan menenggelamkan dirinya kedalam keputusan kapanpun.
Karena Dwiarti [Name]- ah tidak, Bae [Name] adalah seorang yang tidak bisa ia ganggu gugat.
TBC
___________
Pendek, separonya ga ke save:')
Jadi ntar gw gabungin aja sama ch selanjutnya,Jan lupa vote+komen guys!
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
Love? [Dan Gunwoo x Reader]
عاطفية→→♡←← "Dan Gunwoo, maukah kamu menulis kisah cinta bersamaku?" -[Name] "Cinta?" -[Dan Gunwoo] →→♡←← Gue kira semua itu cuman bisa terwujud didalam mimpi. Ternyata didunia nyata juga bisa terlaksana, asalkan kalian menganu...