18. PERKEMAHAN (2)

12 3 0
                                    

Haiii aku update lagi nih! Seperti yang udah aku bilang, aku lagi homealone, makanya gabut. Jadi bakal sering-sering deh aku update 😁👍

Happy Reading 💕
—————————

18. PERKEMAHAN (2)

“Ini bukan kebodohan, tapi entah kenapa aku selalu mencintaimu meski itu menyakitkan.”

Pagi dengan sinar matahari yang sudah memancarkan cahayanya. Zian terbangun karena posisi tidurnya yang menghadap ke arah Timur. Dia segera membangunkan Dio di sampingnya dan tidak menemukan Deka.

“Yo, bangun!” ucap Zian sambil menguap dan bersuara khas orang baru bangun tidur.

Dio menutup wajahnya dengan selimut kesayangan yang selalu dibawa kemanapun dirinya pergi. Kalian tahu? Selimut itu berwarna pink muda dengan gambar kelinci. Tapi, selimutnya lembut dan nyaman. Mungkin karena itu Dio sangat mencintai selimutnya.

“Dua menit,” balas Dio.

Zian mendelik malas. Dibukanya resleting tenda agar dia bisa menghirup udara pagi hari yang menenangkan.

“Selamat pagi dunia tipu-tipuu!” teriak Zian.

Dia lihat, orang-orang sangat rajin. Ada yang sudah mandi, sarapan, dan berolahraga. Sedang dirinya? Baru saja bangun dari mimpinya yang bertemu dengan Jennie Blackpink. Ah, Zian!

Setelah meratapi dirinya, Zian keluar dari tenda sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Oksigen pagi benar-benar menyejukkan hati seorang jomblo ini.

Pada saat Zian menoleh ke arah belakang tendanya, dia menemukan beberapa manusia yang sepertinya baru saja pergi berlari pagi bersama. Dan mereka berhenti tepat di belakangnya, mereka saling berbagi minum dan tertawa bersama. Zian merasa tidak adil karena dirinya tidak dibangunkan untuk ikut joging bersama. Dia menghampiri manusia-manusia yang dirasanya laknat itu dengan senyum smirk menyebalkannya.

“Heh! Lo pada udah lupa ya sama gue?” tanyanya terlihat pedih.

Deka mendongak lalu menyimpan minumnya. “Tadi, lo mau gue bangunin, cuma kayaknya enggak deh. Lo nyebut Blackpink-Blackpink terus. Malu gue kalo bawa lo,”

Zian mengelus dadanya. “Ya Allah.. kenapa gue bisa punya temen kayak kalian si?!”

Alena menarik lengan Zian lalu menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. “Jangan marah-marah gitu dong, nanti ceper tua,” sarannya.

“Tau, tuh,” balas Aldra yang juga duduk di samping Alena. Zian menekuk wajahnya kesal.

“Lagian, kita gak enak kali bangunin lo kalo lo masih keliatan nyenyak gitu,” tambah Panji mendamaikan.

“Jangan so imut lo! Muka kayak cicak kelindes aspal gitu so so an lucu,” ucap Deka yang mengundang tawa semua orang.

Zian mengambil botol minuman milik Alena lalu melemparnya pada Deka. “Diem aja lo mulut comberan!”

“Udah udah, kita sekarang sarapan aja, ya. Aku sama Alena yang masak. Kak Naomi mau ikutan?” tanya Bianca tertuju pada Naomi di samping Deka.

ALDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang