11. KARS TEAM

31 3 0
                                    

Haiii!!! Di part ini aku akan bahas tentang awal mula nama KARS TEAM muncul sama sedikit tentang anggota-anggotanya Yoo!

Eitts.. VOTEMENT YA^^

Happy Reading💕
---------

11. KARS TEAM.

"Kami memang rahasia. Tapi, rahasia yang dijaga dan menjaga."-Aldra Raga Mavelda.

Bianca sedang sendirian hari ini. Di rumahnya sepi, hanya terdengar suara TV yang menyala. Gadis dengan baju pendek dan celana panjang itu sibuk memainkan ponselnya di atas sofa ruang keluarga. Sudah beberapa kali menelfon Panji namun tak ada jawaban. Sekitar lima panggilan pada cowok itu yang dibalas dengan "Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif,"

Bianca semakin khawatir. Dilihat dari teman pacarnya saja, mereka seperti anak berandalan yang hobby bergerombol di jalanan dengan motor-motor besarnya. Namun, dia mencoba membuang jauh-jauh pikiran negatifnya. Tidak mungkin, pacar sepertinya seperti itu.

"BIIII!"

Bianca mendongak suara cempreng dan membuat telinga sakit itu pasti suara Alena. Dengan malas, Bianca melangkahkan kakinya untuk membuka pintu depan.

Pintu dibuka. Menampilkan sosok Alena dengan cengiran tak berdosa. Di tangannya ada dua kantong plastik berisi makanan. "Ganggu, ya?" tanyanya.

Bianca menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Iya, lo ganggu." jawabnya.

"Gitu amat sih," balas Alena.

Drtdd.. Drtdd..

Suara ponsel yang dipegang Bianca berdering. Nama PANJI jelas terpampang di layar. Senyum Bianca terbentuk. Dia langsung mengangkat telfon dari pacarnya.

"Assalamu'alaikum!" seru Bianca.

"Bi, aku sakit." jawab Panji di sebrang sana. Tanpa menjawab salam.

"Sakit? Kenapa?" tanya Bianca langsung khawatir. Alena yang melihatnya hanya bisa menghela nafas sambil meratapi nasibnya yang jomblo.

"Ke sini aja,"

"Dimana?" tanya Bianca lagi.

"Nanti aku sharelock,"

"Iya iya. Aku kesana," jawab Bianca kemudian menutup pintu dan masuk kembali ke dalam rumahnya.

Alena melongo. Dia merasa tidak dianggap sebagai manusia sekarang. Mungkin, makhluk halus yang tak terlihat.

Bianca kembali membuka pintu. Kali ini, dia sudah memakai tas kecil yang di gendongnya berwarna biru. Senada dengan jam tangannya. Dia menepuk jidat. "Gue lupa ada lo. Sorry," ujarnya saat melihat Alena yang sedang duduk di teras rumahnya.

Alena menghela nafas. "Udah biasa, kok. Daridulu emang gak pernah dianggap," ujarnya Baper.

Bianca terkekeh. "Udah dianggap kok malah jauhan?"

Alena berdesis. "Apaan si," balasnya mendelik pada Bianca.

"Lo ikut gak?" ajak Bianca pada Alena.

ALDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang