Bagaimana dengan masa lalu? Apakah masih ada atau sudah hilang begitu saja?
Gimana reaksi kamu kalo temen kamu suka juga sama orang yang kamu suka?
Jangan lupa Vote><
Happy Reading!💕
—————————05. PACAR.
“Dulu dan sekarang berbeda. Termasuk dirimu dan aku. Bagaimana nanti? Apa akan lebih jauh berbeda?”–Alena Gabriella.
“Al? Sendiri aja? Ngapain?” tanya Panji pada Alena yang sedang sibuk mengirimi pesan pada Naomi namun tak kunjung di balas.
Alena menoleh. “Eh, Kak Panji. Kakak sendiri, ngapain disini?” tanyanya balik.
“Jalan-jalan aja,” jawab Panji tersenyum.
“Sendiri?” tanya Alena lagi.
Panji memasukkan tangannya ke dalam saku celana hitamnya. “Enggak. Tuh sama bocah ingusan,” katanya sambil menunjuk Aldra dengan dagu.
Alena ingin sekali berteriak ketika melihat ada Aldra yang berdiri dengan paperbag di tangannya. Tak lupa, wajah malas dan dinginnya. “Ooh,”
“Lo sendiri? Lagi ngapain?” tanya Panji lagi.
Alena memalingkan pandangannya kearah lain, ketika Aldra yang dilihatnya menoleh. “Ja-Jalan juga,” jawabnya sedikit gugup.
“Sendiri?”
Naomi yang tinggal beberapa langkah lagi menuju Alena berbalik arah. Karena dia melihat Aldra berjalan menuju Alena yang sedang mengobrol dengan Panji.
“Ji, nih!” kata Aldra yang sudah berdiri di samping Panji sambil memberikan paperbag milik temannya itu.
Alena menahan diri agar tidak teriak sekarang juga. Aldra mau gimanapun juga tetap tampan. Hari ini, dia hanya menggunakan kaos hitam dan celana abu-abu sekolah, namun tetap menawan di mata Alena.
“Yaelah, bawain sebentar juga!” balas Panji yang menerima paperbag nya kesal.
“Gue pulang,” ucap Aldra singkat. Memberi kode agar Panji juga segera pulang.
Aldra menatap Alena sebentar kemudian pergi. Yang ditatap hanya tersenyum canggung kearahnya. Walau wajah Aldra masih tetap dingin, namun sensasinya membuat hati panas.
Panji berdecak. “Yailahh! Yaudah, Al. Gue duluan, lo hati-hati disini,”
Alena mengangguk. “Iya, Kak.”
Setelah itu, Panji berlalu saja dari hadapan Alena. Dan Alena menatap punggung Aldra yang semakin hilang dari pandangannya. Dia tersenyum lalu menunduk sambil mengangkat kedua bahunya.
Tring!
Satu pesan masuk di ponsel Android berwarna putih milik Alena.
AlettaLucknut: “Kakak dimana sih? Di cari-cari gak ada. Ayo pulang, Mama sama aku udah ada di parkiran!”
Alena menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Dia pergi menuju parkiran untuk pulang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDRA
Ficção AdolescentePada akhirnya, Alena benar-benar menepati janjinya untuk pulang dengan keadaan berbeda. Aldra tertawa karena dia tidak sempat mencintai gadis pengganggu itu. Pada akhirnya, seseorang akan selalu merasakan penyesalan hanya dengan kehilangan. Itu yan...