03. TEMAN LAMA

55 9 0
                                    

Lebih milih mengungkapkan atau memendam? Aku sih memendam. Tapi, sering ngasih kode gitu sama doi:v

Kalo kalian?

Happy Reading💕
—————————

03.TEMAN LAMA.

Aku suka, namun ada yang lebih mencintaimu daripada aku. Bagaimana? Sebenarnya hati ini tidak lelah, hanya saja sepertinya akan segera menyerah. Entahlah!”-Alena Gabriella.

Matahari pagi sudah memunculkan cahayanya, dua motor ninja membelah jalanan ibu kota. Pengendara yang memakai baju SMA itu bisa saja ditilang oleh Polisi. Namun anehnya, tidak.

Sampai di tempat tujuan, yaitu sekolah. Aldra membuka helm nya begitu juga dengan Panji.

"Gue bilang apa, Dra! Telat lagi, Kan?!” ujar Panji.

Aldra menatap temannya tak peduli. "Udah biasa juga,"

“Bukan begitu, gue males di hukum Pak Bambang lagi!" jawab Panji kesal.

Aldra menyalakan mesin motornya.

“Kemana lo?” tanya Panji sedikit geram.

“Parkir motor,” jawab Aldra singkat.

Panji hanya melihat kelakuan temannya dari jauh. Dilihatnya Aldra yang memarkirkan motor di depan warung pinggir jalan dekat sekolahnya. “Pinter juga!”

Panji tanpa basa-basi langsung mengikuti apa yang dilakukan Aldra.

“Dra? Masuk lewat mana lagi?” tanya Panji saat dia sudah berdiri di samping Aldra hendak kembali menyebrang.

Aldra tidak menjawabnya. Patung hidup itu berjalan menuju sekolahnya yang diikuti Panji.

Aldra mengambil jalan lewat belakang, memanjat pagar. Panji hanya mengikuti saja. Dia tidak ingin berfikir bagaimana caranya masuk kelas.

“Dra, bego ya lo? Di kelas ada Pak Bambang! Lo mau masuk gitu aja?” tanya Panji lagi dan lagi.

Aldra kembali tidak merespon pertanyaan dari temannya. Dia mengambil satu lembar kertas dan pena.

BUKA HAPE LO!

Itu yang ditulis Aldra. Dia melemparnya pada Ami-teman sekelasnya. Yang menerima hanya menurut saja. Ini Aldra, dia takut akan terjadi bahaya jika tidak menurutinya.

Aldra membuka Handphonenya kemudian mengetikkan pesan.

Aldra Raga: Mau bantu gue?

+62*******: Apa?

Aldra Raga: “Pura-pura liat cicak diatas pala Pak Bambang!

+62*******: "Iya, Dra."

Tanpa menunggu lama, Ami berteriak histeris. “Pak ada cicak di atas pala Bapakkk!!!”

Pak Bambang langsung menunduk seperti ingin menjatuhkan cicak yang ada di kepalanya. Semua siswi di kelas XII IPS3 pun langsung berteriak mengikuti Ami karena takut.

Kesempatan, Aldra dan Panji masuk kemudian langsung duduk di kursi mereka yang paling pojok.

Pak Bambang terus memainkan rambutnya. Takut cicak tadi menempel disana. "Dimana cicaknya? Kenapa gak jatuh-jatuh?" tanyanya.

“Udah gak ada, Pak!” teriak Panji dari belakang.

Semua siswi berhenti berteriak. Pak Bambang menatap ke depan setengah menunduk. "Yang benar kamu, Panji?!"

ALDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang