08. JADI, DEH!

30 5 0
                                    

Ketawa buat nahan nangis itu nyesek. Nyesek banget! Buat yang pernah ngalamin, aku tahu kalian hebat! Semangat, kalian gak sendirian:')

Jangan lupa VOTEMENT!^^

Happy Reading💕
—————————

08. JADI, DEH!

“Bukan berniat membalas dendam. Hanya saja, kau perlu untuk rasakan apa yang aku rasa dahulu.”—Alena Gabriella.

Aldra, cowok berbadan tinggi itu sedang membelah jalanan Ibu Kota. Wajah tampannya terhalang oleh helm. Pakaian SMA nya juga dihalangi oleh jaket berwarna hijau army polos miliknya.

Bayang-bayang Alena masih bahkan selalu ada di benaknya. Perkataannya yang seakan sudah tidak mencintai Aldra lagi selalu terngiang di telinganya.

“Di luar sana, ada banyak cewek yang nunggu Kakak. Dan aku, bukan salah satunya,”

Di hati Kakak, gak pernah ada aku,”

“Ada yang lebih mencintaimu daripada aku,”

Aldra mencoba untuk membuangnya jauh-jauh. Namun, yang di dapat bahkan malah semakin di ingat di pikirnya. Mencoba untuk melupakan hari kemarin, semakin di lupakan, semakin teringat. Mungkin itulah kata yang tepat untuknya sekarang.

*****

“Lo liat Devan?” tanya Alena pada teman sekelas sahabatnya itu.

Cewek berambut pendek dengan kacamata itu menggeleng. “Enggak,” jawabnya.

“Oh, Oke.” balas Alena tersenyum. Dia mendekati teman sekelas Devan yang lain. “Lo liat Devan, gak?”

Gerombolan cewek dengan satu cowok itu semua menggeleng. “Enggak,” jawab mereka kompak.

Alena tersenyum. “Oh, oke.” balasnya kemudian keluar dari kelas Devan.

Sekolah hampir sudah sepi. Alena tidak menemukan Devan. Padahal, dia sudah berjanji akan mengantar pulang Alena.

Alena mengambil ponselnya. Menelfon Devan namun tidak ada jawaban. Dia berdecak kesal.

“Lo nyari Devan?”

Alena menoleh ke arah kanannya. Disana ada Naomi yang sudah menyilangkan tangannya di depan dada. Alena mendekat.

“Iya. Kakak tahu Devan? Kakak tahu darimana aku lagi cari dia?” tanya Alena dengan tatapan tajam ke arah Naomi.

Naomi memalingkan wajahnya sambil terkekeh. “Devan udah pulang! Tunggu aja. Palingan, pulang-pulang langsung babak belur,” jawabnya dengan wajah menyebalkan.

Alena mengerutkan keningnya. “Maksud Kakak?”

Naomi menatap Alena tajam. “Lo bego, Al! Bego banget! Kenapa sih, ada orang yang suka sama lo, lo malah ngejar orang yang sama sekali gak pernah lihat lo?!”

Alena terkekeh. “Maksudnya?” tanya Alena lagi memancing. Dia mulai menyilangkan tangannya seperti Naomi.

“Gue udah tahu semuanya, Al! Dan itu semua, dari orang yang lagi lo cari sekarang! Kenapa lo bego banget?! Kalo gue jadi lo, mungkin–”

ALDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang