04. CINTA PERTAMA

38 8 0
                                    

Definisi Cinta Pertama? Cinta yang sulit dilupakan. Betul apa betul?

Siapa perst lop mu? Kalo aku, inisialnya R sih:v Bahkan, hingga sekarang susah banget lupainnya. Dan aku rasa, gak mau ngelupain dia. Eaaaa><

Happy Reading💕
—————————

04. CINTA PERTAMA

“Kelak, orangnya akan hilang darimu. Namun, rasa suka dan cintanya akan terus seperti dulu. Karena, kamu adalah cinta pertamanya.”–Alena Gabriella.

Alena sudah sampai di depan rumahnya yang memiliki gerbang panjang berwarna hitam. Dia turun dari motor yang mengantarnya pulang.

“Makasih, Devan anak Pak Dudung.” ujarnya tersenyum.

Devan melirik Alena tetap sama. “Iya, sama-sama. Jangan repotin gue lagi, ya.” jawabnya.

“Kok gitu? Lo gak ikhlas, ya?” tanya Alena dengan tatapan garangnya kearah Devan.

“Iya, emang gak ikhlas!” jawab Devan jujur.

“Kalo gak ikhlas kenapa nganterin?!” tanya Alena dengan notasi suara agak naik.

"Prikemanusiaan gue masih ada, gak kayak lo!" balas Devan.

Alena menatap Devan dalam. Tangannya dia silangkan di depan dada. Sekitar sepuluh detik, matanya dan mata Devan tak kunjung memalingkan tatap. Lucunya, wajah mereka saling memberi kesan malas.

“Kok lo gak ngedip sih!” ujar Alena tidak terima.

Devan memalingkan tatapannya kearah lain. “Pulang sana!”

“Gak usah disuruh, gue pulang duluan!” jawabnya yang kemudian membuka gerbang dan pergi ke dalam rumahnya.

“AL!” teriak Devan dari luar. Alena berhenti di tengah jalan. “HELM!”

Alena menaikkan pupil matanya. Dirabanya helm yang ternyata masih menempel diatas kepalanya. Alena membalikkan badannya. Berjalan menuju Devan kembali.

Devan terkekeh saat melihat wajah Alena yang masih terlihat kesal. “Sini, helm gue!”

“Gue gak bisa buka nya!”

Devan menahan tawanya. “Yaudah, sini!”

Alena mendekat kearah Devan. Matanya tidak melihat kearah Devan sama sekali. Dia memalingkan tatapannya.

“Dah, sana balik!” ujar Devan.

Dengan cepat, Alena kembali membalikkan badannya. Berjalan dengan rasa cepat padahal langkahnya begitu pendek menuju rumahnya.

Devan yang melihat tingkah laku teman lamanya itu hanya tersenyum.

*****

Aldra membuka pintu kamarnya.

“Dateng juga, lo. Gue kira mau kepegat ujan lagi kayak kemaren,” ujar Panji yang sudah duduk diatas sofa kamar Aldra dengan segelas jus jeruk di tangannya. Teman biadab!

ALDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang