09. GENG MOTOR?

36 4 0
                                    

Pernah gak pas kalian di sakitin, ada sahabat cowok yang lindungin? Sama! Aku juga gak pernah.

Jangan lupa VOTEMENT!^^

Happy Reading💕
—————————

09. GENG MOTOR?

“Temen itu bisa aja di ganti. Tapi sahabat, gak ada yang bisa gantiin posisi terbaiknya.”—Aldra Raga Mavelda.

Sepulang sekolah, Devan menyuruh Alena untuk datang ke rumahnya. Karena cowok itu tinggal hanya dengan Papa nya saja. Itupun, Pak Dudung–Papa nya Devan jarang ada di rumah karena pekerjaannya sebagai TNI.

Alena berdiri dari duduknya. Bel sudah berbunyi, pertanda jam pulang sudah tiba. Bianca menahannya agar duduk kembali. Terpaksa, Alena kembali duduk menatap sahabatnya malas.

“Lo kenapa sih?!” tanya Bianca sambil mengerutkan dahinya ke arah Alena.

“Gak papa. Emangnya gue keliatan gimana?” tanya Alena balik.

“Gue tahu, pas lo ketemu Kak Aldra tadi, lo bohong sama dia,” jawab Bianca. “Lo benci banget sama dia? Dia nyesel lho, Al. Dia nyesel dulu sering bikin lo sakit hati,” ujar Bianca.

Alena tersenyum smirk ke arah Bianca. “Jadi sekarang lo belain Kak Aldra? Apa karena lo udah jadi pacarnya Kak Panji? Sahabat dari Kak Aldra?” tanya Alena.

“Lo apaan sih? Gue cuma tanya, Al.” balas Bianca sedikit terkekeh.

Alena memalingkan wajahnya. “Gue mau pergi,” jawabnya kemudian pergi dari kelas meninggalkan Bianca.

Bianca menatap perginya Alena sambil menghela nafas. Maksudnya bukan begitu, dia hanya tanya. Alena tak mengerti.

*****

“Semalem, gue liat notif di hape lo. Gak sengaja kok,” ujar Alena pada Devan. Cowok itu menoleh dengan tatapan mata kaget. “Kak Naomi chat lo? Katanya, dia tanya Gimana. Maksudnya apa ya, Van?” tanya Alena hati-hati.

Devan memalingkan wajahnya mencoba mencari jawaban yang tepat. “Salah kirim kali,”

Alena menatap Devan curiga. Namun, dibuangnya jauh-jauh pikiran negatif tadi. “O–Oh,” jawabnya.

“Emang lo pikir apa?” tanya Devan menoleh.

Alena mendongak. “E–Enggak. Gue gak mikir apa-apa. Makanya gue tanya,” jawabnya tersenyum kaku.

Hening. Tiba-tiba saja begitu. Alena rasa, Devan yang dulu hilang. Tergantikan dengan Devan yang cuek, nakal, dan ... Ah! Sudahlah!

Devan berdiri. Mereka sedang duduk di depan teras rumah Devan dengan Alena yang belum di ajak masuk oleh sang pemilik.

“Lo mau minum apa?” tanya Devan pada Alena dengan wajah dingin.

Alena kembali mendongak. “Gak usah, Van.” jawabnya tersenyum tipis.

“Yaudah, lo gak mau masuk?” tanya Devan lagi menawari.

Alena menggeleng. “Gak usah juga. Disini aja,”

Devan menarik tangan Alena. “Masuk aja! Kayak sama siapa,” ujarnya.

ALDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang