Up yeay!
Cerita ini murni karya saya, dilarang plagiat dalam bentuk apapun.
Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca.
HAPPY READING💗
Sorry for typo!
***
"Berani banget lo nyakitin temen gue! Lo pikir lo Mas Terang hah?!" Anca berteriak menggebu-gebu. Dia mengepalkan tangannya emosi."Denger ya, dari dulu temen gue gak mau sama lo. Karena lo mirip Shahrul Khan temen gue nerima lo!" Cindy ikut-ikutan berteriak.
"Sharuy Khan Cin." Anca berujar membenarkan.
"Nah iya! Shahruy Khan maksud gue."
"Cindy, Anca udah." Kanya memperingati mereka berdua. Saat ini mereka mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang.
"Gak bisa Nya! Kita harus menjunjung tinggi demontrasi!" Anca berteriak sambil mengepalkan tangannya.
"Udah salah, ngegas lagi," batin Kanya meringis.
"Nah iya tuh bener." Cindy mengangguk-anggukan kepalanya, menyetujui.
"Lo tuh udah disakitin Nya, lo gak boleh baik-baik aja." Lagi-lagi Cindy mengangguki ucapan Anca.
"Kita harus kasih pelajaran ni orang, pelajaran Matematika misalnya."
"Lo gak boleh terlalu baik, Nya. Gue tahu manusia letak kesalahannya banyak, kayak lo yang belom bayar utang gopek lo ke gue kemaren."
"Nah karena sekarang gue lagi baik hati, jadi gue ikhlasin aja." Lagi-lagi Cindy mengangguk menyetujui, dia memakan snacknya sambil melihat Anca.
"Jadi, dimana kelas Yudha?" tanya Anca sambil memakan kerupuk yang dia beli.
"Nah iya, dimana kelas Yudha?" Cindy ikut-ikutan bertanya.
Jadi sedari tadi mereka belum ngelabrak Yudha? Jawabannya adalah benar. Mereka membuat kata-kata dulu di Kantin sambil memesan makanan. Kan bisa gawat jika ngelabrak orang tapi tidak tahu kata-katanya.
Kanya sedari tadi menundukan kepalanya menahan malu.
"Udah ngegas, gak jelas lagi. Sial banget gue punya temen kek mereka." Kanya membatin.
"Kalo lo gak ngasih tahu, kita yang nyari tahu Nya!" ujar Anca, Cindy mengangguk menyetujui.
"Udah hampir satu bulan gue pacaran sama Yudha, dan mereka gak tahu kelas Yudha dimana? Ini baru temen gue. Nasib-nasib, punya dua temen udah pikun dua-duanya." Kanya bergumam miris.
"Nyerahlah! Gue mikir pake dengkul tapi masih belum tahu juga jawabannya. Nya, si Yudha Kelas berapa sih? Yang mana? Kitakan belum ketemu," gerutu Cindy, dia mengangkat tangannya menyerah.
Kanya memang tidak pernah menunjukan muka Yudha kepada Anca dan Cindy, mereka melakukan suatu hubungan diam-diam. Cindy dan Anca hanya tahu jika mereka berpacaran selama satu bulan, udah itu aja.
Tapi setahu Anca, dulu Kanya pernah bercerita tentang deskripsi wajah Yudha. Dan Kanya juga pernah bercerita tentang kelas Yudha. Jika tidak salah-
"Gue tahu kelas berapa!"
***
Brak!
Seluruh siswa siswi Kelas XI MIPA 1 berjengit kaget saat seseorang menendang pintu dengan kasar. Jam sekarang memang masih jam istirahat, tapi tidak untuk kelas XI MIPA 1. Mereka masih mengerjakan tugas yang diberikan guru yang tidak masuk tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logic & Heart
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] [Completed] *** Anca Zabryna, cewek yang mendapatkan peringkat terburuk diangkatan kelas 11. Sifat kekanak-kanakan dan receh tak lepas dari diri Anca. Cewek ini gampang tertawa juga gampang menangis. "Jadi kemaren lo li...