EKSTRA CHAPTER

2K 276 220
                                    

"Mau ke Papahh~" rengek seorang gadis kecil dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dia menarik baju orang di depannya dengan muka yang sudah memelas.

"Anak siapa sih kamu, lucu banget kayak Momski." Seorang wanita dengan perut membuncit menguyel-uyel pipi gadis kecil di depannya. Sontak saja hal itu membuat gadis kecil itu menangis.

Wanita itu meringis saat melihat sekelilingnya tengah memperhatikannya. "Ehh, jangan nangis, jangan nangis. Nanti kita beli ice cream? Yuk yuk! Nanti kita beli gajah juga."

"Gak muaaa gajah kegedean." Gadis kecil itu malah makin menangis.

"ANCA ZABRYNA! LO NGAPAIN ANAK GUE HAH?!" Kanya berlari sambil menggendong bayi kecil di depannya, teriakan itu membuat Anca cengengesan.

"Anak lo gemoy banget sih, mangkanya gue culik."

"Gue jadi ngidam." Anca mengusap perutnya yang membuncit.

"Suami lo mana?" tanya Anca, matanya berkeliling mencari sosok yang dicarinya.

"Mampus gue." Anca berdecak saat menemukan presensi seseorang di depan sana bersama Yudha --suami Kanya.

Pada awalnya mereka berdua memang saling membenci satu sama lain, apalagi Kanya yang mempunyai dendam kesumat terhadap Yudha. Tapi di sisi lain, ternyata Kanya masih memiliki rasa yang sama seperti Yudha.

Dan yah, akhirnya mereka menikah. Dan sudah dikarunia dua anak lucu.

"Sayang!" Yudha berteriak diluar Cafe sambil menenteng paperbag cokelat ditangannya.

Kanya membalikan tubuhnya untuk melihat suaminya. Sementara gadis kecil itu langsung berlari ke arah Papahnya dan langsung menubruk Papahnya dengan pelukan.

"Sira kangen Papah," ujarnya sesegukan dipelukan Yudha.

"Papah juga rinduu banget sama Sira." Yudha melepaskan pelukannya, lalu membawa Sira digendongannya.

"Mau ice cream?" tanya Yudha sambil menatap Sira.

"Eung!" Sira mengangguk semangat.

"Yuk makan ice cream!" Yudha berjalan ke arah Kanya menyempatkan diri untuk mencium dahi Kanya dan juga si kecil, Resof. Lalu menundudukan dirinya di kursi dengan Sira dipangkuannya.

"Mau kemana, hm?" tanya seseorang sambil memegang bahu Anca yang hendak kabur.

Anca cengengesan sambil menatap Aron, "Hehe ...."

Semalam Anca ngidam menjambak rambut Aron, lalu berlari setelah mendapatkan keinginannya. Tentu saja itu perintah bayinya.

"Huha hehe huha hehe." Aron berdecak, namun menghela nafasnya pelan.

Aron membungkukakan tubuhnya lalu tersenyum. "Sehat selalu, ya, anak Abi."

"Ehm!" dehaman seseorang membuat Aron berdiri tegak. Di belakangnya, Aldi menatap Aron datar.

Lalu berjalan ke arah Anca dan mengecup pipi Anca bergantian. "Papah pengen ketemu, jangan main terus. Kasian bayinya."

Aron memutar bola matanya malas mendengar percakapan suami istri di depannya. Lalu berlalu dari sana dan merusak kebahagiaan keluarga lain a.k.a keluarga Kanya.

"Nya, pinjem anak lo dong."

"Lo pikir anak gue barang hah?" Yudha menyahut.

"Mangkanya, cepet nikah jir. Supaya bisa buat anak." Kanya mendelik atas ucapan suaminya.

"Masih kepingin bebas gue. Ntar ajalah," ujar Aron santai. Tapi mampu membuat Yudha terdiam. Akhir-akhir ini mereka memang sudah dekat. Yudha juga mengetahui jika Aron masih mencintai Anca saat ini.

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang