LH 12: ANCA CENGENG

1.5K 488 227
                                    

Up yeay!

Udah 2k pembaca nih, jadi aku double up!

Hehe....

Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.

HAPPY READING💗

***

Aku pernah mencintai seseorang hingga aku jatuh, kepeleset, kejedot, kegusruk, nyungsep dan akhirnya sakit.
- Cindy Olivia mendadak amnesia

"Buka." Kalimat perintah itu membuat Anca mengernyit bingung.

"Apanya yang dibuka?" tanyanya, tapi sekian detik kemudian Anca menyilangkan tangannya di depan dada.

"Gue gak tahu kalo lo secabul ini Di," ujar Anca, sambil menatap was-was Aldi.

"Jangan ngedeket!" pekik Anca, dia berjalan mundur saat melihat Aldi berjalan maju.

Anca merutuki dirinya sendiri saat dirinya terpentok oleh tembok.

"D-di, jangan apa-apain gue please. Gue yakin lo kesiksa banget sama gue, sabar dikit ini ujian." pinta Anca sambil menatap Aldi was-was. Dia memejamkan matanya saat Aldi sudah mendekat.

"Kenapa susah?"

"Apanya?"

"Ini."

"Apa sih gak ngerti." Anca berujar tak paham, dia membuka matanya.

Anca menahan malu akibat ge-er saat Aldi menunjuk-nunjuk jepit rambutnya.

Namun begitu, di mata Anca tetap Aldi yang salah. "Kenapa gak bilang sih kalo mau jepit rambut gue! Kan, gue kege-eran." Tentu saja kalimat terakhirnya Ia katakan dalam hati, bisa gawat jika dia mengatakan itu di depan muka Aldi.

Aldi terkekeh samar, dia hanya--suka saja mengerjai gadis di depannya ini.

Klak!

Pintu Gudang terbuka dengan jepit rambut Anca.

Anca melongo, jika dari sinetron butuh beberapa menit untuk membuka pintu dengan jepitan rambut, tapi Aldi? Satu menitpun sepertinya tidak sampai.

"Kok bisa cepet banget." Anca membeo.

"Perhitungan." Aldi menjawab tanpa menatap Anca, dia berjalan ke arah kanan Gudang.

Tak!

Suara itu membuat mereka berdua mengalihkan tatapannya, sedari tadi Anca sudah bergidik ngeri melihat penampilan Gudang ini.

Sebenarnya tangan Aldi sudah gatal melihat penampilan Gudang ini, dia tidak biasa melihat benda kotor sedikitpun.

Anca menarik-narik baju Aldi seperti anak kecil.

"Mmmm mmmm." Suara itu membuat Anca dan Aldi menoleh menatap ke arah belakang.

Kok kaya lagunya Kai EXO si. Jadi pengen nyanyi kan. Anca membatin.

Di sana seorang cewek duduk disebuah kursi, tangan dan kakinya diikat, sementara mulutnya dibekap dengan lakban.

Anca miris melihatnya, belum pernah dia melihat kekerasan seperti ini. Hidupnya cenderung indah sebelum mengenal Aldi.

***

Anca dibuat bingung oleh Sinta--Anak Pak Andi, sedari tadi cewek itu terus berteriak histeris jika melihat Aldi.

Logic & Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang