Jangan lupa tinggalkan jejak👣
***
Aldi menatap datar ke arah tubuh Gea yang terbaring lemas di brankar rumah sakit. Di sampingnya, Anca mengelus punggung Aldi menenangkan. Anca tahu, dibalik wajahnya yang datar, Aldi menyimpan banyak sesal dan kecewa di dalam dirinya.
Dokter tidak mengizinkannya untuk masuk ke dalam, oleh karena itu, Aldi dan Anca hanya berdiri sambil menatap Gea yang terbaring lemah dengan banyak alat rumah sakit yang menancap ditubuhnya.
Suara langkah kaki yang berjalan cepat ke arah ruangan Gea mengalihkan atensi keduanya.
Itu Jordan, dia berjalan cepat ke arah ruangan Gea dengan tatapan datarnya. Dan hal itu membuat Aldi mengepalkan tangannya dan berjalan cepat ke arah Jordan
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Aldi memukuli Jordan membabi buta. Tak peduli Jordan lebih tua darinya, dipikirannya hanya Gea, Gea dan Gea.
"ALDI!" Anca berteriak kencang, dia menarik baju belakang Aldi agar berhenti memukuli Jordan. Bukannya membantu, Anca malah terdorong ke belakang.
Dia meringis saat punggungnya menyentuh tembok dengan keras.
"ANJ*NG!" umpat Aldi sambil terus memukuli Jordan, sementara Jordan hanya diam saja tak membela atau apapun itu.
Jordan cukup mengerti jika ini adalah salahnya.
"BAJINGAN SIALAN!" umpat Aldi lagi sambil menarik kerah baju Jordan membuat Jordan terangkat dan tercekik.
Anca mengigit bibirnya, punggungnya masih terasa nyeri saat berdiri.
Beberapa orang mulai muncul untuk merelai keduanya, tapi tenaga Aldi yang besar membuat mereka memundurkan langkahnya.
"ALDIANO PRATAMA!" teriakan itu tak mampu membuat Aldi berhenti memukuli Jordan.
"SUDAH ALDI!" Irfan berteriak sambil menarik tubuh Aldi.
"APA DENGAN KAMU MEMUKULI JORDAN DAPAT MENGEMBALIKAN GEA SEPERTI SEMULA HAH?!"
Tanpa mendengar apa yang diucapkan oleh Irfan, Aldi berlalu dari sana setelah menonjok tembok di sana.
Sementara Anca langsung berlari untuk mengikuti Aldi.
***
Jordan menatap Gea yang terbaring lemah di Rumah Sakit dengan tampang penyesalannya. Wajahnya masih babak belur, Irfan sempat memaksanya untuk diobati, namun Jordan menolak. Mungkin ini adalah balasan untuknya.
Dendamnya pada Sinta dan Irfan membutakan semuanya hingga anak gadisnya yang menjadi korban.
Ibu Gea sudah meninggal saat melahirkan Gea, tak cukup untuk membuat Jordan terpukul hingga melampiaskan semuanya pada Gea.
Di sampingnya, Irfan menepuk bahu Jordan dua kali. Lalu melangkah menjauh untuk memberikan Jordan ruang.
"Bahkan disaat seperti ini saya selalu menjadi orang tua yang tidak berguna."
***
Anca mendekati Aldi yang tengah terdiam dengan langkah pelannya. Dia duduk di samping Aldi sambil menatap Aldi yang hanya terdiam, di tangan Anca sudah ada kotak P3K.
Aldi melirik sebentar ke arah Anca lalu kembali menatap ke atas. Menatap langit-langit yang mulai mendung, menandakan hujan akan turun lagi.
Keduanya hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logic & Heart
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] [Completed] *** Anca Zabryna, cewek yang mendapatkan peringkat terburuk diangkatan kelas 11. Sifat kekanak-kanakan dan receh tak lepas dari diri Anca. Cewek ini gampang tertawa juga gampang menangis. "Jadi kemaren lo li...