Hai!
Update lagi nih!
Budayakan vote dan comment dulu sebelum membaca yaa.
HAPPY READING💗
***
"Hm ...."
-Aldi pengganti Risa SabianTak tak tak!
Bunyi high heels yang beradu dengan lantai membuat murid-murid yang tengah menulis langsung menatap ke arah Jendela, guna melihat siapa-siapa saja yang datang sepagi ini ke sekolah.
Di sana terlihat Ibu-ibu yang tengah berjalan dengan satu tujuan, Ruangan Kepala Sekolah.
Sontak saja hal itu membuat Cindy dan Kanya yang memang hendak melihat kejadian itu berseru girang.
Di barisan paling depan, Mamah Cindy dan Kanya memimpin. Seterusnya ada Ibu dari siswa-siswi yang mengikuti demo kemarin.
"Mamah gue keren banget anjay." gumam Kanya saat melihat Ibunya berjalan dengan angkuh sambil memakai kacamata hitamnya.
Cindy bergidik melihat penampilan Ibunya yang paling heboh. Ibunya itu memakai daster, kacamata hitam beserta celana training.
"Nya, gue duluan ke Kelas deh, malu," ujar Cindy. Dia bersembunyi dibalik punggung Kanya agar Ibunya tak melihatnya. Jika sampai Ibunya itu melihatnya, mau taruh dimana mukanya!
***
"Gimana bisa Bapak mengeluarkan anak seunyu Anca hah!" ujar Mamah Cindy menggebu-gebu.
"Saya melihat ada banyak ketidak adilan di sini, seharusnya Bapak menegakan keadilan, bukan malah seperti ini!" ujar Mamah Kanya tak terima saat mendengar cerita dari Kanya. Anca sudah Ia anggap seperti anak sendiri, begitupun dengan Cindy.
"Banyak sekali tindakan diskriminasi di sini, saya yakin Bapak paham maksud saya." Bu Rini ikut-ikutan menyuarakan pendapat, dia tak tega melihat Anca seperti kemarin.
"Saya memang tak habis pikir dengan kelakuan Anca, tapi saya lebih tak habis pikir dengan pikiran Bapak. Bagaimana bisa Bapak mengeluarkan Anca dari Sekolah setelah dia menemukan fakta bahwa salah satu dari guru disini korupsi?" Bu Tiwi selaku Wali Kelas Anca ikut-ikutan.
Bagaimanapun juga, Anca adalah anak muridnya.
Sementara Ibu-Ibu yang lain mengangguk-anggukan kepalanya setuju. Ada yang berbisik-bisik sambil menatap Pak Wira. Ada juga yang menatap sengit Pak Wira.
"Saya mencabut dana saya dari Sekolah ini," ujaran itu membuat semua menatap ke arah Mamah Shei. Dia berjalan dengan angkuh menatap Pak Wira.
"Saya juga, bagaimana nasib anak-anak saya jika dia terus bersekolah di sini?" ujar Ibu-ibu yang lain.
"Percuma bayar mahal, kalo sekolahnya kaya gini."
"Iya tuh."
Sementara Pak Wira, dia menatap gelagapan satu persatu Ibu-Ibu yang datang.
"Mohon tenang du-"
"Gimana mau tenang kalo kelakuan Kepala Sekolahnya kaya gini!" ujar Mamah Cindy sambil menggebrak meja.
"Kalo kaya gini saya keluarin anak saya ajalah."
"Setujuuu."
Pak Wira dibuat pusing dengan omongan-omongan dari Ibu-ibu di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logic & Heart
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] [Completed] *** Anca Zabryna, cewek yang mendapatkan peringkat terburuk diangkatan kelas 11. Sifat kekanak-kanakan dan receh tak lepas dari diri Anca. Cewek ini gampang tertawa juga gampang menangis. "Jadi kemaren lo li...