"Laperrrr!" Cindy berteriak sambil mendirikan tubuhnya, setelah mengerjakan ulangan Bahasa Indonesia beserta Ekonomi tadi rasanya perut Cindy mau meledak saja.
Dia melirik ke arah Anca yang tampak diam sedari tadi kemudian menoleh ke belakang, ke arah Kanya. Seolah tahu apa yang dimaksud oleh Cindy, Kanya langsung mengendikan bahunya tak tahu.
"Anca! Lo kenapa?" Cindy menepuk bahu Anca pelan membuat Anca menoleh ke arahnya.
Tatapan Anca datar membuat Cindy bergidik, "Ca, lo kenapa?" tanya Kanya yang sudah berada di sampingnya.
Anca melengos begitu saja keluar kelas, sementara Cindy dan Kanya saling menatap satu sama lain.
"Lagi PMS?"
Kanya menggeleng, setahunya ini bukan tanggal merahnya Anca. "Kayaknya enggak."
***
Mata Aron berkeliling mencari seseorang, setelah menemukan presensi tiga orang yang tengah memakan-makanannya disana.
"Bro! gue mau ketemu jodoh gue dulu!" teriaknya pada teman barunya. Dan langsung berjalan ke arah ketiga orang itu.
Saat melihat punggung Anca yang membelakanginya, Aron tersenyum miring. Dia meletakan jari telunjuknya ke arah Kanya dan Cindy agar tak menimbulkan suara.
"DORR!" Aron menepuk bahu Anca keras membuat Anca terlonjak kaget sebentar. Lalu kembali memakan Mie Ayam di depannya dengan santai.
Aron yang melihat reaksi tak biasa Anca langsung menatap Kanya dan Cindy seolah meminta penjelasan.
"Dia kenapa?" tanyanya tanpa suara. Cindy dan Kanya menjawab dengan endikan bahu.
"Ca, woy! Lo kenapa?" tanya Aron, tapi yang didapatnya hanya tatapan datar.
Merasakan bisik-bisik disekitarnya, juga tatapan dari orang-orang yang menatap ke arah mejanya. Mata Kanya bergulir ke arah pintu Kantin.
Dua orang berbeda gender tengah berjalan ke arah meja kosong sambil bergandengan. Gea dan Aldi. Dapat dilihatnya, Gea memegang tangan Aldi posesif sementara Aldi tidak membalas sama sekali.
Kanya melirik ke arah Anca, memastikan ekspresi gadis itu. Tapi yang dilihatnya adalah tatapan datar dari Anca.
"Ca! Lo kenapa sih?" Cindy menggebrak meja karena emosi melihat sikap Anca kali ini. Membuat semua orang termasuk Aldi dan Gea menatap ke arahnya.
Aldi melepaskan rangkulan Gea di tangannya, saat melihat presensi Anca. Sementara Anca hanya menatap Cindy sebentar kemudian melanjutkan makannya.
"Tahan, sabar, jangan emosi, gak boleh hujat." Cindy merapalkan kalimat itu beberapa kali. Lalu menatap Anca kembali.
Plak!
Anca mengerjap-erjapkan matanya kala Cindy menamparnya dengan pelan, tapi mampu membuat pipinya memerah. Sementara Kanya dan Aron melotot.
"SADAR BANGS*T! LO SIAPAA?" Cindy menarik kerah baju Anca kemudian menggerak-gerakan tubuh Anca.
Melihat tatapan kosong Anca, Cindy jadi mengira jika Anca kesurupan.
Aron dan Kanya yang melihat itu langsung memegang tangan Cindy agar tersadar. Dan Aldi bergerak ke arah Anca lalu menarik tubuh Anca.
"LO SIAPA ANJ*NG!" teriak Cindy lepas dari genggaman Aron dan Kanya dan langsung menarik kerah baju Anca kembali.
"CEPET NGOMONG!"
"Gu-"
"JUJUR SAMA GUE! LO SIAPA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Logic & Heart
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] [Completed] *** Anca Zabryna, cewek yang mendapatkan peringkat terburuk diangkatan kelas 11. Sifat kekanak-kanakan dan receh tak lepas dari diri Anca. Cewek ini gampang tertawa juga gampang menangis. "Jadi kemaren lo li...