-8-

806 133 6
                                    

"emm..Nia"
"eh, iya? ada apa, y/n senpai?"
"sebelumnya maaf karena telah bertanya ini kepadamu, tapi aku bener bener penasaran"
"b-bertanya...apa, senpai?"
"...kamu itu...




siluman singa ya?"
"h-heee?"
ntah mengapa, Nia tiba tiba saja gemetaran mendengar pertanyaan itu.


--------------------------------------------------------------------------------------------------

"ahah gausah dianggap serius gitu, aku cuman bercanda, tapi kalau mau jawab juga gpp"
"...a-aku..-"
"hoi kalian! bantuin aku yuk? berat nih!" ucap Lumi yang sedang mengangkat suatu barang namun ia tak mampu mengangkatnya sendirian.
"oke, Lumi!" y/n dan Nia pun segera enghampiri Lumi dan membantunya.


"sip, selesai! makasih ya, y/n senpai, mama Nia!" ucapnya sambil tersenyum manis.
"iya, sama sama, Lumi! kalau butuh apa apa, tinggal panggil aja ya!"
"e-eehhh? bo-boleh..?"
"iya, kamu kan adik kelasku, dan aku sebagai kakak kelas harus siap membantu adik kelasnya kapan aja!" jawab y/n dengan penuh percaya diri.
"wahh sekali lagi, makasih ya, y/n senpai!" Lumi berterima kasih lagi kepada y/n sambil memeluknya.
"ah iya, sama sama!"

pagi hari, tentu saja mereka mengawalinya dengan sarapan bersama agar tidak kelaparan disiang hari.

"selamat pagi, kak y/n!"
"iya, selamat pagi!"
"kak y/n! selamat pagii!! ini, tadi aku sama Rara bikin kalung buat kak y/n, semoga suka ya !"
"selamat pagi, wahhh makasih ya!"

"kalian...sadar ga sih"
"hm? knp Alia?"
"sejak kejadian semalam..y/n jdi disukai murid murid" ucapnya sambil memasang muka suram.
"lah, bukannya bagus? jdi y/n senpai ga kesepian lagi, kan?"
"b-bukan itu masalahnya.."
"terus?"
"aku...juga pengen jadi popular.." tiba tiba saja Alia merengek sambil memeluk kakaknya yaitu Andi.

"....elah masih nempel ae cita cita kau tuh dari kecil" jawab Tommi.
"ya habisnya kan enak pasti jadi popular, dikenal banyak orang, banyak yg kasih hadiah, kyk y/n sekarang tuh"
"hei, Alia."
"iya? knp bang?"

"kau pikir enak jadi popular?" tanya Andi dengan muka masamnya menandakan ia capek menjadi popular.
"hmm enak enak aja tuh kelihatannya"
"pfft, saya mencium bau bau ada org yang mau adu nasib" ucap Zen sambil terkekeh.

"kau tak lihat abang menderita setiap saat gini? setiap mau ke kantin pasti ada yg minta foto lah, minta anterin lah, macem macem!" jelas Andi sambil mengeluarkan semua penderitaannya.
"hmm..iya ya, padahal abang jelek, tapi kok bisa bisanya para cewek suka sama abang" jawabnya yang membuat hati Andi serasa terpecah belah.

"uhuk, percakanmu selalu pedas seperti biasa, Alia.."
"cuih, kau lupa kah, Alia? dia kan pernah berdoa pengen jadi popular"
"lah, tau darimana kau, monyet?"
"lupa kah? kau yg kasih tau lah, Tom" jawabnya dengan nada nyindir.
"eh? iya ka-"

"hey hey, kalian ngapain disini? cepet bantuin yang lain bersih bersih, kita akan pulang sore ini." pak guru pun datang memotong pembicaraan mereka.
"ah iya juga, baik pak" dengan sigap, mereka pergi mencari alat untuk bersih bersih.


-beberapa jam kemudian-


"hwah..akhirnya selesai juga ya, y/n!" 
"iya, syukur deh abis ini pul-"

*bruk*

"WOY! LO PUNYA MASALAH APA SAMA GW?!"
"cih, begitu doang marah, gitar murahan kok disayang"
"LO KIRA INI GITAR BIASA?! KURANG AJAR LO-"

"hey hey udah, Ndi! ada apa ini?!"
"diem, y/n, ini urusan gw, bukan urusan lo."
"oh, sok dewasa ya sekarang? padahal dulu doyan nangis, ututu.." ejeknya dengan muka yang membuat Andi semakin marah.
"Kurang ajar!"

Cinta kita❤️ [Andi Adinata x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang