-19-

650 94 8
                                    

"sampai, ini dia rumahku!"
"eh?!"

y/n terkejut melihat rumah Lumi yang dikelilingi oleh pohon pohon besar dan tak ada satupun rumah disekitarnya.

"ayo masuk"
"Lumi"
"ya?"
"..." y/n ragu untuk menanyakan sesuatu kepada Lumi.

"kamu..tinggal sendiri? apa ga takut?"
"ngga kok, senpai! Lumi udah kebiasa tinggal sendiri soalnya, tapi kalau tidur bareng kalian ya udah pasti seru!"
"orang tua Lumi pergi ntah kemana sejak 14 tahun yang lalu, dan sampai sekarang mereka tidak kunjung kembali"
"oh? ma-maaf! kamu kesinggung ya?"

"gpp kok senpai, santai aja! bentar ya, kalian pasti dingin, Lumi buatkan teh hangat dulu ya!"
"aku ikut!" Lumi dan Alia pergi ke dapur untuk membuatkan Nia dan y/n teh hangat.

"Nia"
"ng?"
"emang bener apa yang diceritain sama Alia..?"
Nia menunduk.

"iya, rumornya sih..mereka membuang Lumi karena mereka menganggap Lumi anak yang aneh"
"aneh?"
"iya, dia hanya bisa menghirup udara yang dingin saat bayi. tapi sekarang dia udah lumayan bisa menghirup udara yang biasa sehingga bisa bersekolah di SMA kita, meski kadang suka tiba tiba mencair sih"

"mencair?!"
"iya, dulu Lumi pernah hampir mencair karena menghirup udara yang biasa terlalu lama"
"s-serem juga ya.."


"kita kembali!" tampak Alia dan Lumi kembali membawakan teh hangat.

"wahh makasih ya! duh maaf jadi ngerepotin gini"
"ga ngerepotin kok! anggap aja rumah sendiri, hehe"

"gimana mau anggep rumah sendiri, suhunya aja dah kyk masuk ke 20 kulkas yang digabungin.." pikir y/n.

"anu...y/n senpai ga betah ya..?"
"e-eh? n-nggak kok, aku justru berkunjung ke rumah Lumi! indah banget!"
"hehe, makasih"
"y/n senpai tau ga? motif bunga bunga yang ada di luar rumah itu Lumi yg bikin sendiri loh!" ucap Nia.

"serius! waah hebat banget Lumi!"
"ehehe.."

mereka pun mengobrol hingga siang hari tiba.

"wah udah siang aja nih, Lumi belum benerin kulkas lagi"
"rusak lagi?"
"iya, gara gara kemarin lusa Lumi pake buat gebukin Zen" tatapan Lumi seketika menjadi tatapan yang tajam.

"hadeh..gaada kapok kapoknya ya tuh si Zen"
"emang harus sampe di gebuk gitu ya? apa gpp?" 
"gpp kok, Zen emang dah biasa digeprek sama Lumi, jadi gpp"


"buset, digeprek" pikir y/n.

"selagi Lumi benerin kulkas, kalian main aja dulu ya!"
"main?"
"main lempar salju?"
"hmm boleh deh"

"kalau mau main salju, jangan lupa pake sarung tangan"
"oke Lumi!" mereka pun pergi keluar dan bermain salju.


*drrt..drrt..*

ponsel y/n tiba tiba berbunyi.

"dari siapa?"
"Andi"
"ehem, angkatlah"
"iya iya" y/n pun mengangkat telponnya.

"halo?"

'y/n, malam ini ada waktu?'

"eh? emang mau apa?"

'gw mau ngajak lo jalan jalan'

"anu Ndi, a-aku lagi di rumah Lumi..besok aja ya?"

'oh...yaudah, maaf ganggu'

"nggak ganggu ko- eh..langsung dimatiin..? apa dia ngambek ya?" y/n menaruh kembali ponselnya dan lanjut bermain.

"loh, cepet banget, ada apa?"
"ngga ada, yuk lanjut main"

Cinta kita❤️ [Andi Adinata x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang