-14-

744 123 16
                                    

"haduh haduh, kacau kali lah tu monyet, pake mau nginep segala lgi di rumah gw" keluh Andi.
"kalo sampe dia beneran nginap di rumahmu, mati kau sudah"

mereka berlari menuju rumah Andi berharap tidak telat dan masih sempat untuk membuat Zen tidak jadi menginap.

"ya, thx bu"

terlihat Zen sedang membeli minuman disebuah kantin yang tidak jauh dari rumah Andi.

"kesempatan kau, ndi" ucap Tommi menatap Andi dengan tatapan isengnya.
"yakin dia ga bakal nangis?"
"elahh kau kira dia ciwi?"
"hmm..ok dah" Andi pun pergi ke suatu tempat untuk mempersiapkan sesuatu.

"kau ngapain?"
"liat aja"
Tommi terus mengamati Andi yang sedaritadi fokus untuk menjahili Zen dan sampai akhirnya Tommi menyadari apa yang akan Andi rencanakan.

"ohh, pintar juga kau ni kadang-kadang ya"
"cih, diam aja kau"

beberapa menit kemudian

"nah, sip!! selesai sudah, tinggal nunggu si monyet lanjutin perjalanan" ucap Andi sambil mengusap keringatnya.
"hoi, kau yakin ini berhasil?" Tommi meragukan rencana Andi.
"harusnya bisa kena sih, soalnya-"
"soalnya dulu juga kau pernah kena, ya kan?"

"d-diam lah kau! gausah mengungkit masa kelam orang dh!" jawab Andi malu.
"hahaha! habis ngakak lah liat kau kena jebakan kek gini waktu dulu tuh"


flashback


"Tommi, Alia!! kalian dimana sih?! udah hampir malam, ntar mama pasti mar-"

byurrr!

"UWAAAHH!!"
"pfft, ahahahaha!" Tommi keluar dri semak semak sambil tertawa lepas.
"ihh! nyebelin banget deh! jadi basah kuyup kan!" ucapnya sambil ngambek.
"yeey! lencanaku cama Tommi belhacil! ahaha!" Alia ikut muncul dari semak semak.

"kerja bagus Alia! kita berhasil!"
"iya!"
"huh...nyebelin." Andi pergi meninggalkan mereka berdua karena marah.


flashback end


"AHH SUDAHLAH! malu maluin tau gak?!" teriak Andi.
"shhh, ntar ketauan bodo!"
"salah siapa malah ceritain balik kejadian yg udh beberapa tahun lamanya?! mana yg malu maluin lgi ceritainnya."

"huwah..oke, saatnya lanjutin perjalanan~!" Zen mulai melangkahkan kakinya dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah Andi.
"gw yakin ini pasti kena.." bisik Andi dengan percaya dirinya.

........

angin berhembus kencang, tak ada tanda tanda Zen terkena jebakan tersebut.

"pfft-"
"loh, ga kena?! kok bisa..?!" Andi terkejut karena Zen tidak tersiram oleh air yang ia pasang diatas jalan yang Zen lalui.


byurr!!


"nah tuh kena"
"wah!"

"hm, dasar anak anak ga tau akhlak."
"e-eh?"
suara yang dikeluarkan oleh orang itu tidak persis seperti Zen. yang artinya..

"mampus gw"
"kenapa, siapa yang kena ndi?"
"g-gw lupa...p-pak Sir itu..rumahnya deket sini.." jawab Andi gemetaran.
"nahloh ndi"
"hm? napa?"

"nak Andi."
"AYAM MAKAN KUCING! e-eh ada pak Sir..ohayou pak, se-sehat?"
Tommi menahan tawa mendengar latah Andi yang tidak masuk akal.
"gausah basa basi kamu, besok pagi di temui saya di ruang kepala sekolah."
"good luck ndi" ucap Tommi meninggalkan Andi bersama pak Sir.

Cinta kita❤️ [Andi Adinata x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang