-17-

844 105 3
                                    

note: maaf karena dah lama ga up lagi, kemaren kita sibuk banget..gomenne! jadi karena itu, kita bikin part ini agak panjangan dikit, semoga kalian suka!

-------------------------------------


beberapa hari kemudian



"*menarik nafas*....OM DAH PAGI OM, BANGUN OM, NTAR TELAT SEKO-"

*BUGH!*
suara keras nan merdu yang dihasilkan dari pukulan Andi ke muka Zen. 

"ELAH, BERISIK KALI KAU MONYET! MASIH JAM 3 PULA, GA SEHAT KAU?!" teriak Andi setelah bangun dari tidurnya.
"ehehe, ya maap"
"maap maap palak kau lah tu, lagipula kau datang darimana? ngapain pula kau dateng jam segini?"
"diajakin Tommi"

"elah aku ae yg kau salahkan tu ya" Tommi keluar dari kamarnya dan memasuki kamar Andi karena mendengar keributan.
"canda, mau main aja sih kesini"
"ya tapi ga sekarang juga, monyet dugul! ini kan masih subuh, mana hari senin pula, ga mikir kau?" jelas Andi.

"sengaja, biar bareng & bisa mabar di kelas"
"ga kapok menghirup udara ruang BK, Zen?" tanya Alia yang ikut nimbrung di kamar Andi.
"ada kereta jahanam, monyet albino, kambing rebahan, jadi kebun binatang sudah kamarku ni" ucapnya sambil menghela nafas.
"kali kali lah grup kita ngumpul ngumpul gini"
"kurang y/n nih, ehem~" ujar Tommi menggoda.

"woahh apa nih apa nih? ada aroma yang beda, apa jangan jangan udah ga jomblo~?" tanya Zen.
"i-ish, udah lah gw mau mandi"
"eh bang, ini kan masih jam-"

*brak!*
Andi membanting pintu.

"-....3.." ucap Alia melanjutkan perkataanya tadi.
"ya..lebih baik mandi sekarang sih, biar bisa dateng lebih awal dan main dulu disana, ya ga? udah lama juga kan ga melakukan rutinitas ini"
"hm..iya juga ya, terakhir itu pas SMP kelas 3"
"yasudahlah, Alia ke dapur dulu buat bikin sarapan, kalian jangan berisik kayak tadi ya, ntar mama sama ayah bangun kelar hidup kalian" Alia pergi meninggalkan kamar Andi.

"Tom"
"hm?"
"Valo?"
"gas."


jam 5 pagi


"ma, kita berangkat dulu ya! jangan lupa bilang ke ayah, ntar nyariin pula kayak dulu"
"nah, kayak gini kan bagus bangun pagi, ga sia sia mama panggil temanmu kesini buat main"
"jadi yang ngajak ni monyet kesini tu mama?"
"hehe..iya, nih bekalnya"

"huh..." Andi menghela nafas.
"bekalnya apa nih ma?"
"rumput segar" jawabnya sambil tersenyum tanpa dosa.

"...."
"....gausah deh ma, rumput di sekolah lebih hijau"
"nggak kok mama cuman bercanda, itu salad sayur sama buah buahan. kalo punya Tommi, mama masukin roti kesukaanmu!"
"wah, makasih ya tante! emang terbaik deh tante ni, masih inget aja makanan kesukaanku dari dulu!"
"hihi, lucunyaa..oh iya, itu temanmu bawa bekal juga ga? biar mama siapin bekal juga ya buat temanmu"

"gausah tante, saya sudah makan dari rumah!"
"hee? yang bener? yasudahlah.."

"bentar bentar, kok monyet normal?"
"lah iya, kok monyet normal?"
"saya bobrok salah, saya normal pun juga salah, jadi saya harus gimana?" keluh Zen.
"harus normal"
"...dahlah"



"yah...sendirian deh di kelas, abang sih pake berangkat jam segini segala" Alia menaruh tasnya dan duduk di kursi yang biasa ia duduki.
"hmm..kira kira kalo 'saat itu' sudah terjadi, apakah y/n akan merasa sedih..? apakah dia akan merasa sendirian..? huh..meski aku tahu ini untuk kebaikan kita, aku tetep ga tega liat y/n sendirian..ditambah lagi, dia tak punya teman dekat selain kita di sekolah ini, 'kan?" pikir Alia tampak gelisah memiirkan sesuatu.

Cinta kita❤️ [Andi Adinata x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang