III

488 44 7
                                    

•••••HAPPY READING•••••

"Seperti pembahasan kita Minggu kemaren, pada Maret 2019,  dunia digegerkan oleh penyebaran virus yang mematikan, yakni nya covid-19, pada minggu sebelumnya kita juga membahas mengenai naik turunnya ekonomi masyarakat pada saat itu, juga mengenai bagaimana pola hidup mereka dalam menghadapi pandemi, pastinya manusia-manusia di zaman itu sangat hebat dong ya, mereka dapat bertahan hidup di kondisi yang sangat darurat, bayangkan jika kita di posisi mereka, hari-harinya hanya di rumah, kita saja yang saat ini disuruh tetap di Distrik saja sudah kelimpungan, apa kabar mereka yang ruang lingkupnya hanya rumah."

"Iiiih.... ni Guru nyerocos terus deh," gerutu Gyora.

"Enggak usah banyak ngeluh, dengerin tuh kata Guru, manusia ratusan tahun aja kuat kok disuruh stay di rumah bertahun-tahun, lah lo disuruh stay di Distrik aja nggak bisa," omel Deon, ia saat ini tengah duduk di sofa ruang tengah guna mengawasi kedua adiknya belajar, beberapa bulan yang lalu para Tetua membuat kesepakatan bahwa untuk semua kaum Navarole'n maupun keturunan Navarole'n tetap diperbolehkan beraktivitas di Distrik masing-masing, namun tidak boleh membuat kerumunan untuk meminalisir resiko penyerangan di satu titik oleh kaum macx, jadilah saat ini Gyora dan Lay bersekolah dari rumah.

"Ya, dulu sama sekarang kan beda," bela Gyora.

"Ya emang beda, sekarang teknologi udah canggih, jadi nggak bakalan bosan di rumah, kalau dulu paling cuma bisa baca buku doang." Suara Deon memelan di akhir kalimat, ia baru menyadari jika zaman yang mereka bicarakan itu hanya berjarak 3 abad dari sekarang, yang mana jika di dunia sejarah ibaratnya zaman itu baru 'kemaren sore', tak mungkin kan jika teknologinya hanya sekedar buku. Tapi berhubung ia tadi sudah sangat PD dengan ucapannya, jadi mau tak mau ia harus menganggap semuanya benar.

"Enggak yakin Gyora tuh, mana mungkin di rumah terus, pasti mereka diem-diem keluar rumah," kekeh Gyora.

"Enggak, orang dulu pada patuh sama peraturan."

"Lah, Bang Deon aja dulu sering bolos sekolah, tau dari mana coba?"

"Ya kan...."

"Berisik!"

Deon dan Gyora terdiam seketika, keduanya kompak menoleh ke sumber suara, Lay.

"Oh, hehehe...." Deon langsung memeluk kepala Lay sambil mengusap-usap ubun-ubun nya begitu melihat raut marah dari wajah si Bungsu itu.

Meskipun diantara mereka bertiga Gyora lah yang satu-satunya perempuan dan berjenis Navarole'n asli, namun tetap saja yang berada di kasta 'anak kesayangan' adalah si Bungsu, Lay.

"Hah.... Gyora mau keluar lah, capek di sini, Bang Deon ngajak gelut mulu," ujarnya sambil melangkah keluar rumah.

Deon membiarkannya begitu saja, pergelangan kaki Gyora telah disegeli dengan gelang kaki aluminium, dimana gelang tersebut akan mengetat begitu Gyora sudah melebihi batas radius yang ditentukan dari rumah, di saat itu pula Deon akan menerima sinyal peringatan, jadi Gyora dapat dipastikan tidak bisa jauh-jauh dari rumah.

Gyora berhenti di taman yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya, Gyora sedikit meringis merasakan cekalan di kakinya, ia terus menggerutu pada sang Ayah yang sangat pelit dalam menetapkan radius pergerakannya.

Navarole'n [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang