VII

41 9 3
                                    

.

•••••HAPPY READING•••••

"Ssstt, jangan ada yang gerak sebelum Gyora kasih kode." Gyora berbisik pelan, Arthan, Lay dan Leon yang sedari tadi mengekori nya hanya mengangguk patuh.

Gyora mengerahkan semua insting yang ia punya. Pendengaran, penciuman hingga penglihatannya ia pertajam disaat yang bersamaan.

Ekor putihnya mengibas pelan, pertanda ia saat ini tengah sangat serius.

"Oke, aman." Gyora memberi isyarat menggunakan tangannya. Dengan pelan dan sangat berhati-hati, keempat remaja itu berlari kecil meninggalkan kediaman Gyora.

Jarum jam masih menunjukkan pukul tiga dini hari, matahari bahkan masih memiliki 3 jam jatah tidurnya. Namun keempat remaja binal ini malah berkelana menerpa dingin nya pagi buta.

Dan lagi-lagi ini semua akibat ulah Gyora. Gyora yang pada dasarnya memang tak bisa diam saat tidur, tiba-tiba tersentak bangun dengan posisinya yang setengah menindih Leon. Bukannya langsung beranjak dari tubuh Leon, ia malah dibuat salah fokus dengan Arthan yang entah sejak kapan sudah bertelanjang dada. Tidak, bukan tubuh Arthan yang membuatnya salah fokus, Gyora sudah sering melihat tubuh Deon ataupun Ayahnya yang jauh lebih terbentuk. Namun perhatian Gyora tersita oleh tato yang terukir di dada pria itu.

"Logo Distrik Utara?" gumamnya, tangan Gyora mulai menelusuri dada tegap milik Arthan.

Di detik itu pula lah terbesit di benaknya untuk berkunjung ke Distrik Utara, dengan hati-hati ia menggoyang-goyangkan badan Arthan. Begitu Arthan bangun, ia langsung menyampaikan keinginannya. Dan entah karena masih mengantuk atau apa, Arthan dengan mudah mengiyakan permintaan Gyora.

Gyora ikut membangunkan Leon serta Lay dan menyampaikan ide gila nya, awal nya Leon sempat beradu argumen dulu dengan Gyora.

Namun di sini lah mereka sekarang. Di dalam Hyperloop berkapasitas 8 orang yang sedang membawa mereka menuju Distrik Utara.

Mereka harus melewati Distrik Pusat terlebih dahulu, untunglah diantara mereka berempat hanya Gyora yang berjenis Navarole'n, jadi di saat melewati pemeriksaan, Gyora bisa dengan mudah disembunyikan. Ingat, hanya manusia yang bisa berkelana dengan mudah di situasi saat ini. Lagipula di dini hari seperti sekarang, penjagaan nya tak seketat biasanya.

2 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di perbatasan antara Distrik pusat dan Distrik Utara. Arthan turun terlebih dahulu, disusul oleh Leon, Lay dan terakhir Gyora dengan wajah bantalnya.

Seorang penjaga datang menghampiri begitu menyadari keberadaan mereka.

"Bawa siapa itu Than?" tanya penjaga yang tampak sudah lumayan berumur tersebut, tampaknya ia sudah sangat familiar dengan Arthan.

"Temen Pak, kayak biasa lah," jawab Arthan santai.

Penjaga tersebut mengangguk, lalu tanpa berlama-lama lagi langsung membuka kan gerbang untuk mereka. Tentu saja, dengan senang hati keempat remaja tersebut langsung masuk ke dalam.

Leon yang masuk paling terakhir, ia sedikit memasang wajah curiga. Sedari awal, sejak Gyora berhasil datang ke toko nya, ia sudah merasa ada yang tak beres di sini. Ia merasa pemerintah begitu bermain-main mengenai keselamatan penduduk nya. Penjagaan di setiap perbatasan yang katanya untuk menjaga kawasan selama masa krisis seolah hanya formalitas, buktinya mereka dapat melewati perbatasan-perbatasan tanpa ada hambatan yang bermakna. Jalan-jalan tikus pun tak begitu dihiraukan pemerintah. Seharusnya di saat masa genting seperti ini, mereka mengetatkan penjagaan dari segala sisi.

Navarole'n [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang