XII

32 9 0
                                    

•••••HAPPY READING•••••

"Astaga ... kenapa malah gue yang repot sih?" Gyora menggerutu kesal. Saat ini Gyora telah kembali ke kamar, namun yang membuat ia jengkel adalah Lydra dan Zian yang ikut masuk ke kamarnya. Jika hanya sekedar masuk tak mengapa, tapi masalahnya Lydra terus memaksanya untuk mengerami telur, belum lagi Zian yang sedari tadi melihatnya sambil tertawa ngakak.

Gyora menatap Lydra dengan kesal, bisa-bisanya pria itu dapat tertidur pulas saat telur semata wayangnya dititipkan ke orang lain. Bagaimana jika Gyora berniat jahat dan malah memecahkannya? Ugh, tapi tentu saja Gyora tak akan tega melakukan itu.

"Eh, tapi sejak kapan telur ular dieramin? Emangnya perlu suhu hangat gitu ya? Biasanya juga di tempat lembab, lagian netasnya di musim hujan kan?" Gyora menatap ke arah Zian, menuntut penjelasan lanjut.

"Hamm, tapi kan si Lydra nggak mau anaknya nggak dapet kasih sayang ibu. Lo tau, saat di dalam telur detakan jantung seorang ibu itu diperluin banget, biar mereka nggak stress di dalam. Makanya Lydra masukin telur itu ke baju lo."

"Ya tapi kan gue bukan induknya!" protes Gyora.

Arthan mengedikkan bahunya. "Mungkin Arthan udah nganggap lo induk dari anaknya, kan lo bilang lo peduli sama telurnya. Selama ini Lydra emang nyari tipe yang peduli sama anaknya kok."

"Astaga ...." Gyora membenturkan kepalanya ke kasur. Gyora baru ingat sekarang, beberapa jenis Navarole'n khususnya para reptil memang memiliki insting manusia yang sangat lemah. Mereka  hampir tak pernah menggunakan logika. Apapun kejadian di sekitarnya akan ditelan mentah-mentah, jika ia merasa keberadaan seseorang seperti akan mengancamnya maka ia akan memusuhi orang tersebut, tak peduli jika sebenarnya itu hanya guyonan belaka. Sebaliknya, jika orang tersebut berbuat baik kepadanya, ia pun akan memberi kepercayaan kepada orang tersebut tanpa merasa terancam sedikit pun.

Mungkin bagi sebagian orang, penilaian pertama mereka saat bertemu Navarole'n jenis reptil adalah 'polos'. Tapi jika polosnya yang modelan Lydra lebih menjurus ke menjengkelkan sih.

"Ugh ...." Gyora dan Zian serentak mengalihkan pandangan ke Lydra, tampak pemuda itu tengah menggeliatkan badannya. Ia mengubah posisinya menjadi telungkup, matanya yang masih setengah memeram menatap Gyora lalu tersenyum. Gyora pun balik menatapnya dengan pandangan heran.

Lydra bangkit dan menghampiri Gyora, tangannya lalu mengambil telur yang Gyora letakkan di sampingnya. Gyora pikir Lydra akan mengambil telur itu lalu pergi.

Namun mata Gyora langsung membulat sempurna begitu Lydra memasukkan telur itu ke dalam bajunya lalu memeluk Gyora dalam posisi berbaring.

"Bwaks." Zian tak dapat menahan tawanya. Mereka berdua tampak menggemaskan. Gyora yang berbaring dengan posisi kaku dan mata membulat, serta Lydra yang tanpa berdosanya kembali tertidur pulas sambil memeluk perut Gyora yang mana terdapat telurnya di dalam.

"Huh, Cia yang tenang ya di sana, Lydra udah dapat pengganti. Udah ada yang jagain anak Cia," gumam Zian.

•••••••

"Gzz ... dingiin." Gyora keluar dari air dan meremas ekor panjangnya yang meneteskan banyak air.

Pagi ini mereka mandi di bawah guyuran air terjun. Agak sulit untuk pergi ke sini bagi Gyora, ia harus mencak-mencak dulu agar Lydra membiarkannya pergi tanpa harus membawa telur. Pria itu memang tak mengeluarkan sepatah kata pun, namun tangannya terus saja memaksa memasukkan telurnya ke dalam baju Gyora. Untunglah Adnan—teman Lydra yang berjenis beruang—membantu Gyora membujuk Lydra. Sehingga Gyora dapat mandi tanpa terikat anak orang.

"Woy! Ayok berenang lagi." Arthan muncul dari dalam kolam, mencoba menarik Gyora untuk kembali masuk ke dalam kolam.

"Nggak, nggak, dingin." tolak Gyora.

"Lah, seger gini kok dibilang dingin. Arthan memercikkan Gyora dengan air. Sebisa mungkin Gyora menghindar, ia ini hanya kucing rumahan yang terbiasa dengan suasana hangat, tentu saja baginya ini dingin.

"Udah, sini berenang."

"Hah, Arthaaan...."

Arthan tak menghiraukan rengekan Gyora, ia tetap menarik Gyora ke dalam kolam. Jadilah saat ini Gyora tertengger manis di atas punggung Arthan. Arthan berenang ke sekeliling kolam dengan Gyora di punggungnya. Gyora hanya bisa memberenggut begitu Arthan dengan sengaja membawanya ke bawah air terjun yang membuatnya tambah kuyup.

Tak main-main, Arthan membawa Gyora berkeliling kolam hingga setengah jam. Gyora sampai menggigil tak karuan dibuatnya.

"A-Arthan, nggak ngotak banget lo ya, dingin anjir ...," sungut Gyora begitu Arthan telah membawanya menepi.

Arthan hanya terkekeh tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Gyora yang merasa amat kesal pun memukul pemuda di sampingnya itu dengan tangannya.

"Sshh ...." Arthan merintih memegangi lengannya yang terkena pukulan Gyora, tenaga Gyora tak main-main ternyata.

"Gue masukin ke kolam lagi nih yaa." Arthan sudah mengambil ancang-ancang untuk membawa Gyora kembali ke dalam kolam.

Namun Gyora dengan cepat berlari menjauh. "Gyora mau pergi latihan dulu, bye bye!" teriaknya.

Arthan terkekeh pelan, Gyora dengan segala tingkahnya memang menjadi daya pikat tersendiri untuknya.

•••••BERSAMBUNG••••••

Selasa, 21 Desember 2021✓

Wuih, tanggal canteek [21-12-21]

Navarole'n [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang