XX [ENDING]

87 11 4
                                    

•••••HAPPY READING•••••

"Akhh!" Suara teriakan seseorang menyadarkan Gyora dari kekalutannya mengingat aksi Leon barusan.

"Lay!" Gyora berseru keras, ternyata yang berteriak tadi adalah adiknya sendiri yang tampak diserang dua lawan sekaligus. Gyora bergerak ingin membantunya, namun sayangnya ia dicekal oleh pria berbadan tegap.

Pikirannya sangat kalut, otaknya belum bisa mencerna perkataan pemimpin kaum macx tadi, dan Leon sudah menambah pikirannya saja dengan tindakan heroiknya itu, sekarang ia harus dihadapkan dengan pemandangan sang Adik yang dikeroyok habis sementara ia hanya dapat melihat tanpa menolong karena dicekal oleh pria berbadan besar ini.

Begitu banyak hal yang mengganjal, membuat emosi Gyora tersulut begitu saja. Hatinya merutuki semua orang yang mengganggu pemandangannya, ia bertekad untuk menghabisi mereka semua. Mata Gyora menatap kosong ke depan, tanpa disadarinya, emosi yang meluap-luap itu memancing sesuatu dari dalam dirinya. Tubuh Gyora sedikit mengeluarkan cahaya, kedua tangannya membesar, urat-urat tangannya terlihat begitu jelas, tenaga pada tubuhnya terasa meningkat berkali-kali lipat.

Gyora tersenyum miring begitu menyadari perubahan pada tubuhnya, apakah ia berhasil 100% melakukan reditus sekarang? Entahlah, Gyora tak peduli, yang terpenting sekarang ia harus menyelamatkan sang Adik secepatnya.

Krek....

Gyora melemaskan persendiannya sebelum melayangkan pukulan ke pria tegap di depannya. Hanya dalam satu kali pukulan, pria tersebut langsung terpelanting beberapa meter hingga menabrak tembok. Gyora yang menjadi dalangnya pun ikut berdecak kagum dibuatnya.

"Lay! Nunduk!" Gyora berteriak memberi isyarat untuk Lay, ia juga melayangkan tinjunya ke tiga orang yang mengeroyok Lay barusan, ketiga orang itu langsung sekarat seketika.

Tak cukup hanya dengan mereka, Gyora menghabisi semua anggota kaum macx di sana dengan membabi buta. Bahkan di saat beberapa dari mereka telah merenggang nyawa sekalipun, Gyora tetap menghabisi tubuh mereka tanpa ampun.

"Hah... hah... hah...." Dada Gyora naik turun dengan cepat, ia menatap puas ke sekeliling karena telah berhasil melumpuhkan semua pihak lawan. Yah, meskipun hampir semua anggota CSI'N juga terkapar tak berdaya di lantai, Gyora yakin tak ada satu pun dari mereka yang sampai meregang nyawa, mereka hanya lemas kehabisan tenaga karena terpaksa bertarung padahal baru diborgol dengan tekanan listrik.

Otot-otot Gyora mulai melemas, perlahan tapi pasti, tangan Gyora mulai kembali ke ukuran semula.

Gyora langsung berlari kecil ke arah Arthan yang kebetulan berada tak jauh darinya. "Arthan Arthan, liat nggak Gyora tadi gimana? Keren kaan?"

Arthan tak merespon ucapan Gyora, ia malah menatap mata Gyora mendalam, seolah-olah ia ingin menyelam ke dalam manik Gyora.

"Arthan?"

"Sori." Akhirnya Arthan mengeluarkan suaranya. "Gue udah nyoba buat berkhianat. Tapi gue nggak bisa, ini perintah Master Royess,  gue milih tetap setia sama dia."

"Ha? Maksud— hah!!" Mata Gyora membulat sempurna, ia menunduk menatap perutnya. Cairan metalik berwarna merah darah merembes dari perutnya, Gyora menatap nanar ke arah Arthan. Tak ia sangka semua akan berakhir seperti ini.

Navarole'n [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang