24.

116 21 0
                                    

London.

Yedam dan sang ayah sedang berada di sebuah cafe. Untuk pertama kalinya Yedam keluar dari tempat persembunyian nya itu.

"ada apa yah?" tanya Yedam.

"kamu pesan minum dulu dam."

"gak yah, langsung aja bilang."

Vio menghelakan nafas. Dia merasa kasihan melihat Yedam yang sudah sangat kacau, dirinya tidak tega.

"maafkan ayah, kamu berhenti saja."

"maksud ayah? ayah mau Yedam udahan untuk belajar menguasai sihirnya?!"

Sang ayah telah menggunakan sihirnya agar percakapan mereka berdua tidak terlalu terdengar oleh orang lain, karena ada beberapa orang yang paham dengan bahasa mereka.

"kamu gak akan bisa dam, kamu hanya manusia biasa, maafkan ayah yang sudah membuat dirimu seperti kelinci percobaan."

"Yedam bisa kok, kenapa waktu itu ayah nyuruh Yedam belajar sihir kalau ujung-ujungnya disuruh berhenti juga?!"

Vio terdiam sejenak, lalu dia meminum kopi yang sudah ia pesan sebelum Yedam tiba.

"ayah, tolong jawab Yedam!"

"jika suatu saat nanti Asahi sudah bertemu dengan ibunya, ayah gak punya siapa-siapa lagi disini, ayah hanya ingin kamu menggantikan sosok Asahi, anak kandung ayah."

Yedam tidak tau harus berbicara apalagi.

"Y-Yedam belum begitu paham yah, Yedam juga belum pernah bertemu dengan ibu tiri Yedam, nama ibu siapa yah?"

Vio tersenyum. "namanya Lily, dia sudah tidak ada dam, karena melanggar suatu aturan."

j-jadi maksudnya bang Asahi bakal meninggal?, batin Yedam.

"sekarang kamu pulang ya, temani Asahi di sana."

Yedam hanya bisa mengangguk.

.

.

.

Bandara

"bang Asahi."

Asahi langsung menengok ke sumber suara, "Yedam?"

Yedam pun menghampiri Asahi dan memeluknya.

"gimana kabarnya Dam?" tanya Asahi sambil menepuk-nepuk punggung Yedam.

Yedam melepaskan pelukannya, "baik, pulang yuk bang, Yedam capek," ucapnya.

Asahi mengangguk, "gua duluan ya Jaehyuk, Cylva."

"siap bos," ucap Jaehyuk.

Cylva hanya tersenyum, seolah-olah senyuman itu mengartikan 'iya'.

Asahi dan Yedam pun pergi.

Jaehyuk pun melirik Cylva "yok kita pulang Va."

"bentar gua pesen taxi online dulu."

"buang-buang duit, gua bawa motor kesini, bareng gua aja," ajak Jaehyuk.

"lah kalau naik motor kok duluan gua yang sampe disini tadi?" bingung Cylva.

Sebelum bertemu Somi, Jaehyuk dan Cylva sudah berjanjian untuk ketemuan terlebih dahulu di bandara.

"ban motor gua kempes tadi pas mau kesini, udah ah yok ntar pulangnya kemaleman njir."

.

.

.

someone's secret || treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang