26•Bubur Ayam

3.3K 248 19
                                    

Rupanya perkataan Raskal kemarin malam berpengaruh besar bagi Rasila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rupanya perkataan Raskal kemarin malam berpengaruh besar bagi Rasila.Pagi ini dia demam dan kepalanya pusing.Tubuhnya juga terasa lemas karena asam lambungnya naik.Dia lupa kapan terakhir kali asupan makanan masuk ke dalam tubuhnya.Dahinya hangat dan di sekitar dahinya terdapat bulir-bulir keringat.
Boleh percaya atau enggak kalau sakit hati,fisik juga bakalan ikut sakit.

Tok...tok..

"Rasila,"panggil Hanafi dari balik pintu.Namun,tak ada sahutan dari dalam kamar.

"Sila,"panggilnya sekali lagi.Sambil mencoba membuka pintu.Nihil,pintu kamarnya terkunci dari dalam.

Dia pun memutuskan untuk pergi ke kamar Aslan.Mengetok pintu kemudian masuk ke dalam.

"Mas Sila belum keluar kamar dari tadi malam. Pintu kamar juga di kunci dari dalam.Tak panggil dari tadi ndak nyaut-nyaut loh,"

"Lah mosok?saiki koe golek kunci kamare sila.Aku tak mrono ko,"suruh Aslan kepada adiknya.

"Yoo,"Hanafi keluar dari kamar Aslan untuk mencari kunci.

Aslan menyusul tak lama setelah Hanafi keluar dari kamar.Dia menggedor-gedor kamar yang Rasila tempati.Ingin membangunkan Rasila tapi malah Raskal yang terbangun karena ulahnya.

"Apaan sih bang,"Raskal berkata ketus dengan muka bantalnya.

"Gw panggil sila nggak nyaut-nyaut,"kata Aslan khawatir.

"Mungkin masih ngebo,"kata Raskal acuh tak acuh.

"Mas ini kuncinya,"Hanafi memberikan kunci kamar itu kepada Aslan.

Aslan segera membuka pintunya.Setelah pintu itu  terbuka dengan lebar.Mereka bertiga masuk,Hanfi dan Aslan dengan perasaan khawatir mereka.Sedangkan Raskal dengan perasaan dongkol serta mulutnya sudah gatal ingin mengomeli Rasila.Namun,kita sampai di dalam yang dia dapati.Rasila yang bergerak gelisah di atas ranjang dengan dahi penuh keringat.

"Dahinya anget,"kata Aslan menaruh punggung tangannya di dahi Rasila.

"38°C mas kayaknya beban pikiran sama asam lambungnya yang naik.Itu makanan semalam belum di makan,"kata Hanafi sesudah menghitungnya menggunakan termometer.Kemudian dia menatap ke atas nakas.Jangan heran gimana Hanafi bisa tau.Dia kuliah jurusan kedokteran.

Mereka berdua langsung menatap Raskal.Yang di tatap pun memasang tampang cuek.

"Apa?"tanya Raskal tidak santuy.

"Masakin bubur sono!"suruh Aslan.

"Nggak,"tolak Raskal mentah-mentah.

"Yang bisa masak kan cuma lo,"kata Hanafi.

"Sekali enggak,"Raskal menggelengkan kepala.

"Emm gw telpon bunda aja kali yaa,"pancing Aslan.

"Good idea,"imbuh Hanafi.

RASKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang