29•Hampir Saja

3.4K 200 25
                                    

Lebaran kali ini Rasila habiskan di Solo kota kelahiran mendiang mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebaran kali ini Rasila habiskan di Solo kota kelahiran mendiang mamanya.Rasanya sudah lama sekali dia tidak mengunjungi keponakan-keponakanya yang menggemaskan itu.Dia memang sangat menyukai anak kecil.Suka bikin kesel sma suka bikin nagis maksudnya,haha.Walaupun begitu di menjadi aunty favorit semua ponakannya.

"Hola onty cantik dateng bawa apa?coba tebak kalo bener onty kasih permen," Rasila mengangkat setoples permennya tinggi-tinggi.

"Abel mau-mau,"

"Disa juga Disa juga,"

"Nay juga mau onty,"

"Ikal juga,"

"Oke-oke baris dulu mulai dari yang paling kecil Disa Deianira paling depan belakangnya Abell Hastanargya,Khalishah Nayla Rhevannisa paling belakang Haikal Mandailing,"

Bestari dan juga Hardi memandang cucu dan juga cicit-cicitnya dari sudut ruangan.Wajah yang kini mulai menua dengan rambut yang hampir memutih itu tersenyum yang sarat akan makna di dalamnya.Mata Hardi bersitatap  dengan mata Bestari dia tahu istrinya sedang bersedih.Lantas merangkulnya kemudian mengusap-usap punggung nya.

Seandaine koe isih nong kene nduk, mungkin awakke dewe bakal luwih bahagya ing dinten riyaya iki.

"Tu lihat eyang buyut lagi pacaran," menatap Hardi dan Bestari.

"Pacalan itu apa onty?" Abel yang paling muda diantara mereka berempat.

"Pacaran itu cinta-cinta," kata Haikal yang baru berumur 3 tahun.

"Cinta-cinta itu apa Isa gatau," Disa mengernyapkan matanya lucu.

"Anak kecil nggak perlu tahu," Zahid sepupu Rasila yang usianya tak jauh beda dengannya menyahut.

"Mama cinta-cinta itu apa?" Nay menatap Alisya.

"Emm apa ya mama ngatau coba tanya papa," Alisya menujuk Kenan.

"Coba tanya on—," Kenan baru saja akan menunjukkan Rasila namun anak itu entah sudah pergi kemana.

Lah anjir biang keroknya kemana?

Rasila terkikik sambil berlari ke halaman belakang rumah.Gilang pria yang hampir berkepala lima itu hanya mengelengkan kepalanya saat melihat kelakuan keponakannya yang ajaib itu.

Persis kayak kamu dek bedanya dia nggak pemalu dan lebih blak-blakan.

Sampai halaman belakang dia berhenti di bawah pohon leci yang sedang berbuah lebat.Dia menatap ke atas kemudian tersenyum.Melepas sandalnya lalu mulai memanjat pohon itu dengan hati-hati.Setelah dirasa menemukan tempat yang strategis dia berhenti kemudian duduk di antara cabang pohon.Mengeluarkan handphone dari saku bajunya setelahnya menghubungi seseorang.

RASKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang