"Terus?" datar Bara.
"Ya—ya, gue bisa aja bocorin ke anak-anak satu sekolahan." gugup Mita, namun dia masih berusaha untuk tetap tenang dan angkuh.
"Bagus."
Mita menganga, apa maksudnya ini? Apa ini bukan sebuah rahasia? Tapi kenapa mereka semua menutupi identitas asli mereka? Mita kira dia sudah memegang kelemahan Bara, dan dari itu dia bisa memanfaati pria ini supaya dia bisa memenangkan tantangan dari Tia. Tapi ternyata dia salah.
"Kok bagus?"
"Bagus. Jadi semuanya jadi takut sama kita. Bukan sama pembully kayak lo."
"Ha?"
Mita bingung, namun Bara malah bangkit dan pergi. Namun belum jauh pria itu melangkah, dia pun berhenti tanpa membalikkan badannya.
"Cabut lo sekarang." lalu Bara melanjutkan langkahnya, berkumpul lagi dengan teman-temannya.
"Cabut gak ya?" batin Mita.
Lantas Mita tak bangkit-bangkit dari duduknya. Kalau dia pulang, sia-sia dong satu harinya ini. Malah waktu yang diberi Tia cuma tujuh hari. Kalau hari ini tidak ada kemajuan, pasti dia bakal membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
"Terus kita mau gimana Bar?"
Mita mendengar perbincangan Bara dan teman-temannya. Karena hasrat kekepoannya, dia pun mulai bersembunyi di dinding yang dekat dengan keberadaan geng Tiger.
"Lo masih nanya lagi?!" tanya Bara dengan suaranya yang meninggi.
Jujur sedaritadi Mita masih bingung. Ada apa ini sebenarnya? Terus, tadi kenapa mereka menyebutkan Xbr? Apa terjadi sesuatu antara mereka? Kalau pun Mita bertanya, pasti tidak akan ada yang menjawabnya. Ya iyalah, lagian dia siapa.
"Maksud lo?"
"Ke tempat Xbr sekarang."
Mita dapat melihat wajah pria-pria itu yang menegang. Bahkan Bimo yang selalu terlihat konyol pun tak kalah tegangnya. Apa ini sisi lain dari mereka?
Pria-pria itu mulai bangkit dan bersiap-siap.
"Tunggu!" interupsi Mita.
Oh sungguh! Entah kegilaan apalagi yang akan gadis ini lakukan. Lagi dan lagi Mita bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
Mita melihat satu per satu dari mereka, sampai terakhir tatapannya berhenti pada Bara. Dia mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk tidak gemetar dan takut. Karena melihat mata Bara yang sangat tajam itu mampu membuatnya terlihat lemah.
Dari mata Bara dapat terpancar kemarahan, ditambah lagi Mita yang menghentikannya membuat kemarahan itu bertambah dua kali lipat.
"Gu—gue mau ikut ke tempat Xbr." ucap Mita gelagapan.
Tubuh Mita menegang karena Bara yang melangkah mendekatinya. Mita seakan ingin melangkah mundur, tapi badannya seolah tak bisa digerakkan. Alhasil, dia hanya memperkuat kepalan tangannya.
Bara mengikis jarak antara mereka. Mau tak mau Mita harus mendongak, menatap mata pria yang lebih tinggi darinya.
"Jangan ikut campur terlalu jauh."
Deg!
Mita menggigit bibir bawahnya, rasanya ingin menghilang saja dari sini. Seumur hidupnya dia tidak pernah setakut ini. Tapi kenapa pria ini berhasil membuatnya takut?
Bara menarik tangan Mita, tapi tidak terlalu kuat. Karena dia teringat kalau tangan gadis ini baru saja terluka.
Dia membawa Mita sampai berada di dekat motornya. Lalu secara spontan Bara memasangkan helm dikepala Mita. Tapi anehnya kenapa Mita bisa deg-degan? Padahal wajah pria ini saja tampak datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
BARA
Roman pour AdolescentsFOLLOW DULU SEBELUM BACA, AND VOTE CERITANYA. UP SESUAI MOOD AUTHOR, HEHE SORRY. "Nanti gue ngambek nih!" -Mita "Sumpah, gue gak peduli." -Bara Mita Altania. Gadis nakal dan tukang bully. Dia tak punya malu, dan sering berperilaku seenaknya. Jika...