☁☁☁
Mita memanyunkan bibirnya, dia sangat bosan. Dia seperti angin lalu lalang yang tak dianggap keberadaannya.
Bugh!
Bugh!
Di sinilah keberadaannya. Di arena latihan tinju. Bukan, bukan Mita yang berlatih. Mita hanya sekedar penonton bodoh yang duduk di bangku pojok dengan memeluk tas cowok yang nyatanya status mereka belum jelas kedepannya akan jadi seperti apa.
Dia tidak bisa memainkan hpnya untuk menghilangkan suntuknya, karena batrainya lowbet. Dan dia juga malas meminjam hp Bara, karena dia tahu bahwa jawaban pria itu pasti diluar ekspetasinya. Dari pada menambah penyakit hati, mending dia antisipasi.
Mita melihat Bara yang melangkah mendekatinya. Dan ketika Bara sudah tepat di hadapannya, pria itu mengulurkan sebotol air mineral padanya. Tentu saja Mita langsung mengambilnya, tidak bisa ditutupi lagi jika tenggorakannya sangat kering seperti di gurun pasir.
"Gak mau nyoba ikut latihan?" tanya Bara ketika pria itu sudah duduk di samping Mita.
Mita menutup botol minumnya, dia mengelap sudut bibirnya yang basah. "Lo bilangnya kan minta ditemani doang, bukan minta gue buat latihan juga."
"Kalau sekarang gue minta lo buat latihan gimana?"
"Ya gak gimana-gimana." santai Mita. Jujur dia lelah untuk membuka mulutnya, lebih baik dia menjawab dengan tidak terlalu panjang dan menjalar kemana-mana.
Mita memilih menatap lurus, menatap teman-teman Bara atau yang sekarang dia ketahui sebagai anak geng tiger itu masih fokus dengan latihan mereka. Namun, tiba-tiba tangannya ditarik untuk bangkit oleh Bara.
"Tasnya letak aja di situ."
"Emang—"
"Gak usah banyak protes."
"Ck!" decak Mita pelan. Dia meletakkan tas Bara dan juga tasnya di bangku tempatnya duduk tadi.
Melihat itu, Bara langsung menarik Mita mendekat ke arah teman-temannya. Hal ini membuat Mita mengumpat di dalam hati. Bagaimana bisa pria ini menariknya secara tiba-tiba. Buat jantungan saja.
"Si Mita mau ikut latihan juga?" tanya Dion menghampiri mereka.
"Yakin lo Mit? Ntar ngaduh lagi kalau badannya sakit-sakitan." sambung Bimo mengejek. Dia belum tahu saja masa lalu Mita seperti apa.
"Sabar Mit sabar." ucap Mita dalam hati, dia terus saja memaksakan senyumnya. Setidaknya sekarang dia juga harus menarik simpati teman-temannya Bara. Supaya peluangnya membuat Bara jatuh cinta semakin besar.
"Iya benar kata Bimo. Gue duduk aja deh." Mita membalikkan badannya, berniat untuk kabur. Tapi, kerah bajunya terlanjur ditarik dan karena tidak seimbang Mita jatuh ke belakang, tepat di dada Bara.
Mita tidak berani mendongak, dia memilih untuk menutup matanya. Meremas kedua telapak tangannya untuk menahan debaran jantungnya.
"Aduh, jangan menebarkan keuwuan di sini dong." intrupsi Dion.
"Ngiri aja lo." balas Wahyu, dia mengelap keringatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA, AND VOTE CERITANYA. UP SESUAI MOOD AUTHOR, HEHE SORRY. "Nanti gue ngambek nih!" -Mita "Sumpah, gue gak peduli." -Bara Mita Altania. Gadis nakal dan tukang bully. Dia tak punya malu, dan sering berperilaku seenaknya. Jika...