Mita senyum-senyum mendengarnya, "Makasih. Lo orang kesekian yang bilang gue cantik." pd Mita menampilkan sederet gigi putihnya.
Bara mengangkat satu alisnya, dia memutar pandangannya ke arah depan. Sedangkan Mita mengulum senyumnya, dia geli dengan ucapan Bara tadi. Apa pria ini keceplosan? Mita tahu dia sangat mempesona.
"Lo mau berdiri di situ terus sampai kapan?" ucap Bara tanpa berpaling.
Mita tersenyum jahil, kedua tangannya memegang pipi Bara dan memutar kepala pria ini supaya melihatnya.
"Kalau ngomong tuh, liat ke orangnya."
Cukup lama bertatapan, akhirnya Bara menepis kasar kedua tangan Mita. Mita hanya mengangkat kedua bahunya lalu dia melenggang naik ke atas motor Bara.
Mita sama sekali tidak berpegangan, tapi tiba-tiba Bara menuntun tangannya untuk memeluk. Tapi kenapa? Kenapa jantung Mita berdebar sangat kencang? Sudah sering sekali dia seperti ini ketika dekat dengan Bara. Apa dia jatuh cinta pada pria ini? Kalau iya, dia benar-benar bodoh karena sudah jatuh pada perangkapnya sendiri.
"Gak usah geer, ntar kalau lo jatuh yang disalahin gue." jelas Bara ketika melihat wajah Mita yang senyum-senyum sendiri dari kaca spion.
Seketika Mita memanyunkan bibirnya, ingin rasanya menggeplak kepala pria ini. Tapi yang bisa dilakukan Mita sekarang adalah mengomel tak jelas, dan tak dapat didengar oleh Bara.
Bara melihat itu semua dari kaca spionnya, satu sudut bibirnya pun terangkat. Lalu dia melajukan motornya.
☁☁☁
"Ngapain Io ngajak gue ke sini?"
"Santai dong Pak, jangan esmosi mulu." cicit Mita.
Bara mendengus kasar, dia terus melihat Mita yang sibuk melihat ke kanan dan ke kiri. Gadis ini seperti sedang mencari sesuatu, dan Bara malas untuk menanyakannya.
Tiba-tiba kedua sudut bibir Mita terangkat, matanya sudah fokus ke satu titik. Lalu dia langsung menarik tangan Bara, dan untungnya pria ini tidak melakukan perlawanan.
Mereka berada di taman kota, taman yang setiap malamnya selalu ramai. Karena di taman ini banyak sekali pedagang yang menjual makanan dan minuman, juga banyak permainan untuk anak-anak. Maka dari itu sebagian dari yang datang ke taman ini pasti keluarga yang membawa anak mereka.
"Duduk." suruh Mita, dan dituruti oleh Bara.
Mita mendatangi penjual es krim, itu yang sedaritadi dia cari. Memang banyak sih yang jual es krim dimana-mana, tapi entah kenapa es krim yang ini beda. Mungkin karena mulut Mita yang sudah sering memakan es krim ini, makanya es krim yang lainnya tampak tak menggiurkan.
"Bang,"
"Eh Neng Mita, udah lama nih gak beli es krim."
Mita tertawa mendengarnya, "Iya Bang, makanya ini mau beli lagi."
"Es krim coklat sama cappucino?"
"Eh si Abang masih ingat aja." tawa Mita lagi. "Iya Bang, buat dua ya."
"Oke Neng."
Lalu Mita duduk di sebelah Bara, menunggu es krim pesanannya datang. Mita melirik Bara, dan saat itu juga dahinya berkerut. Dia bingung karena Bara terus melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BARA
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA, AND VOTE CERITANYA. UP SESUAI MOOD AUTHOR, HEHE SORRY. "Nanti gue ngambek nih!" -Mita "Sumpah, gue gak peduli." -Bara Mita Altania. Gadis nakal dan tukang bully. Dia tak punya malu, dan sering berperilaku seenaknya. Jika...