Chapter 8

3.4K 205 1
                                    

Selamat pagi~siang~soreee
Ada yang baca atau nggak yang penting nulis, iya nggak??

Sebelum baca silahkan di vote dulu, biar berkah...

Happy reading..

***

It’s the best and most beautiful things in this world can not be seen or touched. They must be felt with the heart
-Helen Keller

ELLA
Aku membuka mataku saat silau matahari menembus kaca jendela.
Badanku terasa remuk, dan kepalaku juga sangat sakit. Semua yang terjadi tadi malam kembali ke ingatanku. Aku mengingat saat Liam mencumbuku dan bagaimana Aland membawaku keluar dari sana.

Semua itu karena tequila, aku membenci tequila...
Tidak ... tidak, itu karena aku dipecat dari cafe.

Aku melihat sekitar. Apa Aland selalu bangun pagi-pagi?

Aku duduk di tempat tidur dan meregangkan otot-ototku, aku masih ingin tidur tapi aku harus mencari pekerjaan jika tidak mau jadi gelandangan.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan empat wanita yang tampak lebih tua dariku masuk. Aku yakin mereka adalah maid di sini, terlihat dari cara mereka bersikap dan pakaian mereka.

"Nona, silahkan mandi, pakaian dan tub sudah selesai disiapkan," ucap salah satu dari mereka.

"Jangan terlalu formal, aku hanya sebentar di sini," ucapku sedikit kikuk.

"Baik, Nona," jawab mereka.

"Nama kalian siapa?" tanyaku mengajak berkenalan. Seharusnya memang seperti itu 'kan?

"Saya Emili," jawab Emily, sepertinya dia adalah mandor dari tiga orang lainnya.

"Saya Irene."

"Saya Selena."

"Saya Daya."

"Aku Ella, salam kenal," sahutku memperkenalkan diri.

"Silahkan Nona, Tuan Aland sudah menunggu," ucap Emily lagi-lagi formal.

"Baiklah," jawabku malas dan berjalan ke kamar mandi. Saat di dalam, aku membuka mulut lebar-lebar melihat kamar-mandinya. Apa orang kaya selalu mandi di bathtub? Dan kamar mandinya seluas kamarku! Daebak!

Aku melepas bajuku dan langsung melompat ke bathtubnya, ini sangat enak. Aku yakin, setelah ini badanku akan sangat nyaman dan harum.

***

Author's P.O.V
"Nona Ella sedang membersihkan diri, Tuan," ucap Emily menundukkan badannya pada Aland yang berdiri menatap pemandangan di luar.

Aland tidak menjawab, ia hanya menggunakan isyarat tangan pada Emily. Mengerti, Emily langsung beranjak dari sana.

Aland mengambil ponselnya, dan menelepon Luke.
"Apa kalian sudah menemukannya?"

"Maaf, Tuan, kami belum menemukannya," jawab Luke melalui ponsel.

"Cari sampai dapat," titah Aland kemudian mematikan teleponnya.

Sementara Ella.
Setelah hampir satu jam menyenangkan badannya di bathtub ia pun keluar dari sana. Ia melihat ke samping dan memakai baju yang telah disiapkan di sana.

Baju yang indah, pikir Ella. Ya, saat ini Ella memakai shirt dress bercorak garis-garis hitam putih yang membuatnya tampil casual namun elegan.
Tersedia juga sepatu sendal warna hitam.

Ella berputar sejenak lalu berjalan keluar dari kamar. Di depan pintu Emili dan yang lainnya rupanya sudah menunggunya.

"Kalian menungguku?" tanya Ella heran.

You're Mine [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang