Chapter 19

2.2K 153 2
                                    

Ada yang nungguin update an nya??

Sebelum baca, tolong di vote yaaa
Jangan lupa untuk spam komennnn

Happy reading

****

ELLA
Semua tatapan tertuju padaku, ya jelaslah, Aland mengatakan aku sebagai istrinya kemarin. Tidak heran, jika sekarang di kantor, semua tatapan kariawan melihatku dengan ekspresi yang berbeda-beda.

"Ella, aku ke ruang administrasi ya," suara Richard membuatku menolehkan kepalaku padanya. Aku tahu, sebenarnya Richard tidak benar-benar ada urusan ke ruang administrasi tapi ia ikut merasa risih karena berada di sampingku sementara tatapan kariawan tertuju padaku.

Aku menghela nafas, kenapa hari ini sangat melelahkan, tadi pagi aku langsung diserbu paparazi, dan sekarang aku seperti sedang diawasi.

Brukk

Aku kembali sadar, baru saja aku menabrak seseorang. "Maaf-maaf."

Aku menundukkan badanku beberapa kali, lalu kembali mengangkat kepalaku.
Ohh, God! Ia sangat tampan, dan tinggi. Hampir lebih tampan dari Aland.

"It's okay," jawabnya ramah. Kelemahan terbesarku adalah pria yang bersikap ramah dan lembut.
Tunggu, apa aku bisa melupakan sejenak kalau aku menyukai Aland?

"Jasmu kotor, lepaslah biar kubersihkan," kataku melihat bedakku yang menempel di jas hitamnya.

"Tidak usah."

"Aku harus melakukannya," ucapku lagi sehingga ia pasrah dan memberikan jasnya padaku.

"Kau bekerja di sini?"

"Ya, kau punya urusan apa ke sini Tuan--"

"Nackle."
Namanya sangat lucu.

"Namaku Ella," sahutku.

"Ingin minum kopi?" tawarku.

"Boleh."
Aku berjalan, dan ia mengikutiku dari belakang menuju ruang istirahat. "Jadi, kau punya urusan apa ke sini?"

"Aku ingin melihat-lihat saja."
Jawabnya sembari aku memberikan segelas kopi luwak padanya.

Astaga!
Sejak kapan Aland ada di sini! Aku tidak menyadarinya sedari tadi, sorot matanya tampak kesal dan tajam.

"Aland, ini-"

"Oliver Nackel. Senang bertemu dengan anda," kata Aland memotong ucapanku, smirknya menunjukkan tidak suka dan terlihat dengan raut wajah sarkasme.

Jadi, sebenarnya mereka sudah saling kenal …
Mereka berdua bersalaman sambil tersenyum satu sama lain, terlihat senang tapi bisa kuartikan senyum itu adalah senyum licik.
Otot tangan mereka sampai terlihat saking kuatnya mereka bersalaman.

Mata mereka tidak meninggalkan satu sama lain sampai Aland memecah keheningan.
"Saya lihat anda tampak bersenang-senang dengan asisten saya."

"Ya, Ella adalah wanita yang baik dan cantik," jawab Nackle, seharusnya ia tidak menjawabnya seperti itu.
Uh.. Sekarang mereka berbicara seolah-olah aku tidak berada di sana juga.

"Tentu saja, dan saya pikir saya bisa membawanya sekarang, Mr.Nackel," kata Aland dengan sedikit kesinisan dan kekesalan.
Ada apa dengan mereka?

"Tentu, tapi saya pikir anda punya urusan yang lebih penting dari Ella, saya juga masih punya urusan dengan Ella."
Nackel membuatnya terdengar seolah-olah Aland
tidak bisa membawaku.

You're Mine [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang