You're Mine [Lengkap✓]

Chapter 17

I know ur bored for my reminder...
But i am addicted guys..

Vote vote vote ....

****

It's like you wait for me to be happy again, and then you decide to walk right back into  my life
~Unknown

Ella
Aku masuk ke ruangan Aland sesaat setelah mengetuk pintu. Aku berdiri di depannya, mataku langsung tertuju pada tower kecil di mejanya. Kecil, tapi sangat mewah.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu," katanya menatapku tersenyum. Akhir-akhir ini ada yang aneh dalam diriku, saat aku melihat senyum Aland seakan-akan aku ikut bahagia dan tidak ingin pria itu memberikan senyum yang sama untuk wanita lain.

Aku mengerenyitkan kening sehingga ia paham. "Ini," jari telunjuknya menunjuk tower yang ada di mejanya.

"Ini adalah rancangan tower dari plan project terbaru milik W'N Corp."
Aku tahu proyek itu, Aland berencana membangun gedung pencakar langit di tengah kota, gedung itu akan dijadikan hotel, restaurant, club, dan apartement. Kalian pasti bisa membayangkan, betapa tingginya gedung itu jika empat hal tadi digabungkan.

Pertanyaannya adalah, apa hubungannya denganku.

"Tower ini akan dilelang dalam beberapa hari ke depan, aku ingin kau yang mengaturnya semuanya," lanjutnya.

"Aku akan memberikan yang terbaik," jawabku tersenyum. Senyum tulus, bukan senyum yang beberapa bulan lalu kutunjukkan padanya.

"Ella."

Aku yang sedang melamun menolehkan pandangannya padanya. "Iya?"

"Kau mau makan malam denganku, malam ini?" tanyanya membuatku sedikit kikuk. Logikaku mengatakan Tidak tapi emosiku mengatakan Ya.

"Emm--"

"Let me take one step closer with you," ucapnya berdiri de depanku.
Aku tersenyum dan mengangguk.

***

Aku masuk ke penthouse dengan perasaan senang, kenapa jantungku seakan senang jika berdekatan dengan Aland? Apa aku mulai menyukainya? Apa aku bisa meletakkan secuil harapan pada pria itu?

Wajahku berubah muram saat melihat Melanie keluar setelah memarahi salah satu pelayan.

Aku sangat penasaran kenapa Melanie berani bertindak semena-mena di rumah Aland. Padahal ia kan juga seorang maid.

Aku menyusuri kamar Selena. Selena adalah kunci penasaranku. Kudapati Selena sedang melipati bajunya.

"Tumben kau cepat pulang," katanya menghentikan aktivitasnya.

"Aland yang menyuruhku."

"Apa yang kau inginkan sehingga kau datang ke kamarku sebelum ke kamarmu," tanyanya langsung, aku hanya terkekeh. Memang, sekarang aku masih berpakaian kantor dan memegang tas.

"Aku ingin bertanya."

"Kau tahu kenapa Melanie bersikap semena-mena di sini? Wanita itu juga tidak bersikap formal di depan Aland."

Selena tiba-tiba batuk. "Kau sungguh ingin tahu?" tanyanya, lihatlah, Selena selalu tahu rahasia di rumah ini.

"Tuan Aland pernah menabrak wanita yang diketahui adalah ibu Melanie."

"Apa?!" teriakku refleks. Apa benar?

"Aishh, suaramu bisa membuat Emily ke mari," peringat Selena.

"Lanjutkan," bisikku.

"Karena ingin bertanggung jawab Tuan Aland ingin memenuhi kebutuhan Melanie selama hidup, tapi Melanie menolak, katanya ia ingin bekerja saja pada Aland."