Chapter 22

2.1K 147 3
                                    

Happy reading

Spam komen + vote

****

Ella merengkuh kakinya sambil menangis sesenggukan, saat bangun dari pingsannya yang ia lihat hanya segelas air dan obat di sampingnya.

Ella tidak membenci Aland, tidak! Tapi ia kecewa, merasa bahwa Aland belum memprioritaskan dirinya. Harapan yang pernah ia taruh dan hatinya yang kini mulai tercicil seakan pupus tanpa pundi-pundinya.

"Ella, kau sudah bangun?" suara Aland membuat Ella ingin menangis sekencang-kencangnya tapi ia menahannya sekuat tenaga.

"Ella kau kenapa? Ceritalah aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau kau cerita," kata Aland mencoba merangkul Ella.

Tapi balasan dari Ella membuatnya terkejut tak karuan, Ella baru saja menepis tangannya dan menampar wajahnya keras.

"Kau jahat!" ucap Ella memukuli dada Aland. Aland menghela nafas menyerah, ternyata benar, Ella sudah tahu apa yang ia coba perbaiki selama ini.

"Ella dengar dulu."

"Kau berbohong!" teriak Ella.
"Kau bilang kau cinta padaku tapi nyatanya kau bahkan tidak menganggapku!"

"Ella aku mencoba memperbaikinya sebelum kau tahu ..."

"Lalu setelah itu, kau juga tidak akan cerita padaku 'kan," lirih Ella sesenggukan.

"Aku juga lelah, Ella!"
"Aku tidak tahu harus cerita pada siapa karena semua orang sama saja menganggapku berengsek!"

"Tapi aku tidak menganggapmu seperti itu Aland, aku mencintaimu," kata Ella kembali memeluk kakinya.

"Ella kau juga tahu betapa aku mencintaimu 'kan, aku tidak mau kau membenciku setelah tahu aku suka membuat orang lain menderita," sahut Aland merengkuh kedua pipi Ella, matanya kini ikut berkaca-kaca.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau tidak pernah membunuh! Kau hanya mengurung dan menyiksa mereka itupun karena kesalahan mereka"
"Aku tahu itu juga salah tapi setidaknya kau tidak pernah melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh Tuhan."

Hati Aland seakan ditikam kemudian diremas dan dibumbui dengan asam. Ia terluka, bukan ... bukan karena ia menyesal melakukan hal yang tidak baik tapi ia terluka melihat gadisnya begitu sakit karena kesalahan yang ia perbuat.

"Maafkan aku," cicit Aland meraih tangan Ella.

"A-aku bahkan tidak tahu apakah kita masih bisa bersama," lirih Ella masih tetap sesenggukan.

"Jangan bilang seperti itu!" bentak Aland marah.

"Kau tidak bisa mempercayaiku Aland, kau terlalu tertutup," jawab Ella.

"Kau milikku selamanya milikku!" sentak Aland.
Aland menarik leher Ella dan kemudian melumat bibir gadis itu. Tak hanya itu, karena Ella berusaha menolak ciuman itu Aland menggigit bibir bawah Ella hingga mengeluarkan cairan merah. Ella yang kesakitan pun membuka mulutnya dan Aland kembali melumat bibir gadis itu secara paksa.

Beberapa menit kemudian, Aland melepas bibirnya dan membiarkan Ella mengambil nafas. "I trust you," bisik Aland mencium telinga Ella dan kemudian memeluk badan mungil di depannya itu erat jangan lupakan tangan Ella yang meremas kemeja hitam Aland.

***

Ella menatap dirinya di depan cermin, bibirnya bengkak karena ulah Aland dan di lehernya juga terdapat beberapa tanda yang juga dibuat oleh Aland. Matanya memerah karena menangis dan pening di kepalanya membuat Ella ingin berteriak kesal.

You're Mine [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang