Chapter 25

2K 119 2
                                    

Yoyoyooo
Seperti biasaaa, vote duluu oke??

Jangan lupa spam komennn

Happy reading

****

Srrk
Pisau kecil itu berhasil menusuk perut kiri Aland. Aland memegangi perutnya yang mengeluarkan darah sambil berusaha menangkis serangan para pengawal Aaron.

Merasa kewalahan Aland menekan jam tangannya yang akan langsung terhubung dengan milik Lucas.

"Stop!" teriak Aaron tiba-tiba. Tanpa butuh waktu lama para pengawal tersebut berhenti menyerang Aland.

Aaron mendekati Aland dan menendang perut Aland yang tertusuk hingga Aland tersungkur ke tanah.

"Kalau kau masih ingin hidup turuti saja permintaanku," bisik Aaron kemudian terkekeh merasa menang.

"Sampai mati pun, aku tidak akan mendengarkanmu," balas Aland tanpa ada sedikitpun rasa takut.

"Berengsek!" teriak Aaron seraya memijak jari-jari Aland kuat walaupun begitu Aland berusaha untuk tidak terlihat lemah.

"Hajar dia!" teriak Aaron dan para pengawalnya kembali menyerbu Aland, Aland tidak kuat lagi, ia hanya bisa menangkis beberapa serangan. Karena ketika ia menangkis dari kiri, serangan dari kanan datang, begitupun sebaliknya.

Tiba-tiba kumpalan gas berwujud asap yang bisa menghalangi penglihatan manusia, kumpalan tersebut semakin banyak hingga tak seorangpun di antara mereka yang bisa melihat satu dengan yang lain.

Di kesempatan itu, seseorang menarik Aland menjauh dari sana dan membawanya masuk ke dalam mobil. Ya, orang itu adalah orang kepercayaan Aland, Lucas.

"Tuan, maaf saya terlambat," ucap Lucas khawatir.

Aland hanya menggunakan isyarat tangannya sebagai jawaban dan tak butuh lama mansion Aaron tiba-tiba meledak dan Lucas segera menjalankan mobilnya sebelum asap ledakan ikut mereka hirup.

Lucas tidak membawa Aland ke rumah sakit maupun ke mansionnya karena di rumah sakit akan banyak paparazi dan di mansion 'tidak ada yang bisa menjamin semua pelayan di sana tidak menyebarkan berita ini kan? Jadi untuk menghindari hal tersebut Lucas membawa Aland ke villa di mana tak seorangpun yang mengetahui tempat tersebut kecuali Aland, Lucas, dan kakeknya yang sudah meninggal.

Sampai di villa, Lucas membantu Aland masuk ke dalam dan langsung membersihkan luka tusukan itu serta membalutnya. Lucas sampai meringis melihat semua luka di sekujur tubuh Tuan 'nya itu.

"Bagaimana dengan 'dia?" tanya Aland.

"Nona sudah sampai di mansion, dan saya menyuruh Edward dan Emily untuk mengawasinya Tuan," jawab Lucas.

***

"Edward, apa Aland baik-baik saja?" Ella bertanya sambil berjalan mondar-mandir di kamar Aland. Ia tidak bisa tenang selama belum melihat Aland.

"Tuan pasti baik-baik saja, Nona," jawab Edward berdiri di dekat pintu.

"Tidak! Aku tidak bisa diam saja," teriak Ella marah. Ia lantas meraih ponselnya di nakas tempat tidur dan mulai menelepon Aland, orang yang membuatnya khawatir.

Aland, ayo angkat! batin Ella marah.

Untuk yang ke-empat kalinya akhirnya orang yang dikhawatirkan mengangkat dan berbicara. "Halo, Ella."

"Aland! Kau di mana? Sesuatu terjadi padamu?" teriak Ella marah melalui telepon.

Aland di seberang sana tersenyum mendengar suara Ella yang gemetar karena khawatir. "Aku baik-baik saja."

You're Mine [Lengkap✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang