Happy reading!
***
9 bulan setelah keduanya berpacaran, Mark segera mempersiapkan hal-hal yang harus ada ketika hendak melamar pujaan hatinya. Urusan dekorasi rumah atau gedung belakangan, yang paling penting adalah cincin. Lagipula ini masih acara lamaran bukan resepsi pernikahan. Mark pun tak ada niatan untuk mengadakan resepsi pernikahan dengan banyak tamu undangan dan mewah. Cukup pesta kebun dan dihadiri oleh keluarga kedua mempelai itu sudah cukup.
H-1 sebelum acara pernikahan mereka, Mark memutuskan untuk meninjau langsung lokasi yang akan digunakannya untuk resepsi. Undangan sudah disebar 4 hari sebelumnya, tak seperti undangan kebanyakan, Mark dan Renjun memilih untuk membuat undangan mereka sesimpel mungkin yang tidak memuat tulisan terlalu banyak sekaligus untuk menekan biaya yang harus mereka keluarkan.
Dengan latar belakang berwarna cream dan ditambahkan sedikit lukisan bunga di bagian tengahnya, undangan mereka sudah siap dan tinggal ditambahkan keterangan siapa yang menikah, tempat, tanggak dan waktu saja. Waktu itu mereka sedang berada di cafè, niatnya sih untuk minum kopi bersama sekaligus rapat berdua mengenai progres pernikahan mereka. Tugas pun dibagi, Mark bertugas untuk menyewa villa, mencetak undangan dan souvenir. Sedangkan Renjun bertugas untuk memikirkan konsep pernikahan, catering serta jas yang akan digunakan.
Hari ini Mark menyempatkan diri untuk memeriksa lokasi. Dekorasi pasti sedang dipasang dan ia berharap sore ini hingga besok, hujan tak datang. Pukul 2 siang ia sampai di lokasi, para crew wedding organizer yang ia sewa sudah mulai sibuk menata bagian aula gedung. Renjun meminta untuk mendominasi warna putih pada dekorasi pernikahan mereka dan banyak bunga-bunga serta perpaduan kayu supaya terlihat lebih segar.
"Eh, Pak! Udah sampai aja, saya kira bakalan datang jam 3 atau habis ashar," sapa seorang laki-laki. Ia merupakan pemilik wedding organizer yang Mark sewa, pak Irean atau Mas Reanㅡitu kalau Mark dan Renjun yang memanggil.
"Iya, Mas! Saya sengaja kesini sendirian. Nggak ngabarin Renjun juga, mau lihat kaya gimana ribetnya di lokasi," jawab Mark dengan senyum lebar.
Rean tertawa kemudian ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, "Ya begini, Pak! Kalau H-1 crew pasti sibuk banget. Dari jam 10 sudah ada yang standby di sini buat bawa-bawain properti dekorasi," Irean menunjuk para crewnya yang sedang memasang kain-kain serta hiasan lain pada tiang penyangga buatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Future📍 Markren ✔️
Fanfic[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH ] Semua orang tau Mark adalah laki-laki yang paling diminati. Ia tampan, pintar, cakap dan ramah. Tapi dibalik semua sifat sempurnanya, ada kejelekan yang tersembunyi. Mark tidak pernah makan t...