Btw, usia Jihoon disini saya ganti ya. Sama-sama 00 line kaya Renjun.
***
"Gue nggak tahan."
"Hㅡhah?!"
"Mark?! Heh! Kamu kenapa bengong di depan pintu kamar?!"
BUK!
Mark menangkap bantal yang Renjun lemparkan pada wajahnya barusan sebelum jatuh ke lantai kamarnya. Laki-laki itu mendengus sebal. Ternyata hanya halusinasi kotor Mark saja.
"Bangun dong! Ngapain bengong di depan pintu kaya patung?!" omel Renjun yang risih sejak tadi diperhatikan oleh Mark dengan mata sayu dan bibir yang sedikit terbuka.
"Kamu tuh ya natap aku gitu banget! Pasti lagi mikir hal-hal yang jorok ya?!" tuding Renjun yang membuat Mark membelalakkan matanya panik.
"Ngㅡnggak! Kata siapa?! Ngapain juga mikirin hal jorok tentang lo?!" elak Mark. Padahal sejak tadi pikirannya sudah berfantasi yang aneh-aneh terhadap Renjun.
"Halah! Nggak usah bohong, Pak Direktur! Emang kamu tuh nggak di masa lalu, nggak di masa depan sama aja mesumnya," cibir Renjun tanpa menoleh ke arah Mark. Ia masih sibuk melipat pakaian laki-laki itu di atas ranjang.
Mark melangkah masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintunya. Ia berjalan mendekati Renjun. "Ren, katanya lo di masa depan bakalan jadi istri gue, masa gue nggak boleh make lo?"
Renjun mendongak dan menatap Mark dengan pandangan datar, "Bahkan pas kita pacaran pun kamu nggak pernah berani buat nyentuh aku dan kita ngelakuin hubungan seks benar-benar setelah menikah. Paham, Pak?" balas Renjun yang sedikit terselip nada sarkas di sana.
Mark mendengus, rencananya gagal lagi buat melepaskan hawa nafsu. Renjun kembali melipat pakaian Mark kemudian diletakkan di dalam lemari.
"Kamu kapan mau jadi manusia bersih dan rapi? Kamar kamu pas awal aku liat lebih mirip kaya kandang sapi dari pada kamar manusia," ujar Renjun tanpa menatap Mark yang sedang melepaskan dasi juga ikat pinggangnya.
"Gue mana sempet sih beres-beres rumah segede ini. Minggu aja gue pake kerja," balas Mark yang membelakangi Renjun.
Si Manis berbalik, "Minggu kerja? Kerja apa?"
"Kerja tidur."
PAK!
Renjun menepak kepala belakang Mark cukup keras sehingga laki-laki itu meringis sambil mengusap kepala belakangnya.
"Woy! Main tepak-tepak aja! Nggak sopan lo! Gue lebih tua nih dari lo!" sewot Maem.
"Kamu pikir aku peduli, Pak Direktur?" balas Renjun sambil tersenyum culas.
Mark tidak bisa menjawab, ia hanya menatap Renjun dengan pandangan kesal. Kemana sifat dan sikap anggun dan bertutur kata lembut seperti saat pertama kali ia datang? Kenapa Renjun berubah jadi bermulut tajam, judes dan kasar begini?
Mark memilih tidak merespon ucaoan Renjun, ia meneruskan untuk mengganti pakaiannya.
"Dasinya digantungin."
"Ikat pinggangnya taro di belakang pintu, cantelin."
"Mark, kemejanya masukkin ke dalam keranjang baju kotor. Ada di dekat kamar mandi."
"Mark, celananya ya tolong ditaro di keranjang. Jangan di lantai, nanti aku buang celanamu!"
"MARK! JANGAN NAIK KE KASUR! MANDI DULU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Future📍 Markren ✔️
Fanfic[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH ] Semua orang tau Mark adalah laki-laki yang paling diminati. Ia tampan, pintar, cakap dan ramah. Tapi dibalik semua sifat sempurnanya, ada kejelekan yang tersembunyi. Mark tidak pernah makan t...