Bab 11 sudah saya update, sila scroll ke atas ya.
***
BRAK!
"MARK! ASTAGA! INI RUMAH ATAU KANDANG KUDA?!" seorang wanita berseru di pintu utama rumah milik Mark. Matanya membelalak melihat rumah anak bungsunya sangat amat berantakan seperti tidak pernah dirapikan sejak lama.
"Mana lagi itu anak?! Harus dijewer dulu telinganya!"
Wanita itu masuk ke dalam rumah dan segera menaiki lantai dua rumah Mark. Pintu kamar Mark dibuka dengan kasar, tidak peduli dengan pemilik kamar yang terbangun.
"HEH! BANGUN NGGAK?!"
PLAK!
PLAK!
PLAK!
"MARK! AYO BANGUN! UDAH SIANG, MASIH AJA TIDUR! GIMANA MAU DAPAT JODOH, KERJAANNYA TIDUR TERUS!!!"
Wanita itu terus berteriak sambil membereskan beberapa barang yang tercecer di lantai. Tangannya tidak bisa diam begitu saja saat melihat kamar anak bungsunya ini berantakan seperti kandang kuda atau mungkin kandang babi. Wanita itu menyibak hordeng sehingga tidur Mark terganggu.
"Renjun?!" Mark refleks terbangun saat tirai dalam kamarnya dibuka. Pikirannya langsung tertuju pada Renjun.
"Renjun? Siapa Renjun?" tanya wanita itu balik. Ia menatap Mark dengan pandangan aneh.
Mark mengerang kesal, "Ah mama! Ngapain sih kesini pagi-pagi?!" ia kembali mengomel dengan suara seraknya. Laki-laki itu bangun dari tidurnya kemudian mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan jadi makin berantakan. "Mandi kamu, Marko! Masa anaknya bapak Hariyadi bangunnya siang?!" mamanya itu sibuk memukul-mukul tubuh Mark yang masih tertutup selimut dengan menggunakan bantal.
"ADUH! IYA, IYA, INI MARKO BANGUN!" Mark berteriak sebal kemudian menyibak selimutnya. Mark menatap mamanya dengan pandangan malas kemudian ia berdiri sambil merenggangkan tubuhnya, "Mama ngapain kesini pagi-pagi?"
"Ya biasanya juga gitu kan? Kamu lupa, sekarang kan udah akhir bulan. Jadwalnya mama buat ngecek kamu," balas sang mama, Irene. Mark menghela napas, "Mark baik-baik aja, ma. Mama nggak perlu khawatir, Mark....makan dengan baik kok," balas Mark dengan nada menggantung di akhir kalimatnya. Pikirannya tiba-tiba melayang pada sosok Renjun yang sekarang tidak tau ada dimana.
"Baguslah kalau kamu makannya bener, nggak dikasih ayam lagi kan sama Jihoon? Sekarang mandi gih, mama ke bawah. Kita sarapan bareng!" titah Irene lalu berbalik hendak meninggalkan kamar anak semata wayangnya.
"Ma!" suara Mark menahan kepergian Irene dari kamarnya.
"Apa?"
"Mama ... ada kenalan gitu yang punya anak cowok terus manis, masih lajang?" tanya Mark hati-hati. Irene menatap Mark dengan pandangan aneh. Kenapa tiba-tiba anaknya bertanya soal cowok manis yang lajang?
"Kamu kebentur apa nanyain cowok jomblo? Udah punya Jihoon juga, masih aja ngelirik cowok manis yang lain. Emang Jihoon kurang?" balas Irene kemudian melengos pergi begitu saja.
Mark terbengong kemudian segera menyusul mamanya yang sudah berjalan menuruni tangga, "Nggak gitu, ma! Marko sama Jihoon udah putus dari kemarin! Lagian Jihoonnya juga mau nikah sama orang lain!" ujar Mark yang berjalan menuruni tangga untuk menyusul Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Future📍 Markren ✔️
Fanfiction[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH ] Semua orang tau Mark adalah laki-laki yang paling diminati. Ia tampan, pintar, cakap dan ramah. Tapi dibalik semua sifat sempurnanya, ada kejelekan yang tersembunyi. Mark tidak pernah makan t...