🍂 O6 🍂

8.2K 1.2K 81
                                    

"Bro, pacar lu nunggu di kantor noh," ujar Lucas pada Mark yang baru saja kembali dari toilet.

Mark berhenti tepat di depan Lucas, "Pacar? Siapa pacarnya siapa?" tanya Mark keheranan.

"Si Jihoon, pacar lu. Lupa?" balas Lucas yang membuat Mark mengerutkan kening. Sejak kapan ia balikan sama Jihoon? Bukannya dia putus pas kejadian waktu dia disiram cola?

"O---oh gitu, yaudah gue masuk dulu," balas Mark yang hanya diangguki oleh Lucas kemudian pria itu pergi setelah menepuk pundak Mark.

"Gue kira Jihoon lupa sama gue," gumam Mark.

Ia berjalan memasuki kantornya yang berada di ruang 7. Mark membuka pintu cokelat dan langsung terlihat Jihoon yang sedang duduk di sofa sambil memainkan gadgetnya.

Si Gembul mendongak untuk menatap Mark kemudian tersenyum, "Hai, Mark," sapanya.

"Oh Jihoon, kenapa dan ada perlu apa sampe dateng kesini?" tanya Mark basa-basi. Ia terus berjalan menuju mejanya melewati Jihoon yang sedang duduk di sofa.

Jihoon bangkit dari sofa dan duduk di kursi tepat di depan meja Mark, "Kamu ada waktu hari ini?" tanyanya.

"Hmm ada sih, kenapa?" jawab Mark.

"Kita lunch bareng di restoran biasa ya. Sekalian ada yang mau diomongin sama kamu," ujar Jihoon tanpa melunturkan senyumannya.

Mark melirik ke arah jam tangannya, 1 jam lagi pukul 12 siang. Ia mengangguk menyetujui permintaan Jihoon. "Oke, perlu aku jemput nggak?"

"Nggak usah, aku tunggu di tempat aja. Thanks ya, Mark," balas Jihoon kemudiam pemuda itu bangkit dari duduknya. Ia berjalan mendekat dan mengecup pipi Mark sekilas, itu adalah salah satu kebiasaan yang biasa mereka lakukan saat hendak pamit. "Aku pergi dulu ya, see you."

Jihoon pergi meninggalkan Mark yang tengah mematung karena barusan dicium olehnya. "Astaga, Renjun!" seakan tersambar geledek, ia mendadak berteriak sambil memegangi pipinya yang barusan dicium Jihoon.

Kemudian otaknya malah memikirkan Renjun yang berada di rumah. Mark seakan habis khilaf kemudian ia ingat istri di rumah.

Oh ... jadi Mark sudah menganggap Renjun sebagai istrinya?


***

Lagi-lagi restoran cepat saji yang mereka datangi dan lagi-lagi itu ayam. Jihoon benar-benar menjalani hidup dengan pola tidak sehat sama sekali. Sebenarnya Jihoon bosan nggak sih makan ayam terus?

Mark duduk di hadapan Jihoon dengan 2 gelas cola dan 1 burger extra large milik Jihoon. "Apa yang mau kamu omongin?" tanya Mark penasaran.

"Kemarin aku ketemu ayah dan aku udah bicara sama dia perihal kelanjutan hubungan kita, Mark," balas Jihoon dengan semangat. Sedangkan Mark hanya meringis. Beberapa kali mereka memang membahas ini tapi akhirnya selalu saja ayah Jihoon tidak setuju dengan Mark. Ia bilang kalau Mark seumuran untuk anak semata wayangnya.

Hey! Tidak masalah seumuran, asalkan uangnya banyak! Kan makmur, siapa juga yang akan menolak?

"Kita bukannya udah sering ngomongin soal ini?" ujar Mark yang juga sudah lelah dengan pembicaraan mereka tentang restu dan pernikahan.

"Emang udah sering tapi kali ini aku berhasil! Aku berhasil ngeyakinin ayah soal kamu!" seru Jihoon dengan semangat.

"Ayahmu bilang apa emang?" tanya Mark dengan suara yang tidak bersemangat.

From The Future📍 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang