Bagian 8

8.8K 925 53
                                    

Haechan mengambil kunci motornya yang ada di meja dekat rak sepatu,

"Mau kemana dek?" tanya Ten,

"Balapan Ma," jawab Haechan, ia mengambil sepatu converse miliknya lalu memakainya,

"Jangan kepagian pulangnya, jam 12 mentok ya Dek," ucap Johnny yang ada di ruang tamu untuk menghabiskan waktu dengan bermain catur bersama Hendery.

"Iya Pa," jawab Haechan. Sang Mama terlihat memperhatikan Haechan yang memakai sepatu, berdiri tak jauh dari anaknya,

"Kenapa Ma? Ada kesan pesan sebelum gue berangkat?" tanya Haechan, mendengar pertanyaan itu dari anaknya membuat Ten tersenyum, ia kemudian memberikan sebuah kecupan pada kening Haechan,

"Nggak harus menang, yang penting jangan luka, awas aja," pesan Ten.

"Ah elah, dia mah tahan banting kali Ma," ucap Hendery.

Haechan mencibir,

"Bilang aja lo iri karna gue dicium kening sama Mama, wle! Udah ya, adek berangkat. Bye Ma, Pa, bye titisan setan," selepas pamit Haechan langsung keluar dari pintu, motornya sudah menunggu di halaman. Hendery hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan sang adik, dalam hati dia berniat untuk membakar koleksi komik Haechan besok,

Haechan mengendarai motornya menembus angin malam yang terasa dingin, ia sudah mengabari Jeno jika dia sudah di jalan dan mereka akan bertemu di depan rumah ketiga dari utara rumah Jeno.



Dan benar saja, ketika Haechan sampai disana terlihat Jeno sudah menunggu. Dengan hoodie abu-abu dan celana jeans hitamnya, ah pemuda itu juga memakai topi hitam.

Jeno naik ke motor, seperti biasa Haechan yang membonceng Jeno. Karena jujur saja kalau Jeno belum pernah belajar naik motor, lain kali Haechan harus mengajari Jeno naik motor, agar tidak selalu dia yang membonceng. Kan Haechan mau dibondeng Jeno juga!

Haechan datang ke arena balapnya yang biasa, Lucas dan Jaemin sudah ada disana lebih dahulu. Biasanya mereka akan berkumpul dengan anak-anak yang lain, beberapa teman SMP.

"Eh, pak bos udah dateng aja," ucap Jaemin ketika melihat Haechan yang menghentikan motornya di dekat mereka.

Jeno turun dari motor, kemudian Haechan menatap teman-temannya,

"Lawan lo hari ini nggak berat kok Chan, cuman si Bangchan aja," ucap Jaemin, mendengar itu Haechan bergunjing dalam hati, ia membuka helmnya lalu turun untuk ikut duduk bergerumbul dan berbincang dengan teman-temannya. Jeno tidak ikut duduk, dia juga tak terlalu mengerti pembicaraan anak-anak yang bergerumul itu,

Namun Jeno merasa risih, seolah ada orang yang sedaritadi memperhatikannya. Jadi Jeno mengedarkan pandangannya ke segala arah dan dia menemukannya,

Seorang pemuda yang memperhatikannya, Jeno menyipitkan matanya untuk melihat siapa pemuda itu, dan ketika dia melihatnya dengan jelas Jeno langsung tahu siapa sosok itu.

Zhong Chenle,

Orang yang mengaku menyukai Jeno hingga meneror Jeno selama satu tahun semasa SMP kelas tiga, dan itu jelas membuat Jeno mengalami trauma yang bersangkutan dengan stalker.

Tatapan keduanya bertemu, Jeno langsung mengalihkan pandangannya, namun Chenle sudah berjalan menghampirinya. Sebisa mungkin Jeno menghindar, dia bahkan memilih untuk duduk berjongkok disebelah Haechan dan berpura-pura bergabung dengan pebicaraan, tapi sia-sia saja ketika Jeno merasakan sebuah tepukan di bahunya.

"Loh Chenle, ngapain?" Haechan merasakan kehadiran orang lain, ia langsung menoleh dan ketika ia melihat tangan Chenle yang bertanggar di bahu Jeno, Haechan langsung menampik tangan Chenle dan bertanya demikian.

LOVE HOLIC (NOHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang