Pagi ini cuaca begitu cerah, mendukung suasana hati Haechan yang berbunga-bunga. Sembari menuruni tangga, Haechan bernyanyi dengan suara lembut yang dimilikinya, warisan dari Ten katanya.
"Cerah amat muka lu," ucap Hendery yang juga menuruni tangga, lantas Haechan menatap kakaknya itu yang memasang wajah berlawanan dengannya, tak ada senyum ataupun keceriaan disana seperti biasa.
"Jelek amat muka lo bang," ucap Haechan sebelum dia berlari menjauh karena tahu jika Hendery sudah memiliki kantung mata yang sangat kentara, itu artinya Hendery sedang dalam mode senggol bacok karena sudah lelah diganggu pula sama adik macam jelmaan setan."Loh Jeno nya mana dek?" tanya ten ketika tidak melihat kehadiran Jeno,
"Oh, masih ganti baju Ma," Haechan mengambil satu potong roti yang sudah diolesi selai strawberry oleh sang Mama,
"Berangkat pagi Ma, mau kerumah Jeno dulu," ucap Haechan sebelum berlalu begitu saja,
"Jen! Buruan!" teriaknya ketika diruang tamu, dan beberapa detik kemudian pintu kamar Haechan terbuka, menampilkan sosok Jeno yang sudah rapi dengan baju yang dia gunakan kemarin.
"Nih, makan di jalan ya, nanti kalo mau sarapan mampir aja buat beli makan. Haechan yang bayar," ucap Ten sembari memberikan satu roti berisi selai kacang pada Jeno. Baru kemudian Jeno pamit pada Ten dan menyusul Haechan yang sudah menunggu di depan.
Selama sisa perjalanan Jeno tidak mengajak Haechan mengobrol, hanya membiarkan Haechan mengoceh sepanjang perjalanan meskipun Jeno juga tidak tahu apa yang sedang Haechan bahas karena demi Tuhan Haechan membawa motor layaknya di track balapan! Bagaimana Jeno bisa menjawab kalau dia sendiri sedang berusaha menenangkan dirinya?!
Begitu sampai di depan rumah Jeno, Haechan yang mengetuk pintu dan menyambut Taeyong dengan ucapan selamat pagi.
"Jen-""Ashhhhh jangan manggil nama Jeno, ada tamu tuh disuruh masuk dulu," ucap Haechan memotong ucapan Taeyong yang hendak memarahi Jeno. Taeyong mendengus, ia lantas membuka pintu lebih lebar dan membiarkan Haechan dan Jeno masuk,
"Baru pulang kamu? Berani kabur?" tanya Jaehyun yang berada di ruang tamu, pria itu habis memarahi Sungchan yang begitu lambat dalam memahami matematika. Haechan menatap Sungchan yang terlihat menunduk dengan beberapa tetes air mata membasahi celana seragam SMP-nya. Lantas Haechan duduk disebelah Sungchan,
"Gece lo Jen, ambil tas sama ganti baju," suruh Haechan, mendengar itu Jeno hanya mengangguk dan berjalan menuju ke kamarnya. Jaehyun menatap Haechan yang tengah merangkul pundak Sungchan, Jaehyun benar-benar tak suka dengan Haechan, hanya karena kekuasaan Ayahnya, pemuda itu seperti menginjak-nginjak harga diri Jaehyun.
"Biasa aja natepnya, takut anak lo yang ini gue sesatin juga?" tanya Haechan dengan senyum meremehkannya di akhir.
"Tenang aja, gue gabakal ajak dia. Tunggu aja dia sampe' masuk RSJ gara-gara lo, liat perbandingan antara Jeno sama Sungchan nantinya, biar lo sadar kalo mental anak itu gabisa dimainin," ucap Haechan.
"Denger ya, bukan karna kedudukan Ayah kamu itu kamu bisa bertindak seenaknya sendiri sama saya bocah. Saya tau apa yang saya lakukan ke anak-anak saya," balas Jaehyun.
"Tau? Cih, lo abis mukul Sungchan kan gara-gara gabisa lampiasin ke Jeno? Udahlah, gue capek urusan sama lo yang udah ngerasa bener," Haechan berdiri, ia lantas berjalan ke kamar Jeno, menyisakan Jaehyun dengan amarah yang memuncak dan ingin sekali memukul kepala Haechan. Tapi tentu saja itu tak akan terjadi, Johnny adalah orang yang kejam jika kalian mengenal Johnny lebih dalam dan Jaehyun yang tahu akan itu tidak ingin mencari gara-gara.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE HOLIC (NOHYUCK) END
أدب الهواةCinta akan mengubah cara pandang seseorang terhadap dunia. Lee Jeno dan Seo Haechan. Adalah 'ying' dan 'yang' yang pada akhirnya bersatu untuk mencari arti kehidupan bagi mereka. Haechan yang selalu bebas dan Jeno yang dipanggil 'sempurna' itu ju...